Jaringan Damai Papua Sarankan Pemerintah Berdialog Dengan Masyarakat Adat
Romo John Bunay dari Keuskupan Jayapura minta pemerintah aktifkan dialog dengan warga Papua (Foto: UCAN)
MerahPutih.Com - Koordinator Jaringan Papua Damai (JDP) Pastor John Bunay menyarankan pemerintah berdialog secara bermartabat dengan masyarakat di Papua untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Saran tersebut disampaikan JDP menyusul ujaran rasisme yang berujung aksi anarkistis di berbagai daerah.
Baca Juga:
Kalau Lobinya Bagus, Dalang Kericuhan di Papua Bisa Dibawa ke Indonesia
"Selama ini JDP telah menawarkan gagasan dialog sebagai media untuk menyelesaikan permasalahan di Papua. Gagasan ini kini telah disuarakan secara meluas dan masif oleh berbagai pihak termasuk Pemerintah sendiri," ujar John Bunay di Jayapura, Minggu (8/9).
Hanya saja, kata dia, JDP berpendapat pemerintah belum memulai dengan langkah konkret meskipun Presiden Joko Widodo telah mengatakan mendukung proses tersebut.
"Karena itu JDP kembali mendesak pemerintah agar segera memulai tahapan dialog yang bermartabat guna merumuskan masalah dan solusi atau penyelesaian permasalahan di Papua secara menyeluruh dan bermartabat," ujar pastor yang bertugas di Keuskupan Jayapura itu..
Dialog itu dimulai dengan menggunakan pendekatan tujuh wilayah adat di Papua dengan melibatkan perwakilan dari berbagai komponen yakni Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, TNI/POLRI, kelompok bersenjata di Papua, Orang Papua di Papua, Orang Papua di luar Papua, penduduk di Papua, investor dan media.
Sejalan dengan itu, lanjut dia, JDP mengajak berbagai pihak agar menghentikan tindakan dalam bentuk apa pun yang dapat berpotensi meningkatkan siklus kekerasan.
"Kami, mengajak para tokoh untuk bekerjasama membangun komunikasi yang dimulai dari bawah guna meredakan ketegangan, kekhawatiran dan sikap permusuhan agar relasi sosial di antara masyarakat sipil dapat dibangun kembali.
"Kami juga meminta agar penegakan hukum yang dilakukan berlaku adil dan transparan terhadap semua pihak. Aparat penegakan hukum mengedepankan prinsip-prinsip HAM secara benar dan imparsial," katanya lagi.
JDP juga, kata dia, menyesalkan berbagai aksi kekerasan yang terjadi di Papua dan di luar Papua karena merupakan kejahatan dan pelanggaran terhadap harkat dan martabat kemanusiaan.
Baca Juga:
Sebagaimana dilansir Antara, lambatnya penanganan yang dilakukan oleh aparat keamanan telah menyebabkan aksi kekerasan makin meluas.
Hal tersebut menimbulkan kerugian materi, korban jiwa dan yang paling mendalam adalah hancurnya hubungan sosial di antara masyarakat dan makin hilangnya kepercayaan terhadap negara.
"Sekali lagi, bagi JDP hanya dengan menggunakan media dialog maka permasalahan Papua dapat diurai dengan jernih dan diselesaikan secara adil dan bermartabat," tutupnya.(*)
Baca Juga:
Kepala Badan Siber Klaim Kerusuhan di Papua Disebabkan Maraknya Berita Hoaks
Bagikan
Berita Terkait
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Krisis Pembiayaan, Pemerintah Pusat Siap Selamatkan Mahasiswa Papua di Luar Negeri
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Pimpinan Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
Klaim tak Ada Bukti Pelanggaran HAM, Fadli Zon Justru Ungkit Jasa Besar Soeharto untuk Indonesia
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih