Jadi Pilihan Selain Sinovac, AstraZeneca Juga Diharap Bisa Percepat 'Herd Immunity

Ilustrasi vaksinasi (Foto: pixabay/geralt)
Merahputih.com - Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan mengatakan terbitnya izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan kabar gembira untuk Indonesia.
"Selain karena ada pilihan selain vaksin Sinovac, juga untuk segera bisa mencapai 'herd immunity'," kata Erlina dalam bincang-bincang daring, Selasa (9/3).
Baca Juga:
Vaksinasi Gotong Royong untuk Capai Kekebalan Kelompok
Dokter spesialis paru ini mengatakan, kekebalan kelompok sangat penting untuk segera dicapai saat ini agar siklus penularan tidak terus terjadi. Semakin banyaknya pilihan dan jumlah vaksin yang diberikan kepada masyarakat bakal mempercepat proses vaksinasi, maka kekebalan kelompok bisa cepat dicapai.
BPOM juga menyetujui Vaksin AstraZeneca karena efikasi dan keamanannya telah memenuhi syarat. Vaksin ini juga sudah direkomendasikan WHO.
BPOM juga telah melakukan uji klinis Vaksin AstraZeneca terhadap 23.745 subjek dengan laporan hasil yang aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Hasil evaluasi keamanan berdasarkan data uji klinis secara keseluruhan pemberian vaksin dua dosis dengan interval 4-12 pada pada total 23.745 subjek, dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik umumnya sedang dan ringan. Paling dominan adalah reaksi lokal pada lokasi penyuntikan,seperti nyeri, kemerahan, gatal hingga pembengkakan.
Sedangkan reaksi sistemik yang ringan dari efek vaksin tersebut, seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, demam, dan muntah.
Baca Juga:
Vaksinasi Mandiri Gunakan Vaksin Sinopharm dan Moderna
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap khasiat, vaksin tersebut dapat merangsang pembentukan antibodi yang baik pada populasi dewasa maupun lansia dengan rata-rata peningkatan antibodi Imunoglobulin M (IgM) berkisar 32 kali setelah dosis kedua usia 18-60 tahun serta 21 kali pada kelompok lansia di atas 65 tahun.
Vaksin tiba di Bandara Soekarno Hatta, Senin (8/3) petang dan disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebanyak 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton, terdiri dari 11.136 karton vaksin. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
