Menjadi Produktif tak Sama dengan Bekerja Berlebihan


Kenali perbedaan produktif dan bekerja berlebihan (Foto: pixabay/stevepb)
MELAKUKAN aktivitas di rumah saja selama pandemi COVID-19 membuat lebih banyak waktu luang yang dimanfaatkan untuk bekerja. Namun, kamu perlu mengetahui perbedaan produktif dengan bekerja berlebihan.
Mengetahui hal tersebut amatlah penting agar kesehatan kamu tidak terganggu. Hal itu diungkapkan psikolog Graheta Rara Purwasono, MPsi dari Universitas Airlangga.
Baca Juga:
Menurut Graheta, bekerja berlebihan atau (toxic productivity) merupakan istilah dari overworking yang menggambarkan pribadi yang terlalu banyak bekerja sehingga melupakan istirahat.
"Toxic productivity itu memunculkan rasa bersalah kalau tidak mengerjakan sesuatu. Ujung-ujungnya, mengalami burnout yang membahayakan kesehatan. Itu harus dihindari," jelas Graheta yang jadi psikolog di Riliv, seperti dilansir ANTARA.

Apabila bekerja berlebihan, kamu tidak memiliki waktu untuk menghabiskan momen bersama keluarga, teman, atau diri sendiri. Hal itu disebabkan kamu terlalu sibuk bekerja setiap saat. Bila demikian, Graheta memberikan solusi agar kamu bisa produktif, tapi tidak bekerja berlebihan.
Tips pertama yakni buatlah batasan yang jelas. Apabila pekerjaan merupakan satu-satunya hal yang berputar dalam pikiranmu, maka sulit untuk memikirkan hal lain yang serupa pentingnya. Contohnya, kamu mendapat istirahat yang berkualitas, atau menghabiskan waktu dengan keluarga terkasih.
Cobalah untuk membuat batasan, seperti halnya mengatur diri, agar tak bekerja nonstop selama tiga jam tanpa di selingi dengan istirahat. Kemudian, kamu jgua harus memastikan waktu tidur dan menjadwalkan waktu berkualitas bersama keluarga setiap minggunya.
Setelah itu, terapkanlah professional detachment. Perlakukanlah pekerjaan sebagai sesuatu yang akan ditangani setelah melakukan tanggung jawab lain di luar itu.
Baca Juga:

Untuk kamu yang kerap rapat daring setiap hari, kamu perlu ingat bahwa kesehatan fisik dan mental kamu lebih penting ketimbang pekerjaan.
"Pahami bahwa menjadi pekerja bukanlah identitasmu satu-satunya. Kamu bukan hanya seorang pekerja, tetapi juga orang tua, pacar, teman, dan lain sebagainya." jelas Graheta.
Selanjutnya, tips yang ketiga yakni menerapkan mindfulness guna membantu kamu berhubungan dengan dunia secara lebih sehat. Kemudian, dengan 'mindfulness' juga, kamu bisa menyadari apa yang dibutuhkan oleh tubuhmu, dan kamu bisa terhindari dari 'toxic productivity'. Untuk itu, terapkanlah 'mindfulness' dengan cara meditasi, duduk diam, jernihkan pikiran dan pejamkan mata.
Akhir kata Graheta menyampaikan, bahwa produktivitas yang baik yaitu produktivitas yang memberimu waktu untuk beristirahat. Kemudian, pada saat yang bersamaan mendorongmu mencapai tujuan dengan cara yang sehat. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
