Interaksi Sosial yang Tak Lepas dari Kehidupan Manusia
Manusia tidak pernah bisa hidup dalam kesendirian. (Foto: Pexels/ELEVATE)
KONSEP kenormalan baru yang sudah diberlakukan semenjak COVID-19 mewabah membuat kegiatan sosial mendadak terhenti. Komunikasi dengan rekan kerja tidak dilakukan secara langsung. Acara sosial dibatalkan, pesta, sekolah, potlucks dan kegiatan interaksi lainnya hanya ada di masa lalu.
Berinteraksi dengan kolega, teman gym, tetangga, teman, guru anak-anak, keluarga besar, orang asing semuanya tidak lagi penting. Lagipula, salah satu upaya untuk mengontrol penyebaran COVID-19 adalah dengan social distancing. Belum lagi dengan pemakaian masker wajah yang semakin membuat proses komunikasi seperti berbicara dan mendengarkan menjadi lebih menantang.
Baca Juga:
Dengan berbagai keterbatasan tersebut membuat kita membenarkan dan merasionalisasikan tidak menelepon teman lama itu atau tidak berpartisipasi dalam aktivitas sosial lainnya. Jangan salah! Menjaga hubungan sosial dan keterampilan sosial kita sangat penting untuk kesehatan mental dan untuk melewati waktu ini dengan kesehatan emosional dan kesejahteraan yang utuh. Berikut empat alasan mengapa tetap terhubung dengan orang lain itu penting.
1. Kita tercipta untuk saling terhubung
Sebagai makhluk sosial, Tuhan mendesain manusia untuk saling terhubung. Kita belajar untuk percaya bahwa kebutuhan kita akan terpenuhi, dan bagaimana mengelola emosi kita, dan bagaimana merasakan dan memberikan cinta melalui keterikatan kita pada orang lain. Bahkan jika kamu hidup sendiri, sangat mandiri, atau tertutup, kebutuhan akan hubungan sosial untuk menjaga kesehatan mental tetap ada.
"Ketika kita mengisolasi diri kita sendiri atau membatasi diri kita hanya pada lingkungan terdekat kita. Kita menjadi sedih, tertekan, dan menemukan cara-cara yang menyimpang dalam memandang dunia dan masa depan kita," tutur psikolog Jill P Weber, Ph.D.
Berada di sekitar orang lain membantu kita mempertahankan perspektif yang realistis, tetap optimis, dan mengatur pengalaman emosional kita. Weber mengatakan bahwa kita membutuhkan referensi hidup dari orang lain untuk membuat kita tetap stabil dan membumi.
"Tanpa koneksi kita lebih mudah untuk hanya melihat hal buruk di dunia, terjebak dalam spiral pemikiran negatif, dan menjadi marah dan tidak termotivasi," kata Weber. Berhubungan dengan orang lain akan membantu kita melihat diri sendiri, dunia, dan masa depan dengan cara yang lebih positif dan realistis.
2. Kesepian
Terhubung dengan zoom sepertinya tidak cukup. "Saya melihatnya pada anak-anak saya yang masih kecil setelah seharian penuh melakukan zoom kelas, mereka ingin berbicara dan berbicara serta berbicara. Mereka membutuhkan koneksi dan kita orang dewasa juga membutuhkannya," jelas Weber.
Bagi orang dewasa, mudah untuk tidak memperhatikan apa yang mungkin terjadi pada mereka pada tingkat yang lebih dalam. Menurut Weber jika individu merasa kesal, terlalu cemas, sedih, kurang sukacita, individu tersebut mungkin merasa kesepian.
"Kamu mungkin menemukan kegembiraan kembali jika menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpartisipasi dalam acara jarak sosial, menelepon teman secara teratur, melakukan panggilan FaceTime bila ada waktu," sarannya. Momen kecil yang menyenangkan dapat membawa kebahagiaan dan rasa syukur yang abadi.
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya