Robot Otonom Ini Siap Pungut Sampah Plastik di Dasar Laut


Delapan puluh enam juta metrik ton plastik berakhir di lautan dalam setahun. (Foto: Unsplash/Brian Yurasits)
SAMPAH plastik ada dimana-mana. Bahkan, lautan nan indah saja boleh jadi memiliki sampah plastik. Di Dasar laut ada banyak tumpukan sampah. 86 juta metrik ton plastik berakhir di lautan dalam setahun, demikian menurut data dari Fraunhofer.
Untungnya, Pusat Logistik dan Layanan Maritim Fraunhofer (CML) dan jaringan mitra internasional bersedia mengatasi masalah ini dengan penggunaan robot otonom dalam sebuah proyek bernama SeaClear.
Baca juga:
Teknologi Jaring Gelembung Cegah Badai

Melansir laman Interesting Engineering, sampah plastik tersebut akan dipungut dengan sistem dasar yang terdiri dari drone udara, dua kendaraan yang dioperasikan jarak jauh di bawah air (ROV), dan kapal permukaan tak berawak yang berfungsi sebagai kapal induk.
Perangkat ini sebagian besar akan dikerahkan di daerah pesisir tempat sampah masuk ke laut. Drone dan salah satu ROV akan digunakan untuk menemukan puing-puing.
Jika sampah ada di permukaan dan di kolom air, ROV lainnya akan pergi ke dasar laut dan membawa sampah yang ada di sana dengan alat penjepit dan penyedot yang dirancang khusus. Setelah itu, semuanya akan dibawa kembali dan dibuang di tempat sampah pusat.
Membedakan sampah dari hewan laut dan struktur alam adalah poin penting lainnya. ROV kedua akan menggunakan algoritma berbasis kecerdasan buatan untuk menetapkannya.
Baca juga:
Perubahan Iklim, Tundra di Siberia Meledak

Saat ini, teknologi tersebut sedang diuji di dua lokasi berbeda pada kedalaman 20 hingga 30 meter, di Hamburg, Jerman, dan Dubrovnik, Kroasia.
SeaClear akan memiliki beragam data karena lokasi ini sangat berbeda. Pantai Hamburg menjadi kawasan industri dengan visibilitas rendah di bawah air dan pantai Kroasia menjadi tempat bersih dan tenang yang populer di kalangan pelancong.
"Setelah pengujian selesai, kami akan selangkah lebih dekat untuk mengatasi masalah sampah kami," jelas manajer proyek Johannes Oeffner.
Menurut Forum Ekonomi Dunia WEF, rasio plastik terhadap ikan pada tahun 2014 adalah satu banding lima. Pada tahun 2050 mungkin ada sampah plastik sebanyak ikan. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih
