Lima Fokus Kemenkes Tangani Penyakit Arbovirus
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin berbicara dalam International Arbovirus Summit Indonesia 2024 digelar di Bali Senin (22/4) (Kemenkes)
MerahPutih.com – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan keharmonisan interaksi antara manusia dan alam menjadi hal yang penting dalam menekankan penularan penyakit arbovirus. Hal itu lantaran perubahan iklim yang terjadi akan membuat interaksi antara manusia dan hewan mengalami pola hidup yang berubah.
Budi menjelaskan setidaknya ada lima hal penting yang menjadi fokus dalam menangani penyakit infeksi penularan serangga seperti penyakit-penyakit arbovirus.
Pertama, mengajari, mengedukasi, dan melatih masyarakat untuk mencegah penyakit infeksi. Kedua, mengontrol vektor atau hewan pembawa penyakit. Ketiga, memiliki surveilans atau pengawasan yang kuat. Keempat, melakukan penelitian dan pengembangan vaksin.
Baca juga:
DPR Sebut Masyarakat Butuh Informasi Valid Soal Ancaman Virus Cacar Monyet
"Kelima, upaya terapeutik atau hal-hal yang berkaitan dengan perawatan atau treatment terhadap penderita penyakit arbovirus,” kata Menkes Budi, dikutip dalam keterangan resminya, Selasa (23/4).
Tidak hanya itu, adapun upaya lain dalam penanganan penyakit arbovirus yaitu pentingnya peran media sosial. Menkes mengatakan, media sosial memiliki peranan penting sebab dapat mempromosikan kesehatan masyarakat.
Jika pemangku kepentingan kesehatan tidak memiliki media sosial yang kuat tentang berbagai isu kesehatan, maka dapat membuat berita menyesatkan tersebar di media sosial. Akibatnya, masyarakat akan mudah percaya dengan berita yang belum tentu jelas kebenarannya.
Baca juga:
Survei Kemenkes Temukan 22,4% Calon Dokter Spesialis Alami Depresi
“Oleh karena itu strategi strategi media sosial yang kuat dalam mengedukasi dan mempromosikan kesehatan menjadi tanggung jawab semua Menteri Kesehatan dunia,” ucap Menkes Budi.
Disisi lain, sebagai upaya dalam mengontrol vektor atau hewan pembawa penyakit Menkes Budi menyebut pemerintah Indonesia saat ini telah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan cara menyebarkan nyamuk ber-wolbachia. Tujuannya untuk menurunkan replikasi virus dengue di tubuh nyamuk.
Baca juga:
Program ini telah dilakukan di beberapa wilayah Indonesia seperti Yogyakarta. Menariknya setelah nyamuk ber-wolbachia disebarkan, prevalensi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut menurun saat kasus di provinsi lain meningkat.
Bagikan
Chindy Aprilia Pratiwi
Berita Terkait
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Pemerintah Siapkan 150 Program Pendidikan Dokter Spesialis Buat Dikirim ke Seluruh Berbagai Daerah
Ingin Orang Kaya Pakai Asuransi Swasta Bukan BPJS, Wamenkes: Menkes Terpeleset
Perubahan Rujukan BPJS Kesehatan Bisa Bikin RS Tipe A Alami Penumpukan Pasien
49.152 Warga Jakarta Mengidap TBC, Ini Yang Dilakukan Gubernur Pramono
Kaltim Raih Penghargaan Penurunan Stunting Terbaik di Rakornas 2025, Gibran: Kuncinya Sinergi Pusat dan Daerah
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
[HOAKS atau FAKTA]: Kementerian Kesehatan Kasih Kondom Gratis untuk Setiap Mahasiswa Semester 4 ke Atas