Inflasi November Capai 5,42 Persen


Beras. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2022 menurun secara tahunan dari 5,71 (year-on-year/yoy) menjadi 5,42 persen (yoy).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, pelemahan inflasi secara tahunan terjadi di 90 kabupaten/kota IHK.
Baca Juga:
Buruh Ingin Kenaikan UMP Berdasarkan Inflasi Tahun Berjalan
"Melemahnya tekanan inflasi komponen harga pangan bergejolak atau volatile food meredam kenaikan inflasi tahunan kita," ujar Setianto.
Komponen harga pangan bergejolak mencatat inflasi sebesar 5,7 persen (yoy) pada November 2022 atau lebih rendah dibandingkan Oktober 2022 yang sebesar 7,19 persen (yoy), yang disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan. Adapun inflasi komponen ini memiliki andil 0,95 persen terhadap inflasi IHK.
Tak hanya komponen harga pangan bergejolak, perlambatan juga terjadi pada komponen harga barang diatur pemerintah alias administered price dari 13,28 persen (yoy) menjadi 13,01 persen (yoy). Komponen ini memberi andil inflasi IHK sebesar 2,3 persen.
Ia membeberkan, pendorong inflasi harga diatur pemerintah adalah kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan dalam kota, serta tarif angkutan udara dalam setahun terakhir.
Sementara itu, tekanan inflasi komponen inti terlihat masih terkendali yaitu di level 3,3 persen (yoy), dari bulan sebelumnya 3,31 persen (yoy). Inflasi inti memberi andil sebesar 2,17 persen.
Dengan demikian secara keseluruhan, penyumbang inflasi IHK secara tahunan pada November 2022 adalah komoditas bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, rokok, beras, telur ayam ras, serta tarif angkutan dalam kota.
"Jika dikelompokkan, transportasi mengalami inflasi tertinggi secara tahunan yaitu sebesar 15,45 persen (yoy) dengan andil 1,86 persen, yang disusul kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 5,87 persen (yoy) dan andil 1,5 persen," ucap dia.
Dilihat dari wilayahnya, inflasi tertinggi secara tahunan terjadi di Tanjung Selor, Kalimantan Utara yaitu 9,2 persen (yoy), yang disebabkan tarif angkutan udara dengan andil 2,07 persen, bensin 1,27 persen, bahan bakar rumah tangga 0,87 persen, serta cabai rawit 0,37 persen.
Inflasi terendah tercatat berada di Kota Ternate, Maluku Utara yaitu sebesar 3,26 persen yang disumbang kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 1,21 persen, bensin 0,66 persen, bawang merah 0,39 persen, dan bahan bakar rumah tangga 0,21 persen. (Knu)
Baca Juga:
Eks Menristek Sarankan Pemerintah Kendalikan Inflasi Pangan
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Angka Kemiskinan Jakarta Year On Year Turun, Gubernur Klaim Berhasil Kendalikan Inflasi

Strategi Sukses Jakarta Kendalikan Inflasi Jadi Kunci Stabilitas Harga Pangan dan Distribusi Efisien

Dalam 20 Bulan Terakhir Harga Emas Alami Lonjakan Tertinggi di April 2025

IMF Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Anjlok, Istana Optimis Masih akan Baik-Baik Saja

Inflasi Jakarta 2 Persen di Maret 2025, Tarif Listrik Jadi Penyumbang Terbesar

Pemerintah Bantah Penurunan Daya Beli Akibatkan Deflasi, Ini Karena Intervensi Pemerintah

Gubernur Jakarta Pramono Anung Optimistis Jaga Inflasi dan Stok Pangan Selama Puasa hingga Lebaran

Februari 2025 Indonesia Alami Deflasi 0,48, Terjadi Penurunan Indeks Kelompok Pengeluaran
