Insiden Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 Jadi Peringatan Pemerintah

Konferensi pers terkait dengan pencarian KRI Nanggala yang hilang di perairan Bali bagian utara di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (22/4). ANTARA/Ayu Khania Pranisitha
Merahputih.com - Insiden hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 jadi momentum untuk mengevaluasi perawatan dan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) kedepanya.
Pengamat militer Soleman Ponto mengatakan, seharusnya negara lebih teliti dalam melakukan pembelian dan perawatan.
Baca Juga:
TNI Bangun Dua Posko Crisis Center Kapal Selam Hilang Kontak
"Itu kapal selam dari tahun 1979. Makanya beli baru saja bisa rusak kaya begini, apalagi beli bekas," kata Soleman kepada wartawan, Jumat (23/4).
Menurut Soleman, perlu dipastikan juga suku cadang alutsista tersebut tetap diproduksi oleh pabriknya. "Kalau pemeliharaan bagus, usia tidak masalah," jelas dia.
Menurut Soleman, KRI Nanggala-402 mampu menyelam hingga kedalaman maksimal 700 meter, meski batas aman 500 meter.
Namun untuk batas selam maksimal, kondisi depth seal harus prima. "Ini harus diaudit pergantian depth seal-nya kapan," imbuh purnawirawan jenderal TNI AL ini.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono menjelaskan oksigen di dalam kapal selam KRI Nanggala bisa bertahan hingga hari Sabtu jam tiga pagi, yakni selama 72 jam setelah kapal hilang kontak.
Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 mengerahkan seluruh unsur yang ada di TNI dengan dibantu pihak lain. Pencarian dilakukan di perairan Bali, lokasi kontak terakhir dengan KRI Nanggala. Tim pencari dikerahkan di sejumlah titik, mulai dari Badung hingga Buleleng.
Sebagaimana diketahui Kapal Selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak saat sedang melakukan operasi penggenangan peluncur torpedo di perairan utara Bali pada Rabu pagi sekitar pukul 04.25 WITA.
Baca Juga:
Cari Kapal Selam, KRI RE Martadinata Sempat Deteksi Pergerakan Bawah Air
TNI pun telah mengerahkan lima KRI dan satu helikopter untuk melakukan operasi pencarian kapal selam yang diawaki 53 orang tersebut.
Selain itu, kapal dari Singapura yaitu Kapal Swift Rescue dan dari Malaysia yaitu Rescue Mega Bhati juga akan segera tiba di Indonesia untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Sejarah Baru, Kapal Selam AL Rusia Pertama Kali Bersandar di Tanjung Perak

Indonesia dan Prancis Mulai Proyek Kapal Selam Scorpène Evolved full Lithium Ion Battery

5 Alutsista Paling Mahal dan Canggih yang Dimiliki TNI

Prabowo Akan Tambah Armada Kapal Selam Indonesia dengan Scorpene Evolved

Kapal Selam KRI Cakra 401 Lakukan Manuver di Teluk Jakarta

Indonesia Beli 2 Kapal Selam dari Perancis, 1 Bakal Dibuat di PT PAL

Pencarian Kapal Selam Tur Titanic, Suara-Suara Tak Dikenal Terdeteksi

Bawa Penumpang Ekspedisi Titanic, Kapal Selam Sipil ini Hilang

Menhan Sebut Indonesia Pesan Pesawat Tempur hingga Kapal Selam untuk Perkuat Pertahanan
