Jihad Kekinian Adalah Jihad Produktif, Bukan Destruktif

Luhung SaptoLuhung Sapto - Jumat, 10 Juni 2016
Jihad Kekinian Adalah Jihad Produktif, Bukan Destruktif

ilustrasi (Foto: screenshot reuters)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Nasional - Umat Islam kini harus melakukan jihad damai yang bersifat produktif karena jihad di konteks sekarang bukan jihad yang menimbulkan kekerasan atau destruktif.

“Dalam konteks Indonesia sekarang, yang perlu dilakukan oleh umat Islam adalah jihad untuk kebaikan  yang produktif, yaitu mengisi kemerdekaan Indonesia dengan segala potensi yang dimiliki umat. Baik ekonomi,sosial dan politik,” kata dosen Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, yang juga Ketua PCNU Surabaya, DR. H. Muhibbin Zuhri kepada media, Jumat (10/6).

Menurutnya, jihad itu arahnya untuk melahirkan kemaslahatan bagi warga bangsa ini.  Baik itu jihad melawan hawa nafsu, jihad dalam hal pendidikan, dalam hal kesejahteraan sosial.

“Banyak sekali bentuk jihad damai yang bisa ditangani oleh kaum muslimin dan bukan jihad untuk berperang atau kekerasan,” kata Muhibbin. 

Menurutnya, jihad untuk berperang punya syarat-syarat syari’inya juga.

“Tidak bisa setiap tempat kita melakukan jihad perang apalagi Indonesia dalam kondisi damai dan tidak boleh orang melakukan kekerasan yang mengatasnamakan agama,” kata Muhibbin. 

Bulan Ramadhan ini adalah momentum bagi umat untuk menahan diri dari gejolak nafsu karena pengaruh internal dan eksternal. Eksternal itu baik di bidang sosial, ekonomi dan sebagainya.”Ini saatnya kita mendeclare jihad melawan nafsu dan godaan-godaan di luar kita. Intinya, menjadi pribadi yang taat dan tahan uji,” katanya.

Sementara itu Ketua Departemen Kriminologi Universitas Indonesia (UI), DR Kemal Dermawan mengungkapkan bahwa pemasalahan utama adanya pemahaman jihad berbeda itu karena ada pihak yang salah persepsi atau salah jalan. Menurutnya, secara umum umat muslim mencari kebaikan dan keberkahan di bulan Ramadhan, tapi buat mereka (teroris), kebaikan itu digunakan untuk menghancurkan orang lain, demi untuk misi mereka.

"Jadi itulah masalahnya yang radikal, satunya tidak. Jadi masalahnya sekarang bagaimana mencegah dan mengantisipasinya," terang Kemal di sela-sela FGD Perlindungan Sistem Keamanan Sekolah Internasional dan Instalasi KIlang Minyak kemarin.

Sebenarnya, lanjut  Kemal, ancaman terorisme yang mengusung jihad itu bisa diminimalisasi bila SOP perlindungan yang tengah diselesaikan BNPT, baik itu perlindungan lingkungan masyarakat maupun obyek vital, sudah jadi dan dijalankan. Kalau SOP itu sudah ada dan kesadaran masyarakat sudah bagus, maka masyarakat bisa lebih tenang menjalani aktivitasnya, terutama di bulan suci Ramadan seperti sekarang ini.

Kemal menilai, keterlibatan masyarakat dalam membendung ancaman aksi terorisme ini sangat vital. Apalagi di bulan Ramadhan ini, banyak momentum yang bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman agama Islam yang rahmatan lil alamin juga hubungan antar masyarakat dan lingkungan.

"Kebersamaan di bulan Ramadhan ini seperti saat menjalankan ibadah tarawih, buka puasa bersama, sahur, dan lain-lain bisa menjadi momentum memperkuat imunitas masyarakat dari ancaman terorisme," pungkas Kemal.

BACA JUGA:

  1. Tangkal Radikalisme, BNPT Gandeng Guru dan Rohis SMA Se-Jabodetabek
  2. Anak Perlu Dibekali Pendidikan Bahaya Radikalisme
  3. Pengamat: Benahi Isi Pelajaran Agama Agar Pelajar Tidak Radikal
  4. Waspadai Propaganda Radikalisme Melalui Anak-anak
  5. Keluarga dan Pendidikan Dasar, Pondasi Kuat Cegah Propaganda Radikal

 

#Terorisme #Radikalisme #Jihad
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Dunia
Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
Serangan AS ke Iran berpotensi membangkitkan sel terorisme. Indonesia pun mesti mewaspadai hal tersebut.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
Bagikan