Kemenko PMK: Tiga Kapasitas Penting Hadapi Bencana Alam


Ilustrasi. (Antaranews)
MerahPutih.com - Asisten Deputi Tanggap Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Nelwan Harahap mengatakan, terdapat tiga kapasitas yang harus dibangun masyarakat dalam menghadapi bencana alam.
"Pertama, bagaimana kita membangun kesadaran di dalam masyarakat," kata dia saat menjadi salah satu narasumber terkait mitigasi bencana alam di Jakarta, Sabtu (7/9).
Baca Juga:
Bagaimana Potensi Bencana Alam di Ibu Kota Baru Menurut Kajian BNPB?
Ia mengatakan, setiap masyarakat di Tanah Air harus memiliki kesadaran tinggi bahwa berada di daerah yang rawan bencana alam dengan risiko sedang hingga tinggi.

Di satu wilayah, tidak hanya terdapat satu risiko bencana alam, namun juga berpotensi terjadi bencana alam lainnya. Kemudian yang kedua yaitu masyarakat harus meningkatkan kapasitas terkait pengetahuan tentang kebencanaan.
Pengetahuan ini ditujukan agar setiap orang mengetahui langkah yang mesti dilakukan saat terjadi bencana alam. Bahkan, Kemenko PMK menilai banyaknya korban jiwa dalam bencana alam disebabkan kepanikan masyarakat.
"Pembunuh terbesar dari bencana itu bukan karena peristiwanya, tapi disebabkan diri kita sendiri yang tidak siap menghadapinya," ujar dia dilansir dari Antara.
Oleh karena itu, masyarakat harus mengetahui langkah yang perlu dilakukan saat terjadi bencana alam dan memahami segitiga kehidupan sebagaimana yang sering dipaparkan oleh Basarnas.
Baca Juga:
Sembuhkan Luka Psikis Korban Bencana Alam di Palu dan Donggala
Terakhir, untuk meminimalisir korban jiwa saat bencana alam, masyarakat harus menguatkan kapasitas kearifan lokal dan membangun komunikasi secara cepat. Karena, 'Golden Time' saat peringatan dini hanya berkisar lima menit hingga lima jam serta tergantung jenis bencananya.
"Dalam penelitian, penyelamatan saat situasi bencana itu 96 persen dilakukan oleh korban dan komunitasnya," kata dia.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu membangun jejaring sosial dan saling mengingatkan bila terjadi bencana alam. Sebagai contoh, program Dasawisma yang terdiri dari 10 rumah terdekat saling berkoordinasi saat terjadi musibah. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut

166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep, Fokus Penanganan Bencana Kini Beralih ke Kaji Cepat dan Penyaluran Bantuan Logistik

Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas

BMKG Catat Ada 24 Gempa Susulan usai Guncangan Magnitudo 5,7 di Banyuwangi

BNPB Langsung Kirim Tim ke Banyuwangi dan Situbondo Usai Gempa Magnitudo 5,7

Gempa Bumi Dengan Magnitudo 5,7 Landa Pulau Bali

Warga Lanjut Usia Ditemukan Tak Bernyawa di Lantai Dasar Akibat Topan Ragasa

Super Topan Ragasa Jebol Bendungan di Taiwan, 14 Tewas dan Ratusan Orang Hilang

Siklon Tropis Bualoi Berpotensi Picu Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi di Indonesia Timur

Topan Super Ragasa Mengamuk di Hong Kong, Ratusan Pohon Tumbang, Atap Beterbangan, Kota Lumpuh
