Ini Alasan Uji Coba Vaksin COVID-19 di Bandung Makan Waktu 6 Bulan


Foto: Tes COVID-19 di Bandung. (Dok Humas Jabar)
MerahPutih.com - Vaksin COVID-19 yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd, Tiongkok, sudah dilakukan uji klinik ke sejumlah relawan termasuk Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Uji coba vaksin tersebut memakan waktu selama enam bulan.
Uji coba tahap akhir ini bertujuan menguji seberapa lama sistem pertahanan tubuh yang dihasilkan vaksin yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd.
Baca Juga
Uji klinik sudah dimulai sejak 11 Agustus lalu oleh perusahaan vaksin dalam negeri, PT Bio Farma, yang bekerja sama dengan para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad).
Sebelumnya, vaksin COVID-19 buatan Sinovac telah melalui berbagai fase uji klinis, mulai praklinis, uji coba pada hewan, uji klinis tahap satu dan dua yang disuntikan ke manusia di negara asal vaksin diproduksi, yaitu Tiongkok.
Penanggung jawab penelitian vaksin Klinik Kesehatan Unpad, dr Yulia Sofiatin SpPD, bilang hasil uji klinis tahap satu dan dua sudah membuktikan bahwa vaksin Sinovac mampu membangkitkan sistem pertahanan tubuh (antibodi) untuk melawan virus SARS CoV 2, penyebab penyakit COVID-19.

Namun, uji klinis di tahap satu dan dua itu baru dilakukan pada manusia dalam skala terbatas, yakni di Tiongkok saja. Sekarang di fase akhir ini uji coba dilakukan di luar Tiongkok, yakni di Bandung dengan jumlah relawan 1.620 relawan usia dewasa.
Uji coba vaksin tahap tiga ini memerlukan waktu 6 bulan dengan tujuan untuk membuktikan kemampuan vaksin dalam jangka panjang. Sebagai ilustrasi, kata Yulia, vaksin BCG atau TBC sudah terbukti mampu bekerja dalam jangka panjang dengan cukup disuntikkan sekali seumur hidup.
“Itu vaksin yang bagus gitu kan, sekali udah, seumur hidup sudah bekerja,” kata Yulia, saat dihubungi MerahPutih.com, baru-baru ini.
Pada fase penelitian sebelumnya, vaksin Sinovac memang mampu membangkitkan sistem kekebalan tubuh terhadap Covid-19. Namun peneliti belum mengetahui vaksin tersebut bisa bertahan berapa lama dalam tubuh manusia.
“Ini kita belum tahu berapa lama si vaksin itu, maksudnya kalau sudah dikasih vaksin berapa lama tubuh itu membentuk kekebalan,” katanya.
Baca Juga
Warga Depok Catat, Hari Ini Jam Malam COVID-19 Mulai Berlaku!
Karena itulah, penelitian fase akhir ini memakan waktu cukup lama sampai 6 bulan. Tetapi lama penelitian ini terjadi di masa darurat COVID-19. Pada penelitian normal, untuk meneliti cara kerja vaksin dalam jangka panjang membutuhkan waktu penelitian bertahun-tahun.
“Jadi 6 bulan mah pendek sebetulnya. Kita mau buktikan bawa sampai 6 bulan dia masih bisa membentuk kekebalan. Selain itu, kita sangat membutuhkan, ya lumayan kalau terbukti 6 bulan bermanfaat bisa mengamankan dulu sambil melanjutkan penelitian menemukan yang terbaik,” katanya. (Iman Ha/Bandung)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
![[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19](https://img.merahputih.com/media/71/1c/46/711c467360ed7935305a1847238ccb53_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung](https://img.merahputih.com/media/17/c8/bc/17c8bc561c44cc563d3fef2cba579412_182x135.jpeg)
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome

Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis

Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan

IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir

WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19

Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya

Kemenkes Sebut Booster Vaksin Kedua Mampu Perkuat Kekebalan Tubuh
