Indonesia Ajukan 5 Warisan Kebudayaan Dunia ke UNESCO

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Senin, 10 Juni 2024
Indonesia Ajukan 5 Warisan Kebudayaan Dunia ke UNESCO

Plt Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto. (MP/Ismail)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengajukan lima warisan dokumenter kebudayaan dari Indonesia untuk diakui Badan Kebudayaan PBB (Unesco) sebagai Memory of the World (Ingatan Kolektif Dunia) tahun ini.

Setiap tahun, UNESCO membatasi pengajuan lima warisan dokumenter atau documentary heritage ke UNESCO kepada semua negara. Pengajuan ini dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan negara lain.

“Tahun ini pemerintah Indonesia mengajukan lima warisan dokumenter atau documentary heritage ke UNESCO. Tiga diantaranya berkerjasama dengan negara lain,” kata Plt Kepala ANRI, Imam Gunartodalam Konferensi ke-28 SouthEast Asia-Pacific AudioVisual Archive Association (SEAPAVAA) 2024 The Sunan Hotel Solo, Senin (10/6).

Dua warisan dokumenter yang diajukan Indonesia secara mendiri ke UNESCO, meliputi Archives of Javanese Dance: Mangkunegaran Dance Arts, 1861-1944. (Single Nomination Indonesia) dan The Sang Hyang Siksa Kandang Karesian Manuscript (Single Nomination Indonesia).

Baca juga:

UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha sebagai Hari Besar Keagamaan

UNESCO Keluarkan Laporan Risiko Dihadapi Wartawan



Adapun tiga pengajuan yang dilakukan berkolaborasi dengan negara-negara lain yakni, The Kartini Letters and Archive: the struggle for gender equality. (Joint Nomination Indonesia Belanda); The Birth of ASEAN (Archives about the formation ASEAN, 1967-1976), dan The Works of Hamzah Fansuri. (Joint Nomination Indonesia dan Malaysia).

“Baru tahun ini Indonesia mendapatkan jatah lima wisaran dokumentar untuk diajukan ke UNESCO. Biasanya, setiap negara hanya mendapat jatah dua warisan dokumenter untuk diajukan,” imbuh pejabat ANRI itu.

Menurut Imam, hasil pengajuan itu akan diumumkan UNESCO akhir tahun ini. Dia menambahkan sebelum naskah diajukan terlebih dahulu diregister sebagai memori kolektif bangsa, kemudian diteliti dewan pakar yang ditunjuk UNESCO.

“Kalau signifikansinya Asia Pasifik dia diajukan sebagai Memory of the World Asia Pasifik. Kalau signifikansinya internasional ya ke Paris," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah).

#UNESCO #Kebudayaan Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia
Masuknya surat-surat Kartini ke dalam daftar UNESCO menunjukkan bahwa dunia mengakui warisan intelektual dan sumbangan pemikiran Indonesia bagi peradaban global
Angga Yudha Pratama - Rabu, 20 Agustus 2025
Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia
Indonesia
Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata
Simfoni delapan dekade ini mengajak kita merasakan dentuman semangat proklamasi dan keragaman budaya
Angga Yudha Pratama - Minggu, 10 Agustus 2025
Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata
Indonesia
Rencana Pembangunan 600 Vila di Pulau Padar Komodo, Menhut Tunggu Aprisal UNESCO
Aksi penolakan rencana pembangunan ratusan vila di wilayah Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Wisnu Cipto - Kamis, 07 Agustus 2025
Rencana Pembangunan 600 Vila di Pulau Padar Komodo, Menhut Tunggu Aprisal UNESCO
Lifestyle
IdeaFest 2025 Usung Tema '(Cult)ivate The Culture', Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya
Dengan bekal budaya yang melimpah itu, tentu Indonesia bisa jadi negara berdaya lewat penguatan ekonomi kreatifnya.
Dwi Astarini - Kamis, 24 Juli 2025
IdeaFest 2025 Usung Tema '(Cult)ivate The Culture', Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya
Indonesia
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Hasil kajian tersebut menghasilkan 17 Oktober dipilih sebagai momentum yang tepat sebagai tanggal peringatan Hari Kebudayaan yang bertepatan dengan lahirnya satu dari empat pilar yaitu Pancasila, NKRI, UUD 945 dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 18 Juli 2025
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Indonesia
Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Bertepatan dengan Ultah Prabowo, PDIP: Tak Perlu Tendensius
Surat keputusan tersebut dikeluarkan pada 7 Juli 2025 dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 15 Juli 2025
Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Bertepatan dengan Ultah Prabowo, PDIP: Tak Perlu Tendensius
Indonesia
Kemenpar Siapkan Dana Rp 56,6 Miliar Pulihkan Status Hijau Geopark Kaldera Toba dari Peringatan UNESCO
Kemenpar akan terus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Kaldera Toba
Angga Yudha Pratama - Jumat, 16 Mei 2025
Kemenpar Siapkan Dana Rp 56,6 Miliar Pulihkan Status Hijau Geopark Kaldera Toba dari Peringatan UNESCO
Indonesia
Meratus Resmi Diakui UNESCO, Indonesia Menyala Kini Punya 12 Situs Geopark Dunia
Keunikan dan keindahan bentang alam Indonesia kian diakui dunia.
Wisnu Cipto - Rabu, 16 April 2025
Meratus Resmi Diakui UNESCO, Indonesia Menyala Kini Punya 12 Situs Geopark Dunia
Indonesia
Taman Bumi Kebumen dan Meratus Resmi Jadi Global Geopark UNESCO
Dengan pengakuan itu, jumlah taman bumi di Indonesia yang masuk ke daftar UGG kini menjadi 12.
Dwi Astarini - Rabu, 16 April 2025
Taman Bumi Kebumen dan Meratus Resmi Jadi Global Geopark UNESCO
Dunia
Balkan Blues Bosnia Raih Pengakuan UNESCO
Sevdalinka, yang sering dijuluki 'Balkan Blues', adalah lagu cinta urban yang melankolis dari abad ke-16.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 28 Desember 2024
Balkan Blues Bosnia Raih Pengakuan UNESCO
Bagikan