Kemenko PMK: Tiga Kapasitas Penting Hadapi Bencana Alam

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Minggu, 08 September 2019
Kemenko PMK: Tiga Kapasitas Penting Hadapi Bencana Alam

Ilustrasi. (Antaranews)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Asisten Deputi Tanggap Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Nelwan Harahap mengatakan, terdapat tiga kapasitas yang harus dibangun masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

"Pertama, bagaimana kita membangun kesadaran di dalam masyarakat," kata dia saat menjadi salah satu narasumber terkait mitigasi bencana alam di Jakarta, Sabtu (7/9).

Baca Juga:

Bagaimana Potensi Bencana Alam di Ibu Kota Baru Menurut Kajian BNPB?

Ia mengatakan, setiap masyarakat di Tanah Air harus memiliki kesadaran tinggi bahwa berada di daerah yang rawan bencana alam dengan risiko sedang hingga tinggi.

Ilustrasi. (bmkg.go.id)
Ilustrasi. (bmkg.go.id)

Di satu wilayah, tidak hanya terdapat satu risiko bencana alam, namun juga berpotensi terjadi bencana alam lainnya. Kemudian yang kedua yaitu masyarakat harus meningkatkan kapasitas terkait pengetahuan tentang kebencanaan.

Pengetahuan ini ditujukan agar setiap orang mengetahui langkah yang mesti dilakukan saat terjadi bencana alam. Bahkan, Kemenko PMK menilai banyaknya korban jiwa dalam bencana alam disebabkan kepanikan masyarakat.

"Pembunuh terbesar dari bencana itu bukan karena peristiwanya, tapi disebabkan diri kita sendiri yang tidak siap menghadapinya," ujar dia dilansir dari Antara.

Oleh karena itu, masyarakat harus mengetahui langkah yang perlu dilakukan saat terjadi bencana alam dan memahami segitiga kehidupan sebagaimana yang sering dipaparkan oleh Basarnas.

Baca Juga:

Sembuhkan Luka Psikis Korban Bencana Alam di Palu dan Donggala

Terakhir, untuk meminimalisir korban jiwa saat bencana alam, masyarakat harus menguatkan kapasitas kearifan lokal dan membangun komunikasi secara cepat. Karena, 'Golden Time' saat peringatan dini hanya berkisar lima menit hingga lima jam serta tergantung jenis bencananya.

"Dalam penelitian, penyelamatan saat situasi bencana itu 96 persen dilakukan oleh korban dan komunitasnya," kata dia.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu membangun jejaring sosial dan saling mengingatkan bila terjadi bencana alam. Sebagai contoh, program Dasawisma yang terdiri dari 10 rumah terdekat saling berkoordinasi saat terjadi musibah. (*)

Baca Juga:

5 Alat yang Bisa Membantu Kamu Seusai Tertimpa Bencana Alam

#Bencana Alam
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut
Tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Dwi Astarini - Jumat, 03 Oktober 2025
Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut
Indonesia
166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep, Fokus Penanganan Bencana Kini Beralih ke Kaji Cepat dan Penyaluran Bantuan Logistik
Masyarakat diimbau tetap waspada, tidak panik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 02 Oktober 2025
166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep, Fokus Penanganan Bencana Kini Beralih ke Kaji Cepat dan Penyaluran Bantuan Logistik
Dunia
Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas
Kedalaman gempa berada di sekitar 10 km dan mencatat adanya beberapa gempa susulan, dengan yang terkuat mencapai magnitudo 6.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
  Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas
Indonesia
BMKG Catat Ada 24 Gempa Susulan usai Guncangan Magnitudo 5,7 di Banyuwangi
BMKG mencatat, ada 24 gempa susulan usai guncangan magnitudo 5,7 di Banyuwangi, Jumat (26/9).
Soffi Amira - Jumat, 26 September 2025
BMKG Catat Ada 24 Gempa Susulan usai Guncangan Magnitudo 5,7 di Banyuwangi
Indonesia
BNPB Langsung Kirim Tim ke Banyuwangi dan Situbondo Usai Gempa Magnitudo 5,7
Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk segera hadir di lokasi bencana
Angga Yudha Pratama - Jumat, 26 September 2025
BNPB Langsung Kirim Tim ke Banyuwangi dan Situbondo Usai Gempa Magnitudo 5,7
Indonesia
Gempa Bumi Dengan Magnitudo 5,7 Landa Pulau Bali
Kota terdekat dari pusat gempa itu yakni sekitar 46 kilometer arah timur laut Banyuwangi dan sekitar 125 kilometer arah barat laut Kota Denpasar, Bali.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 25 September 2025
Gempa Bumi Dengan Magnitudo 5,7 Landa Pulau Bali
Indonesia
Warga Lanjut Usia Ditemukan Tak Bernyawa di Lantai Dasar Akibat Topan Ragasa
Otoritas Taiwan melansir, mereka diduga tidak sempat menyelamatkan diri sebelum banjir menerjang.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 24 September 2025
 Warga Lanjut Usia Ditemukan Tak Bernyawa di Lantai Dasar Akibat Topan Ragasa
Dunia
Super Topan Ragasa Jebol Bendungan di Taiwan, 14 Tewas dan Ratusan Orang Hilang
Bendungan Danau Matai’an di Kabupaten Hualien, Taiwan Timur, jebol akibat hujan deras yang dipicu Super Topan Ragasa.
Wisnu Cipto - Rabu, 24 September 2025
Super Topan Ragasa Jebol Bendungan di Taiwan, 14 Tewas dan Ratusan Orang Hilang
Indonesia
Siklon Tropis Bualoi Berpotensi Picu Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi di Indonesia Timur
Siklon Tropis Bualoi berkembang dari bibit siklon 92W di Laut Filipina
Wisnu Cipto - Rabu, 24 September 2025
Siklon Tropis Bualoi Berpotensi Picu Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi di Indonesia Timur
Dunia
Topan Super Ragasa Mengamuk di Hong Kong, Ratusan Pohon Tumbang, Atap Beterbangan, Kota Lumpuh
Dengan topan Ragasa yang mengamuk di kota, aktivitas kota nyaris berhenti total.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Topan Super Ragasa Mengamuk di Hong Kong, Ratusan Pohon Tumbang, Atap Beterbangan, Kota Lumpuh
Bagikan