Ini Kunci Sukses Vaksinasi Versi Epidemolog Matematika ITB


Vaksinasi COVID-19 . (Foto: MP/Teresa Ika)
MerahPutih.com - Kunci sukses vaksinasi COVID-19, dinilai tertantung pada tersedianya vaksin yang didukung vaksinator (eksekutor penyuntikan). Dua hal ini sangat krusial agar Indonesia bebas pandemi.
Epidemolog Matematika ITB Nuning Nuraini mengatakan, makin banyak jumlah penduduk yang divaksin, maka akan semakin cepat menekan kasus penularan penyakit yang disebabkan virus SARS CoV-2.
"80 persen penduduk bisa divaksin dengan cepat itu juga paling efektif untuk menurunkan kasus secara umum di wilayah tersebut,” kata Nuning, saat dihubungi merahputih.com, baru-baru ini.
Baca Juga:
Tekan Penyebaran COVID-19, Ratusan Masker Dibagikan di Kawasan Menteng
Saat ini, jumlah vaksin yang tersedia sangat terbatas. Sebagai contoh Jawa Barat yang jatahnya baru 97 ribuan vaksin COVID-19. Sedangkan kebutuhan vaksin Jawa Barat sekitar 33,5 juta.
“Ini kan masih sangat jauh dengan 80 persen. Artinya hanya sekelompik kecil yang bisa divaksin,” katanya.
Tantangan berikutnya, sebut Nuning, adalah kalau vaksin tersedia dalam jumlah banyak, maka diperlukan tenaga penyuntik atau vaksinator sebagai eksekutor penyuntikan.
Sementara kapasitas vaksinator terbatas. Kinerja vaksinator juga ditentukan seberapa banyak waktu penyuntikan terhadap satu orang yang divaksin. Sehingga semakin sedikit vaksinator akan semakin sedikit juga kecepatan penyuntikan.
“Jadi hal ini (jumlah vaksinator) membatasi eksekusi vaksinasi. Katakanlah 80 persen vaksin ini tersedia. Bagaimana mengeksekusinya.”

Beda halnya jika vaksin tersebut bisa diinjekkan kepada anak-anak di mana vaksinasi bisa diarahkan langsung ke sekolah-sekolah. Vaksinasinya bisa meniru model imunisasi nasional untuk pencegahan penyakit lain yang sudah lama berjalan di negeri ini.
Namun vaksin COVID-19 berbeda. Sasaran vaksinasi adalah usia 18-59 tahun sebagaimana hasil uji klinis atua penelitiannya. Belum ada penelitian vaksin terhadap anak-anak.
“Jadi harus dibangun oleh Kemenkes mengenai tantangan vaksinasi ini. Masih banyak hal-hal yang perlu dipikirkan lebih lanjut tentang eksekusi pemberian vaksin serentak ini,” ujar Nuning.
Nuning mengaku, sudah menyampaikan rekomendasinya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Bappeda Jabar pada November 2020 lalu. Dengan kondisi saat ini, merekomendasikan vaksinasi diprioritaskan di zona-zona merah atau daerah dengan kasus penularan tinggi, misalnya Bodebek dan Bandung Raya.
Rekomendasi berikutnya adalah memperbanyak vaksinator untuk menghadapi kedatangan vaksin yang jumlahnya 80 persen, jika vaksin tersebut sudah siap, maka konsekuensi logisnya vaksinator harus diperbanyak.
Akan tetapi, tegas ia, seandainya jumlah vaksin dan vaksinator tersedia, masalah belum selesai. Sebab masih diperlukan alur distribusi dan fasilitas-fasilitas kesehatan sebagai tempat penyuntikan yang harus disiapkan secara matang dan terukur. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Bio Farma Luncurkan Kemasan Baru Vaksin COVID-19
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
![[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat](https://img.merahputih.com/media/a1/94/ca/a194ca9b40f4787086da8d3b6dbeaf1d_182x135.jpg)
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul](https://img.merahputih.com/media/cb/96/e7/cb96e76dd80770d33a8ae51142c6957d_182x135.jpg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
