Jokowi Dinilai Sudah Bebas dari Kepentingan Politik

Jokowi memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Pool/hp.
Merahputih.com - Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta menilai langkah Presiden Jokowi merombak kabinet tak semudah membalikan telapak tangan. Presiden Jokowi memiliki pertimbangan politis dalam memutuskan reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
"Reshuffle tentu akan mempertimbangkan politis juga walaupun sebenarnya Pak Jokowi sudah bebas dari kepentingan politik mengingat ini periode kedua," kata Stanislaus kepada wartawan, Selasa (7/7).
Baca Juga
Kemarahan Jokowi Dinilai Bentuk Lepas Tanggung Jawab dan Mencari Kambing Hitam
Stanislaus memprediksi reshuffle kabinet akan dilakukan Presiden Jokowi pada akhir tahun 2020. Salah satu alasannya karena prestasi dan kerja kabinet bakal dievaluasi saat akhir tahun sehingga terlihat mana yang berkinerja baik dan tidak.
"Prediksi saya paling cepat akhir tahun ini," kata Stanislaus.
Stanislaus mengaku sulit menerka siapa saja yang akan dilengserkan dan siapa sosok penggantinya. "Reshuffle tentu akan mempertimbangkan politis juga walaupun sebenarnya Pak Jokowi sudah bebas dari kepentingan politik.
"Tapi memang sangat sulit memprediksi siapa yang akan diganti dan mengganti jika terjadi perombakan kabinet," ujarnya.

Isu reshuffle atau perombakan menteri dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju mencuat usai Presiden Joko Widodo mengancam akan reshuffle menteri dalam Sidang Kabinet beberapa waktu lalu.
Nama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi nama yang kerap disebut untuk reshuffle mengingat banyak kritik dari masyarakat terkait penanganan pandemi COVID-19. Nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly juga disebut-sebut pantas diganti.
Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menyebut nama Yasonna Laoly berada di urutan teratas dengan 64,1 persen dari total responden. Selanjutnya ada nama Terawan Agus Putranto sebesar 52,4 persen.
Sementara pihak Istana menepis isu soal reshuffle. Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengklaim kinerja kementerian/lembaga meningkat signifikan usai mendapat teguran keras dari Jokowi.
Baca Juga
Restu Megawati Jadi Penghalang Jokowi Rombak Kabinet Indonesia Maju
Menurut Pratikno, kemarahan Jokowi itu semata ingin agar kementerian/lembaga mempercepat kinerjanya dengan menyelesaikan persoalan kesehatan maupun ekonomi di masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Kalau progress bagus, ngapain di-reshuffle. Intinya begitu. Dengan progress yang bagus ini, isu reshuffle tidak relevan, sejauh kinerjanya bagus terus ya. Jadi jangan ribut lagi reshuffle," katanya. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser

Ada Dorong Reshuffle, Siapa Menteri Paling Puas di Mata Publik? Ini Hasil Survei Poltracking

Prabowo Berikan Tiga Kali Peringatan Sebelum Ganti Menteri, Tidak Peduli Jika Dibenci Mantan

[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Tunjuk Gatot Nurmantyo dan Rocky Gerung Jadi Menteri
![[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Tunjuk Gatot Nurmantyo dan Rocky Gerung Jadi Menteri](https://img.merahputih.com/media/fc/d5/55/fcd555e9078ff93ad579aff8d26dceae_182x135.png)
Prabowo Lantik Djamari Chaniago Jadi Menko Polkam, PKS Ingatkan Tantangan Berat

Anggota DPR Deng Ical Desak Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Mundur dari Wamen Komdigi

Bukan Tugas Enteng, Menkopolkam Djamari Chaniago Diharap Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan di Tengah Krisis Kepercayaan Publik

Profil Sosok Rohmat Marzuki, Wakil Menteri Kehutanan Baru Pilihan Prabowo

Pernah Pimpin Sidang Ferdy Sambo Kini Jadi Penasihat Khusus Presiden, Siapa Ahmad Dofiri?

Pesan Khusus Presiden Prabowo untuk Djamari Chaniago: Gunakan Sisa Umur untuk Bangsa
