Jika Amerika dan Iran Perang, PA 212 Ingatkan Potensi Kemarahan Kelompok Syiah di Indonesia


Juru bicara PA 212 Novel Bamukmin (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
MerahPutih.Com - Jubir Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin memprediksi, Indonesia bisa terdampak jika terjadi perang antara Amerika Serikat dengan Iran pasca terbunuhnya Kepala Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran Qods Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Menurut Novel, mayoritas warga Iran adalag kelompok Syiah yang notabene banyak bertentangan dengan ajaran Islam di Indonesia yang kebanyakan menganut Khashaish Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah" atau Aswaja.
Baca Juga:
Iran-Amerika Sampai Perang, Aset Negeri Paman Sam di Indonesia Terancam
"Jadi kalau kita lihat dampak itu pasti ada. Karena iran beraliran syiah. Syiah ini ada di Indonesia sangat militan dan banyak," kata Novel kepada merahputih.com di Jakarta, Senin (6/1).
Novel melanjutkan, meski ada dampak, namun jumlahnya tak besar mengingat banyak ormas di Indonesia yang bertentangan dengan syiah.

"Islam di Indonesia mayoritas tak berpihak kepada Amerika dan Iran. Karena kita korban pembantaian Iran dan amerika. Sulit bagi Indonesia memihak keduanya. Sebab semua ormas itu aswaja. Kalau aswaja saja tak terpengaruh;" jelas Novel.
"Pengaruhnya kelompok syiah Indonesia pasti berpengaruh. Cuman mereka jangan mengatasnamakan Indonesia," ungkap Novel.
Novel berharap agar permasalahan antara Iran dengan Amerika tak berujung pada peperangan. Jalan damai pun harus dikedepankan mengingat akan banyak korban jiwa jika terjadi perang.
"Karena perang itu harus dihindari. Karena ada dampak pada dunia seperti sistem politik dan ekonomi. Kan ada mahkamah internasional yang diselesaikan di PBB," sebut Novel.
Indonesia pun dimintanya tak mencampuri masaah kedua negara.
"Warga Indonesia juga tak perlu ikut campur jika terjadi perang. Dunia ini harus damai dan kondusif," harap Novel.
Baca Juga:
Intelijen AS Deteksi Rudal Iran Berstatus 'Siaga Tinggi', Trump Siap Serang 52 Titik
Seperti diketahui, serangan ini diduga sebagai bentuk balasan atas penyerbuan Kedutaan Besar AS di Baghdad pada 31 Desember, yang dipimpin oleh Kata’ib Hezbollah dan para pejuang milisi yang didukung Iran. Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak untuk membunuh Soleimani dilakukan atas arahan Presiden sebagai tindakan defensif untuk melindungi personel AS di luar negeri.
Qaseem Soleimani selama ini mempunyai peran penting dalam memerangi teroris di Suriah dan Irak. Soleimani mampu mengorganisir perlawanan terhadap ISIS dan Al Qaeda sebelum adanya koalisi internasional bentukan AS. Kematian Soleimani ini membawa angin segar bagi ISIS dan Al Qaeda sekaligus menjadi alarm bahaya bagi keamanan global.(Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Cuma Bawa 4 Pemain, Iran tak Gentar Bersaing di Asian Cup Woodball Championship 2025

IAEA Sebut Inspektur Nuklir telah Tinggalkan Iran

Presiden Iran Perintahkan Penghentian Kerja Sama dengan Badan Nuklir PBB IAEA, Buka Peluang Pengayaan Uranium ke Tingkat Senjata

Iran Rilis Korban Tewas Perang 12 Hari 935 Orang, Desak AS dan Israel Bayar Kompensasi

Kepala IAEA Sebut Iran Negara Maju, Serangan AS tak Hilangkan Kemampuan Memperkaya Nuklir

Disebut Coba Nego dengan Iran, Presiden AS Donald Trump Bantah Beri Penawaran

Iran Layangkan Surat Panas, Sebut Israel dan AS Terlibat Kejahatan Perang

Khamenei Sebut AS tak Dapat Apa-Apa dari Serangan terhadap Iran, hanya Menderita Kekalahan Telak

Presiden AS Donlad Trump Sebut Pejabat AS dan Iran akan Berdialog Pekan Depan, Harapkan Gencatan Senjata masih Bertahan

Bantah Donald Trump, Laporan Intelijen Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran
