Jangan Marjinalkan Mantan Teroris

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Rabu, 25 April 2018
Jangan Marjinalkan Mantan Teroris

Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius. (Foto Dok BNPT)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Komjen Suhardi Alius menyatakan masyarakat jangan menyisihkan para mantan narapidana teroris karena. Para mantan teroris juga butuh untuk hidup dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

"Ini akan bahaya bila mereka dimarjinalkan, paham radikal dapat disebarkan baik secara langsung maupun melalui dunia maya," kata Suhardi Alius di Tangerang, Banten, Rabu.

Hal itu disampaikan Suhardi pada acara penutupan Pelatihan Duta Damai di Dunia Maya Provinsi Banten dalam rangka pencegahan terorisme.

Dalam acara tersebut Suhardi juga mengukuhkan 60 remaja Banten sebagai peserta dan mereka membuat lima webdite yakni benteng.dutadamai.id, ruangriung.id,jawara.dutadamai.id, culasatu.id, dan sorosuwan.id. Kelimanya dibuat para remaja menggunakan kearifkan lokal khas Banten.

Kelima website itu akan bergabung dengan Pusat Media Damai (PMB BNPT) dalam menyuarakan perdamaian dalam rangka pencegahan terorisme di dunia maya. Kelimnya akan jadi mitra strategis PMB BNPT dalam menyemarakan konten damai setelah itu diharapkan menghasilkan produk kongkrit dalam pencegahan terorisme baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Ilustrasi Teroris ditangkap. (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

"Mereka akan otomatis tergabung dengan ratusan duta damai yang telah ada sebelumnya," ucap Suhardi.

Ini merupakan pelatihan yang ketiga setelah terbentuk 53 kelompok duta damai dunia maya yang tersebar pada 10 provinsi dengan jumlah anggota mencapai 660 orang. Acara serupa pernah digelar di Sumatera Utara, Sulawaesi Selatan DKI Jakarta, Jawa tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

Setelah dilantik maka duta damai itu akan melaksanakan kegiatan positif baik online maupun offline dan berharap dukungan dari pemerintah daerah untuk membantu kelancaran kegiatan mereka di tiap daerah.

Suhardi mengatakan bila mantan napi terorisme dimarjinalkan mereka akan bertindak secara nyata atau melalui dunia maya, karena paham mereka belum hilang.

Para mantan napi tersebut menyebarkan paham radikal dengan sasaran para remaja adalah karena pemikiran masih labil, ini sangat berbeda dengan orang tua atau orang dewasa.

Saat ini remaja lebih banyak menonton video dengan kekerasan dan radikalime ini banyak ditemui di dunia maya, untuk itu perlu ada upaya pencegahan. Karena paham radikal disebarkan melalui dunia maya dengan sasaran utama remaja secara langsung maupun tidak langsung.

Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius dalam sebuah seminar di Solo (Foto: Dok BNPT)

"Karena banyak beredar video kekerasan dan propaganda yang dapat memengaruhi pemikiran remaja yang labil," sambung Suhardi.

Untuk melawan propaganda dunia maya maka para remaja harus cerdas menyikapi dengan selalu berpegang pada pesan perdamaian.

"Kekerasan tidak memecahkan masalah terorisme tapi dengan pendekatan secara lembut, perlahan dapat diterima berbagai pihak," katanya.

BNPT sendiri telah menunjuk mantan vokalis band Coklat, Namara Surtikanti atau biasa dipanggil Kikan sebagai duta damai. Kikan menyatakan upaya pencegahan terorisme melalui dunia maya adalah sangat nyata.

Perempuan kelahiran 9 September 1976 itu dengan senang menjadi duta damai karena paham terorisme dan radikalisme harus dicegah. Menurut penyanyi pop rock itu bahwa sasaran paham tersebut adalah anak muda yang sering disebut "zaman now" sebagai penguna ponsel aktif.

"Ini merupakan cara terbaik, karena saat ini banyak remaja kecanduan internet tapi melihat konten radikalisme," kata Kikan.

Eks vokalis Cokelat, Kikan Namara. (Dok Ist)

Sebagai duta damai, Kikan menghibur para peserta pelatihan dan tamu undangan dengan beberapa lagu diantaranya "Bendera" yang membuat pengunjung ikut bersuara.

Bahkan Kepala BNPT, Komjen Suhardi Alius juga ikut naik panggung dan bernyani bersama Kikan yang belakangan ini sering berkolaborasi dengan Tantri, vokalis band Kotak.

Anak muda kebanyakan adalah pegiat dunia maya, setiap saat melalui ponsel pintar melihat aneka konten termasuk video radikalime. Video maupun gambar tentang radikalimse tidak dapat dicegah karena disuguhkan dan ini tanpa disaring.

Untuk itu, para remaja harus memperkuat paham dan ideologi Indonesia yang mengutamakan keberagaman serta menghindari antitoleransi.

Usai bernyanyi, Kikan didaulat untuk memberikan penjelasan kepada awak media di Tangerang bersama Komjen Suhardi Alius dan staf kedutaan Amerika Serikat dan Spanyol terkait pelatihan pencegahan terorisme di dunia maya. Sebagai duta Kikan juga berkeliling Indonesia untuk kampanye menyampaikan pesan damai tanpa terorisme dan radikalisme. (*)

#BNPT #Teroris
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
AS juga menuding para pemimpin Ikhwanul Muslimin telah lama memberikan dukungan material kepada Hamas.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
Indonesia
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Densus 88 Anti Teror mengungkapkan fakta mengejutkan ada 110 anak yang diduga direkrut ke dalam jaringan teroris sepanjang 2025 lewat permainan game online.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Berita Foto
Densus 88 Polri Ungkap Kasus Teroris Rekrut Anak-anak dari Media Sosial dan Game Online
Konferensi pers penanganan rekrutmen secara online terhadap anak-anak oleh kelompok teroris di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 18 November 2025
Densus 88 Polri Ungkap Kasus Teroris Rekrut Anak-anak dari Media Sosial dan Game Online
Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
BNPT meminta para orang tua, khususnya para ibu, untuk lebih aktif mengawasi aktivitas digital anak-anak.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
Indonesia
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Mereka diketahui aktif menyebarkan propaganda serta ajakan melakukan aksi teror melalui media sosial, baik dalam bentuk unggahan tulisan, gambar, maupun video yang mengarah pada dukungan terhadap Daulah ISIS.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Bagikan