Keberadaan Desa Trunyan Bali di Era Modern


Menuju ke Desa Trunyan harus mengarungi Danau Batur. (Unsplash/Polina Kuzovkova)
BALI yang terkenal dengan ragam wisatanya yang lengkap. Mulai dari pantai, gunung, danau, kuliner, hingga desa wisata. Ini pula yang menjadi ketertarikan dunia. Dibalik gempita dan fokus dunia kepada KTT G20, terdapat satu desa adat di Bali yang bertahan di era modern ini.
Desa Trunyan adalah sebuah desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang memiliki tradisi pemakaman unik. Orang-orang yang meninggal di sana tidak dikubur atau dikremasi, melainkan hanya ditaruh di bawah pohon Taru Menyan. Pohon inilah yang nantinya mampu menghilangkan bau jenazah yang berada di sana.
Baca Juga:
Fakta Menarik GWK Bali, Lokasi Welcome Dinner Kepala Negara G20

Jumlah jenazah yang ditaruh di bawah pohon Taru Menyan tidak boleh lebih dari sebelas orang. Selain itu ada beberapa syarat yang harus terpenuhi diantaranya:
1. Meninggal secara wajar
2. Telah Menikah
3. Anggota tubuh lengkap
Mereka yang meninggal dengan ketentuan di atas akan dimakamkan secara Mepasah (ditaruh di bawah Taru Menyan). Wilayah pemakamannya disebut sebagai Sema Wayah.
Ada dua wilayah lain jika tidak memenuhi ketentuan di atas. Mereka pun akan dikubur. Pertama, Sema Muda untuk anak kecil atau orang dewasa yang belum menikah. Kedua, Sema Bantas untuk yang meninggal secara tidak wajar atau anggota tubuhnya tidak lengkap karena penyakit.
Berkunjung ke desa Trunyan ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi oleh para wisatawan. Misalnya, pertama kamu harus menghormati untuk tidak berbicara kotor. Kedua, kamu tidak boleh mengambil barang apa pun yang berada di Taru Menyan.
Baca Juga:

Asal-usul Desa Trunyan
Pada mulanya, hidup seorang Raja Surakarta. Ia mempunyai empat orang anak yang terdiri dari tiga lelaki dan satu perempuan. Suatu kali, keempat anaknya mengendus bau harum entah dari mana. Si anak bungsu, perempuan mengatakan bahwa bau harum berasal dari timur.
Mereka memohon izin kepada Raja Surakarta untuk mencari bau itu. Sang Raja mengizinkannya. Lalu, mereka berangkat menuju arah timur. Setelah berhari-hari melakukan perjalanan, mereka tiba di Bali. Semakin semerbak baunya, mereka semakin penasaran.
Terdapat intrik dalam perjalanan mereka bertiga. Hingga akhirnya, anak pertama tinggal sendirian. Ia kembali melangkah untuk menuju bau harum itu hingga akhirnya mencapai Pohon Taru Menyan. Di sana ada seorang perempuan yang cantik dan menawan. Anak pertama terpesona hingga memiliki hasrat untuk memilikinya.
Si perempuan setuju dan mereka pun menikah. Kemudian, untuk menjadi seorang pemimpin di situ, anak pertama diberi gelar Ratu Sakti Pancering Jagat. Kelak, ia menjadi dewa tertinggi di Desa Trunyan. Sedangkan si istri mendapatkan gelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar. Kelak, ia menjadi pelindung Danau Batur.
Ratu Sakti Pancering Jagat ingin mengamankan daerahnya dari ancaman pihak luar. Oleh karena itu, ketika ada yang wafat, jenazahnya tidak dikubur melainkan ditaruh di dekat Pohon Taru Menyan. Pohon itulah yang mengaburkan bau jenazah dan mengeluarkan bau harum. Taru berarti pohon dan Menyan berarti harum.
Desa Trunyan dengan segala keindahannya. Terkesan angker dan kental dengan mistis, tapi jangan salah, kamu bisa mendapatkan wisata alam juga.
Salah satu tempat wisata yang menarik di sekitar Desa Trunyan adalah Danau Batur. Sebelum kamu menuju ke Desa Trunyan, pasti akan melewati Danau Batur. Ini adalah salah satu danau di Bali yang terkenal akan keindahannya. Bahkan, keindahannya pun diakui oleh UNESCO dengan menempatkan Danau Batur sebagai Global Geopark Network.
Berada di ketinggian 1050 meter di atas permukaan laut, kamu akan melihat keindahan danau yang berwarna hijau kebiru-biruan. Selain itu, kamu juga bisa menikmati keelokan bukit yang memanjang. Danau Batur adalah tempat yang tepat untuk santai, rileks, dan mencari ketenangan.
Selain dapat healling maksimal, kamu mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman menarik dari Desa Trunyan. Selamat berlibur! (dgs)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
