Headline

Kapolri Jenderal Tito Karnavian Beberkan Cara Perangi Terorisme di Amman

Eddy FloEddy Flo - Senin, 07 Mei 2018
Kapolri Jenderal Tito Karnavian Beberkan Cara Perangi Terorisme di Amman

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Upaya memerangi terorisme bisa dilakukan lewat dua strategi yang saling berlawanan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan dalam menghadapi terorime, bisa ditempuh dengan strategi pendekatan lunak dan cara keras.

Dalam pemaparananya di forum Middle East Special Operation Commanders Conference (MEDSOC) 2018 di Amman, Yordania, Tito Karnavian juga menekankan pentingya upaya counter terorism yang cocok dengan situasi dan kondisi di setiap tempat.

"Upaya counter teroris sama dengan counter insurjensi. Adapun strategi terbaik adalah strategi yang paling cocok diterapkan di setiap arena," kata Tito melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (7/5).

Kapolri Tito menjelaskan penanganan teroris di Indonesia melalui metode strategi pendekatan keras dengan kekuatan militer sebagai "back up" dari kepolisian.

Jenderal Tito Karnavian
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Selain itu, upaya optimalisasi intelijen institusi penegak hukum melalui metode pendekatan halus dengan strategi ekonomi, negosiasi politik, konter ideologi, program deradikalisasi dan sosial budaya.

Jenderal Tito Karnavian sebagaimana dilansir Antara menegaskan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberantas teror melalui deteksi, investigasi ilmiah, pasukan penindak dan hukum yang optimal.

Diungkapkan polisi jenderal bintang empat itu, organisasi teroris yang ada di Indonesia yakni Jamaah Islamiyah berafiliasi terhadap Al Qaedah dan Jamaah Ansharoh Tauhid bergabung dengan ISIS.

Tito menuturkan terdapat sekitar 2.000 militan teroris mantan pemberontak bersenjata yang tercatat sebagai alumni Afghanistan dan Filipina Selatan berada di kawasan pedesaan, pegunungan, hutam dan sungai di Indonesia.

Penangkapan teroris
Ilustrasi Teroris ditangkap. (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Indonesia sebagai negara satu-satunya di dunia yang memberantas jaringan teroris melalui persidangan dan tercatat mencapai 1.441 orang ditangkap, 1.035 orang dihukum dan empat terpidana dihukum mati.

Tito menjadi pembicara utama yang diundang langsung Raja Arab King Abdullah II pada konferensi pemimpin operasi khusus di seluruh dunia.

Kapolri Tito dianggap memiliki kompetensi dan pemahaman yang besar terkait operasi khusus terhadap jaringan kelompok kejahatan bersenjata di Indonesia.

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) itu menyampaikan langkah dan strategi pencegahan kelompok radikal dan teroris bertemakan "Law Enforcement, LED Strategy In Countering Terrorisme in Indonesia" pada konferensi internasional yang dibuka King Abdullah II diwakili HRH Pangeran Faisal bin Husein.

Dalam kunjungan tersebut Jenderal Tito juga terlibat perbincangan dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Dalam Negeri Jordania Samir Ibrahim Mohammad Mbaidin.

Sementara itu, secara terpisah dalam Global Counter Terrorism Forum (GCTF) dalam forum internasional yang digelar di Nusa Dua Bali, 7-8 Mei 2018, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memperkenalkan dan menularkan cara pendekatan lunak dalam memerangi terorisme kepada negara-negara anggotanya.

Kepala BNPT Suhardi Alius
Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius. (Foto Dok BNPT)

Dalam kegiatan bertajuk The Second Regional Workshop on Initiative on Addressing the Challenge of Returning Families of Foreign Terrorist Fighters (FTF) di Nusa Dua, Bali itu, BNPT menyampaikan pengalamannya dalam menangani FTF dengan pendekatan lunak selama ini.

"Workshop GTCF ini membahas berbagai isu terorisme, dan fokusnya tentang returness dan keluarga FTF. Indonesia kebetulan punya pengalaman masalah itu sehingga kami akan sharing dengan mereka," ujar Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius usai membuka workshop tersebut, Senin, dikutip dari siaran pers.

Suhardi mengungkapkan, saat ini sudah lebih 600 returness FTF dan keluarganya yang kembali dari Suriah.

Suhardi Alius
Kepala BNPT Suhardi Alius berharap pola penanganan terorisme di Indonesia ditiru negara lain (Foto: Dok BNPT)

"Ini menjadi ancaman tersendiri karena mereka sudah radikal sehingga kalau tidak dimonitor dan diperhatikan bisa menjadi ancaman. Apalagi tidak hanya fighter-nya saja, tapi ada keluarganya, yaitu istri dan anak sehingga harus ada penanganan khusus," katanya.

Menurut Suhardi, BNPT sudah beberapa kali memulangkan keluarga FTF dari Turki ke Indonesia. Mereka tetap ditangani secara intensif bersama stakeholder lain seperti Kementerian Sosial dan Kepolisian agar tidak merasa dimarjinalkan.

"Artinya, mereka harus disentuh dan terus dilakukan upaya untuk mereduksi tingkat radikal mereka sehingga nantinya bisa kembali di tengah masyarakat dan bisa berreintegrasi secara sosial," pungkas Suhardi Alius.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Jangan Marjinalkan Mantan Teroris

#Tito Karnavian #Suhardi Alius #Terorisme #Kepala BNPT
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
Mendagri Tito Ingatkan Pemda Setop Pemborosan dan Perkuat Efisiensi Anggaran
Mendagri soroti masih banyak daerah yang mengalokasikan anggaran besar untuk rapat, perjalanan dinas, dan konsumsi.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 09 Oktober 2025
Mendagri Tito Ingatkan Pemda Setop Pemborosan dan Perkuat Efisiensi Anggaran
Indonesia
Mendagri Tito soal Pemotongan TKD: Bukan Hal Baru, saat Pandemi COVID-19 Juga Pernah Dilakukan
Mendagri mengingatkan agar pemda tidak mudah pesimis menghadapi kebijakan efisiensi fiskal ini.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 09 Oktober 2025
Mendagri Tito soal Pemotongan TKD: Bukan Hal Baru, saat Pandemi COVID-19 Juga Pernah Dilakukan
Indonesia
Mendagri Tito Bagi-Bagi Tugas 3 Wamen Jadi Koordinator Wilayah Berdasarkan Zona Waktu
Pembagian tugas 3 Wamendagri dilakukan berdasarkan tiga zona waktu di Indonesia: barat, tengah, dan timur.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
Mendagri Tito Bagi-Bagi Tugas 3 Wamen Jadi Koordinator Wilayah Berdasarkan Zona Waktu
Indonesia
Mendagri Tito Tiba di Istana, Pastikan Ada Pelantikan Menko Polkam Baru
Menteri Tito memastikan akan ada pelantikan Menko Polkam oleh Presiden Prabowo Subianto.
Wisnu Cipto - Rabu, 17 September 2025
Mendagri Tito Tiba di Istana, Pastikan Ada Pelantikan Menko Polkam Baru
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Indonesia
Mendagri Tito Minta Pemda Hidupkan Lagi Siskamling untuk Jaga Keamanan Wilayah
Mendagri juga meminta pemda untuk mengoptimalkan peran Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas).
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 September 2025
Mendagri Tito Minta Pemda Hidupkan Lagi Siskamling untuk Jaga Keamanan Wilayah
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
Mendagri Larang Kepala Daerah yang Wilayahnya Terjadi Demo Pergi Ke Luar Negeri
Larangan ke luar negeri itu juga akan diberlakukan kepada seluruh pejabat Pemprov Jakarta.
Wisnu Cipto - Minggu, 31 Agustus 2025
Mendagri Larang Kepala Daerah yang Wilayahnya Terjadi Demo Pergi Ke Luar Negeri
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Bagikan