Kasus Penembakan di Las Vegas Jadi Momentum Pemerintah Perketat Izin Kepemilikan Senjata

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 04 Oktober 2017
Kasus Penembakan di Las Vegas Jadi Momentum Pemerintah Perketat Izin Kepemilikan Senjata

Senjata api. Foto: Ist

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Peneliti Bidang Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Sugandha Nazam mengingatkan, pemerintah Indonesia untuk terus memperketat pemberian izin kepemilikan senjata api. Hal itu dikatakannya menyikapi kasus penembakan brutal yang terjadi di Las Vegas, pada Senin (02 Oktober 2017) waktu setempat.

“Kasus penembakan brutal di Las Vegas jadi momentum tepat pemerintah dalam hal pemberian izin kepemilikan senjata api kepada warganya,” ujar Budi dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, hari ini.

Ia mengatakan, saat ini memang pemerintah Indonesia tidak mengizinkan warga sipil atau institusi di luar TNI/Polri memiliki senjata api. Tetapi sekarang lagi ramai pemberitaan kasus adanya institusi di luar TNI dan Polri yang akan mendatangkan senjata ‘ilegal’ seperti yang disebut panglima TNI.

“Kalau ini benar, maka pemerintah harus bertindak cepat dan tegas untuk meredam serta mencegah hal itu terjadi. Karena kalau dibiarkan, bisa saja kasus penyalahgunaan senjata oleh orang/institusi tertentu, seperti yang ada di Amerika nantinya terjadi juga di Indonesia,” terang Budi.

Ia menuturkan, beberapa jam pasca kejadian penembakan brutal itu, isu tentang pengetatan kepemilikan senjata kembali mencuat, yang salah satunya di suarakan oleh Hillary Clinton.

Meski demikian, tidak sedikit pihak yang menentang ide pengetatan senjata itu. Bahkan, justru mengangkat isu bahwa pelaku adalah keturunan psikopat, dan masalah keamanan hotel yang lemah.

“Karena 10 senjata otomatis bisa lolos masuk kamar, dan lainnya. Untuk kedepannya, pemerintah AS harus lebih berani memutuskan UU Kepemilikan Senjata ini. Jangan sampai keinginan pemerintah untuk mengakomodir hak warga untuk melindungi diri dari kriminalitas dan terorisme, justru di salahgunakan untuk membunuh warga lain yang tidak berdosa,” tandas Budi.

Kehilangan Pamor

Lebih jauh, ia mengatakan, pernyataan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang mengklaim terlibat dalam kasus penembakan brutal di Las Vegas itu, telah dibantah oleh pihak Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat, bahwa ISIS sama sekali tidak terlibat.

“Yang klaim ISIS bertanggung jawab sebenarnya media mereka sendiri, yaitu Amaq news. Cuma hal itu justru dibantah oleh FBI Amerika. He just a lone wolf, not a terorist,” jelas dia.

Ia mengatakan, upaya klaim yang dilakukan ISIS justru ingin menunjukkan bahwa ISIS tengah kehilangan pamor. Sebab di era Presiden Trump saat ini, perhatian pemerintah Amerika Serikat berkurang pada aksi-aksi yang dilakukan ISIS.

“Yang ramai di medsos Amerika sekarang masalah framming pelakunya, bukan teroris. Apalagi dalam konferensi pers yang diadakan Presiden Donald Trump, tidak menyinggung kalau peristiwa penembakan brutal itu dianggap tindakan teroris,” ungkap Budi.

Menurut dia, kasus penembakan brutal itu dapat dilihat dari sudut pandang kepemilikan senjata. Karena itu, sudah saatnya pemerintah Amerika meninjau kembali Undang-Undang (UU) tentang Kepemilikan Senjata di AS.

Kasus Penembakan

Budi menambahkan, dalam 2 tahun terakhir minimal ada 3 kasus penembakan massal yang terjadi di AS. Pertama, tahun 2015 di Detroit ada kasus penembakan yang mengakibatkan 1 korban meninggal dan 9 luka-luka. Kedua, masih di tahun 2015 juga ada penembakan massal di Gereja South Caroline dengan 9 korban meninggal.

“Kasus Las Vegas ini sebagai kasus terakhir dengan korban meninggal sementara 58 orang dan 515 korban luka-luka. Dimana semua itu dilakukan oleh orang lokal,” kata Budi

#Las Vegas #Universitas Gadjah Mada #Pemerintah RI #Senjata Api
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Tegaskan Platform Digital Harus Patuhi Aturan, Jangan Buat Konten DFK yang Bisa Menimbulkan Kegaduhan
esan ini disampaikan dalam diskusi bersama, antara media massa dan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, Wakil Menteri Komunikasi Digital Angga Raka Prabowo, dan Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar, Selasa (26/8).
Frengky Aruan - Rabu, 27 Agustus 2025
Pemerintah Tegaskan Platform Digital Harus Patuhi Aturan, Jangan Buat Konten DFK yang Bisa Menimbulkan Kegaduhan
Indonesia
Pemerintah Diminta Ambil Saham Mayoritas BCA, Komisi XI DPR: Jangan Bikin Gaduh
Pemerintah diminta mengambil saham mayoritas BCA. Komisi XI DPR mengatakan, bahwa hal itu tak perlu dibuat gaduh.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
Pemerintah Diminta Ambil Saham Mayoritas BCA, Komisi XI DPR: Jangan Bikin Gaduh
Indonesia
Alumni UI Harus Dukung Pemerintah Rawat Indonesia Cerah
Alumni UI bisa terlibat langsung menyelesaikan persoalan-persoalan dasar masyarakat, seperti pengangguran, kemiskinan, dan pendidikan yang kurang.
Dwi Astarini - Selasa, 19 Agustus 2025
Alumni UI Harus Dukung Pemerintah Rawat Indonesia Cerah
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
Reuni UGM yang dihadiri Jokowi ramai dibicarakan publik lantaran kegiatan itu disebut sebagai rekayasa.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 06 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
Indonesia
Mengenal Roblox, Game yang Bakal Diblokir Pemerintah karena Dianggap Membahayakan Anak-anak
Roblox akan segera diblokir pemerintah. Game ini dianggap membahayakan anak-anak, karena gameplay-nya.
Soffi Amira - Rabu, 06 Agustus 2025
Mengenal Roblox, Game yang Bakal Diblokir Pemerintah karena Dianggap Membahayakan Anak-anak
Dunia
Penembakan di Incheon, Korea Selatan, Polis Sebut ‘Kejahatan Terencana yang Didorong 'Delusi'
Pelaku percaya bahwa mantan istri dan putranya bersekongkol untuk menjebaknya.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
Penembakan di Incheon, Korea Selatan, Polis Sebut ‘Kejahatan Terencana yang Didorong 'Delusi'
Infografis
The Power of Emak-Emak! Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Dapat Bantuan Dari Pemerintah
Skema yang kini sedang dibahas pemerintah tidak terbatas pada pemberian insentif berupa uang. Pemerintah juga mulai merancang bentuk dukungan bagi perempuan yang menjalankan peran pengasuhan, seperti fasilitas penitipan anak (daycare) hingga penyediaan tenaga perawat untuk lansia. Gimana nih pendapat kamu tentang berita ini
Wiwit Purnama Sari - Kamis, 31 Juli 2025
The Power of Emak-Emak! Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Dapat Bantuan Dari Pemerintah
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Bela Jokowi, Mahasiswa UGM Minta ke Prabowo agar Roy Suryo Ditangkap
Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) akan berbondong-bondong datang ke Jakarta.
Frengky Aruan - Senin, 23 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Bela Jokowi, Mahasiswa UGM Minta ke Prabowo agar Roy Suryo Ditangkap
Indonesia
Jokowi Temui Dosen Akademik UGM di Yogyakarta di Tengah Isu Ijazah Palsu
Diketahui, Jokowi laporkan tudingan kasus ijazah palsu UGM di Polda Metro Jaya.
Frengky Aruan - Rabu, 14 Mei 2025
Jokowi Temui Dosen Akademik UGM di Yogyakarta di Tengah Isu Ijazah Palsu
Indonesia
Ricuh Dua Kelompok di Kemang, Polisi Selidiki Dugaan Penggunaan Senpi
Kericuhan akibat sengketa lahan terjadi di Kemang, Jakarta Selatan.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 30 April 2025
Ricuh Dua Kelompok di Kemang, Polisi Selidiki Dugaan Penggunaan Senpi
Bagikan