Kebutuhan Oksigen di RSUP Sanglah Bali Naik 2 Kali Lipat


Tabung oksigen. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Ketersediaan tempat tidur hingga stok oksigen bagi pasien COVID-19 dijamin aman di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, walaupun terjadi peningkatan pasien dan lonjakan kebutuhan oksigen bagi pasien.
Sejak (17/06) atau penambahan kasus yang signifikan, fasilitas kesehatan berupa tempat tidur hingga O2 juga ikut ditambah. Selain itu, setiap hari, RS melakukan pemantauan dan pengawasan secara rutin, untuk menghindari pelayanan yang kurang maksimal.
Baca Juga:
Dari Obat Sampai Oksigen Buat Pasien COVID-19 Bebas Pajak Impor
"Untuk tempat tidur pasien COVID-19 ada 205 unit, ada untuk pasien yang dirawat di ruang ICU dan ada yang non-ICU. Selain itu, untuk O2 kami mempunyai liquid cair dan berupa tabung," kata Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali dr. I Wayan Sudana dalam keterangan persnya di Denpasar, Bali, Jumat (16/7).
Ia menjelaskan, saat ini secara keseluruhan RS Sanglah memiliki 710 tempat tidur pasien. Untuk pasien COVID-19 ada 205 tempat tidur yang terdiri dari dua bagian, pertama untuk pasien COVID yang memerlukan perawatan ICU dan kedua untuk pasien non-ICU.
Untuk ruang ICU, RS Sanglah memiliki 123 tempat tidur dengan keterisian 94 pasien, sehingga kalau dikonversikan tingkat hunian atau Bed Occupancy Rate (BOR) sekitar 76,4 persen.
Pasien yang tidak memerlukan perawatan ICU ada 82 tempat tidur dengan jumlah pasien 61 orang. Jika dikonversikan ke BOR sekitar 74,4 persen. Secara keseluruhan dari total ICU dan non-ICU persentasenya 75,6 persen.
"Untuk mendukung pelayanan tersebut, dibutuhkan dukungan O2. Kami pastikan sampai saat ini di RS Sanglah aman untuk stok O2, karena kami memiliki dua sumber, yakni liquid cair dan gas pakai tabung," katanya.

Ia menjelaskan, untuk jenis liquid cair ada dua tangki dengan pengisian paling lambat setiap dua hari sekali dan persediaanya sampai dua hari ke depan.
Jika dihitung kebutuhan O2 rata-rata 2000-2500 meter kubik dengan jumlah persediaan rata-rata dua kali lipat, 4000-5000 meter kubik, sehingga persediaan oksigen aman dan pendistribusiannya tidak pernah terhalang.
"Kami tetap pantau jangan sampai persediaan ini jadi kurang," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Penimbun Tabung Oksigen di Glodok Raup Ratusan Juta Rupiah
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
