Kasus Malaria di Indonesia Turun, tetapi Masih Tertinggi Kedua di Asia


Gigitan nyamuk anopheline betina yang infektif menyebabkan penyakit malaria. (ANTARA/HO-Xinhua)
MerahPutih.com - Kasus malaria di Indonesia menurun dalam kurun waktu setahun terakhir. Hal ini sesuai yang dicatat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Penurunan kasus hingga sekitar 25 ribu. Pada 2023, kasus yang dicatat yakni 418.546.
Meski begitu, angka kasus malaria di Indonesia masih tertinggi kedua di Asia. India menjadi negara dengan kasus terbanyak.
Baca juga:
“Malaria di Indonesia memang termasuk yang tertinggi di Asia, nomor dua setelah India. Kasus malaria di tahun 2023 sebanyak 418.546 kasus, menurun dibandingkan tahun 2022 yaitu 443.530 kasus," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi, Kamis (25/4), dikutip dari Antara.
World Malaria Report 2023 melaporkan India dan Indonesia masih menyumbang sekitar 94 persen kematian akibat malaria di seluruh kawasan WHO Asia Tenggara. Namun jika dilihat pada rentang waktu satu dekade terakhir, kasus malaria di Indonesia justru mengalami peningkatan sejak 2015 yang kala itu mencapai 217.025 kasus.
Imran menjelaskan bahwa peningkatan kasus ini disebabkan membaiknya sistem pencatatan dan pelaporan surveilans malaria di rumah sakit dan puskesmas, serta tingginya peningkatan penemuan kasus malaria yang dilakukan oleh kader malaria, terutama di daerah endemis tinggi.
"Tahun 2023 jumlah tes yang dilakukan sekitar 3 juta tes, terutama pada masyarakat di wilayah endemis tinggi," ujarnya.
Baca juga:
Jelang Keberangkatan Haji, Kemenkes Imbau Jamaah Terima Vaksin Sunnah dan Wajib
Imran memastikan capaian program malaria saat ini masih dalam jalur yang sesuai, dibuktikan dengan tercapainya target eliminasi malaria di kabupaten/kota sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"Di mana misalnya, tahun 2023 dari target 385 kabupaten/kota, eliminasi malaria capaiannya sebanyak 389 kabupaten/kota. Target 2024 adalah 405 dan per Maret 2024 mencapai 393 kabupaten/kota yang telah berhasil mencapai eliminasi malaria," katanya.
Kemenkes terus melakukan upaya identifikasi daerah yang sudah rendah untuk segera didorong mencapai eliminasi. Namun ke depan ini, kata Imran, upaya penanggulangan malaria akan lebih menantang karena daerah-daerah yang belum mencapai eliminasi adalah wilayah yang hard rock, dimana daerah yang belum mencapai eliminasi adalah daerah yang masih endemis malaria, terutama di kawasan timur Indonesia.
Menurut data Kemenkes, pada 2023 ditemukan 418.546 kasus malaria di Indonesia, sebanyak 369.119 diantaranya ditemukan di Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan.
Baca juga:
"Kawasan Papua dan Nusa Tenggara merupakan daerah dengan kasus malaria tertinggi di Indonesia. Selain itu wilayah Sumba dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur juga masih merupakan daerah penularan malaria," katanya.
"Oleh karena konsentrasi kasus terjadi di Papua, maka upaya penanggulangan juga diprioritaskan di Papua, dengan melakukan berbagai intervensi percepatan penurunan kasus," kata Imran. (*)
Bagikan
Frengky Aruan
Berita Terkait
Presiden Prabowo Perintahkan Menkes Kerja Keras Percepat Pemenuhan 70 Ribu Dokter Spesialis

Kemenkes Beri Obat Cacing ke Warga yang Satu Desa dengan Raya di Sukabumi

KPK Geledah Kantor Kemenkes terkait Kasus Bupati Koltim

Menkes Janji Percepat Target 70 Ribu Dokter Spesialis Sesuai Perintah Prabowo, Siapkan Berbagai Intervensi

Mulai 4 Agustus 2025, 53,8 Juta Anak Sekolah Bakal Ikut Cek Kesehatan Gratis

Jumlah Perokok Naik 5 Juta Orang, Termasuk Perokok Usia 15 Tahun

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

50 Persen Perempuan Ikut Cek Kesehatan Gratis Alami Obesitas Sentral, Jika Tidak Ditangani Bisa Alami Stroke

Miris, Rokok Pengeluaran Tertinggi Ketiga Keluarga Indonesia di Atas Pendidikan

4 Fakta Peringatan Kemenkes tentang Kewaspadaan Penularan COVID-19
