Inovasi Ribuan Anak Muda dalam Lomba Menulis Tentang Sampah Plastik


Lomba menulis untuk membuktikan kepedulian kaum muda terhadap sampah plastik. (Foto: Unsplash/lilartsy)
ANTUSIAS kaum muda mengikuti lomba menulis dan komik EUPHORIA (Ending Plastic Pollution Through Comic and Writing Contest for A Better Indonesia) sangat tinggi. Laman panitia diakses lebih dari 50 ribu pengunjung selama proses lomba yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; dan Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) itu.
"Tercatat 1.438 karya tulis dan komik dari seluruh Indonesia yang mengikuti lomba dalam rangka HUT RI ke-76,” kata Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudriste dalam berita pers yang diterima merahputih.com. Menurutnya, kompetisi ini diselenggarakan sebagai sarana untuk mengedukasi generasi muda agar meningkat kesadarannya akan pentingnya pengelolaan sampah dan upaya pengurangan sampah dari sumbernya.
Baca juga:
Coca-Cola, Pepsi dan Nestlé Tetap 3 Besar Penyumbang Sampah Plastik Dunia
Lomba Cerpen untuk SMP diikuti 566 peserta dan untuk SD diikuti 228 peserta. Lomba Esai untuk SMA sebanyak 282 peserta dan kategori mahasiswa diikuti oleh 234 peserta. Adapun peserta lomba komik yang dibuka untuk masyarakat umum diikuti oleh 128 peserta.

Pengumuman pemenang lomba dilakukan pada acara Webinar Nasional Merdeka dari Sampah Plastik yang diadakan pada Rabu, 18 Agustus 2021 ini pun telah disiarkan melalui kanal Zoom maupun Youtube dengan jumlah penonton kurang lebih mencapai 15.000 penonton.
“Masyarakat sebagai penghasil sampah harus dapat bijak menangani sampahnya di rumah masing-masing, melibatkan seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak dalam pengelolaan sampah dan menjadikan kegiatan edukasi yang menyenangkan,” ujar Jumeri, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbudristek.
Baca juga:
Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berharap generasi muda terus mengobarkan semangat untuk mengurangi sampah plastik di laut. "Sampah plastik ini merupakan sampah yang punya nilai, untuk itu saya ingin berpesan untuk adik-adik, ayo kita mulai dari kita sendiri, karena yang paling penting sampah plastik itu dipilah dari rumah, sehingga nanti itu bisa dimanfaatkan dan bernilai,” ujar Nani.

Memang, permasalahan sampah khususnya sampah plastik di laut semakin mengancam keberlangsungan kehidupan biota laut dan kesehatan manusia. Sebagian besar sampah plastik di laut tersebut berasal dari limbah aktivitas warga yang bocor ke perairan di darat dan berakhir di laut. Masyarakat perlu memahami persoalan ini sehingga dapat mengelola sampahnya sejak di rumah tangga.
Kompetisi dan Webinar Nasional EUPHORIA 2021 ini menjadi wadah generasi muda menyampaikan inovasi, gagasan, dan kegelisahannya dalam bentuk karya tulis dan komik. Karya para peserta lomba ini diharapkan dapat memacu semangat remaja dan pemuda untuk bergerak dan ikut mengampanyekan pengelolaan sampah di rumah dan lingkungan tetangganya. Dengan begitu, target Indonesia untuk mengurangi sampah 30 persen dan pengurangan sampah plastik ke laut 70 persen pada 2025, dapat tercapai. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau

KLH: Tidak Hanya Merusak Ekosistem, Sampah Plastik Turut Merongrong Ekonomi

Budidaya Larva Black Soldier Fly Antarkan Nasabah PNM Mekaar ke Penghargaan Mata Lokal Award 2025

Kisah Chaim Joel Fetter Sediakan Pusat Kesejahteraan Anak di Sumbawa, Menunggu Uluran Bantuan Tempat Tidur

Khatib Salat Jumat Hari ini Diminta Sampaikan Pesan Pelestarian Lingkungan, Jemaah juga Ikut Tanam Pohon

Udara Jakarta tidak Sehat Buat Kelompok Sensitif, Pemprov Mau Tiru Cara Paris dan Bangkok

Belajar dari Kearifan Lokal, Merawat Bumi Lewat Cara yang Sudah Lama Kita Punya
