IMF Bikin Aturan Anyar Ketentuan Pengajuan Utang

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 Februari 2021
IMF Bikin Aturan Anyar Ketentuan Pengajuan Utang

Ilustrasi Uang. (Foto: Antara).

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Dana Moneter Internasional (IMF) akan meluncurkan metode baru untuk menilai keberlanjutan utang, agar lebih akurat memprediksi risiko krisis keuangan dan meningkatkan transparansi.

Pembaruan metodologi penilaian utang ini, dapat beroperasi pada kuartal keempat 2021 atau kuartal pertama 2022. Kerangka penilaian utang baru dikliam IMF, setelah dilakukan konsultasi ekstensif dengan pemangku kepentingan eksternal, pelaku pasar, lembaga pemeringkat, akademisi, Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa.

Baca Juga:

Pemerintah Bakal Tambah Utang Rp1.207,3 Triliun di 2021

Wakil Direktur Departemen Strategi, Kebijakan, dan Tinjauan IMF Jeromin Zettelmeyer menilai, keberlanjutan utang suatu negara selalu menjadi lebih banyak seni daripada sains. Pada sistem baru memasukkan lebih banyak sains ke dalam prosesnya.

IMF telah merevisi pemodelan faktor terkait utang untuk memberika kerangka kerja yang lebih akurat yang memungkinkan memperingatkan atau memprediksi krisis dan utang yang tidak berkelanjutan dan berkelanjutan.

Ia menegaskan, penilaian tersebut penting karena membantu menentukan seberapa banyak suatu negara dapat meminjam dan masih memenuhi persyaratan ketat IMF agar utangnya tidak jatuh ke dalam situasi yang tidak berkelanjutan.

"Misalnya, IMF enggan memberikan program bailout ke Lebanon sampai utang negara yang ada ditempatkan pada jalur yang berkelanjutan, di antara faktor-faktor lain di sini," katanya.

Ilustrasi Uang
Ilustrasi Uang. (Foto: Antara)

Metode penilaian saat ini, kata ia, memberikan banyak indikator area bahaya potensial bagi negara tetapi meninggalkan banyak keleluasaan bagi staf IMF untuk menilai. Alat dan model baru akan menggabungkan kondisi saat ini menjadi penilaian mekanis keberlanjutan yang secara statistik terdengar lebih transparan.

Wakil Kepala divisi di Departemen Strategi, Kebijakan, dan Tinjauan IMF Manrique Saenz,
menegaskan, metodologi baru bakal menilai kemampuan suatu negara untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan bruto, melalui sumber daya likuid, potensi aliran pendapatan baru, dan kekuatan pasar pembiayaan domestiknya,

Ia memaparkan pemilaian pada negara yang bergantung pada sumber daya alam, akan melihat pada perubahan iklim dan perubahan permintaan bahan bakar fosil di masa depan.

"Hal ini juga bertujuan untuk lebih menangkap keberlangsungan utang BUMN, baik di sektor keuangan maupun nonkeuangan," ujarnya dikutip Antara. (*)

Baca Juga:

Pemerintah Janjikan Surat Utang Baru bagi Dunia Usaha Terdampak Corona

#Utang BUMN #Utang Negara #Utang Pemerintah #IMF
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia dikabarkan bakal bangkrut pada 2030, karena utang yang semakin menumpuk. Apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Mau Lunasi Utang Rakyat Indonesia Pakai Uang Pribadi
Presiden RI, Prabowo Subianto, kabarnya ingin melunasi utang rakyat Indonesia dengan uang pribadinya. Namun, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Selasa, 19 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Mau Lunasi Utang Rakyat Indonesia Pakai Uang Pribadi
Indonesia
Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi
Presiden RI, Prabowo Subianto, berencana menarik utang Rp 781,87 triliun pada 2026. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi setelah pandemi COVID-19.
Soffi Amira - Selasa, 19 Agustus 2025
Prabowo Berencana Tarik Utang Rp 781,87 Triliun di 2026, Jadi yang Tertinggi setelah Pandemi
Indonesia
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Sementara itu, ULN swasta mengalami kontraksi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Indonesia
Rasio Utang Indonesia Diklaim Terendah Dibanding Negara Anggota G20, Stabilitas Ekonomi Nasional Terjaga
Stabilitas ekonomi saat ini ditopang oleh koordinasi erat antara kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah bersama Bank Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 04 Juli 2025
Rasio Utang Indonesia Diklaim Terendah Dibanding Negara Anggota G20, Stabilitas Ekonomi Nasional Terjaga
Dunia
Beijing Geram AS Dukung Taiwan Kembali Jadi Anggota IMF, Tegaskan Cuma Ada Satu China
Meskipun kehilangan kursinya di PBB pada 1971, Taiwan tetap menjadi anggota IMF hingga kehilangan statusnya pada 1980 silam
Wisnu Cipto - Jumat, 04 Juli 2025
Beijing Geram AS Dukung Taiwan Kembali Jadi Anggota IMF, Tegaskan Cuma Ada Satu China
Indonesia
Pemerintah Serap Dana Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun
Penawaran masuk tertinggi tercatat untuk seri FR0104 (pembukaan kembali) yang mencapai Rp 46,74 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 21 Mei 2025
Pemerintah Serap Dana Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun
Indonesia
Pemerintah Serap Duit Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun
Penawaran masuk tertinggi tercatat untuk seri FR0104 (pembukaan kembali) yang mencapai Rp 46,74 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 21 Mei 2025
Pemerintah Serap Duit Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun
Indonesia
IMF Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Anjlok, Istana Optimis Masih akan Baik-Baik Saja
Mensesneg yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cerah.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 30 April 2025
IMF Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Anjlok, Istana Optimis Masih akan Baik-Baik Saja
Indonesia
Semua BUMN Sepakat Hapus Tagih Utang Istaka Karya, Nilainya Capai Ratusan Miliar
Eks BUMN PT Istaka Karya yang bergerak bidang konstruksi dinyatakan pailit pada 2022 dan dibubarkan setahun kemudian.
Wisnu Cipto - Selasa, 18 Maret 2025
Semua BUMN Sepakat Hapus Tagih Utang Istaka Karya, Nilainya Capai Ratusan Miliar
Bagikan