Kesehatan

Ilmuwan Ciptakan Tes untuk Mengukur Tingkat Imunitas Tubuh dari COVID-19

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Selasa, 21 Juni 2022
Ilmuwan Ciptakan Tes untuk Mengukur Tingkat Imunitas Tubuh dari COVID-19

Para ilmuwan menciptakan tes yang secara tidak langsung mengukur respons sel-T tubuh. (Foto: freepik/jcomp)

Ukuran:
14
Audio:

SEDIKIT sampel darah dan 24 jam akan cukup untuk mengetahui seberapa kuat sistem kekebalan tubuh, terhadap infeksi COVID-19 untuk pertama kali atau pengulangannya.

Para ilmuwan menciptakan tes yang secara tidak langsung mengukur respons sel-T tubuh, komponen kekebalan jangka panjang yang penting yang dapat bertahan lama setelah tingkat antibodi turun, terhadap tantangan virus di seluruh jaringan pembuluh darah.

Baca juga:

Dosis Keempat Vaksin COVID-19, Perlukah?

Ilmuwan Menciptakan Tes untuk Mengukur Imunitas Tubuh dari COVID-19
Tes baru ini menambahkan peptida virus sintetis, rangkaian asam amino yang membentuk protein. (Foto: freepik/freepik)

Tes ini meniru apa yang dapat dilakukan di laboratorium formal saat ini, tetapi menghindari beberapa langkah rumit dan pelatihan khusus untuk personel lab. Tes ini, kata para peneliti, lebih cepat, dapat ditingkatkan untuk menguji lebih banyak orang, dan dapat diadaptasi untuk mendeteksi mutasi virus yang muncul di masa depan.

Studi yang menjelaskan bagaimana semua ini bekerja diterbitkan secara daring di Nature Biotechnology (13/6). Tes yang disebut dqTACT ini dapat membantu memprediksi kemungkinan infeksi breakthrough pada orang yang telah divaksinasi lengkap, dan dapat membantu menentukan seberapa sering orang yang mengalami gangguan kekebalan mungkin perlu divaksinasi ulang. Demikian catatan para penulis penelitian tersebut.

Infeksi virus Corona dan virus lain dapat memicu satu-dua pukulan pada sistem kekebalan tubuh. Respons antibodi yang cepat diikuti akan diikuti kekebalan seluler yang bertahan lebih lama, termasuk sel T, yang 'mengingat' virus. Imunitas seluler dapat memicu respons cepat jika virus yang sama muncul lagi.

Baca juga:

Semprotan Hidung untuk Vaksin COVID-19 Sedang Dikembangkan

Ilmuwan Menciptakan Tes untuk Mengukur Imunitas Tubuh dari COVID-19
Studi terhadap tes baru ini sedang berlangsung dan dirancang untuk memenuhi persyaratan perizinan. (Foto: freepik/DCStudio)

Tes baru ini menambahkan peptida virus sintetis, rangkaian asam amino yang membentuk protein, dari virus corona ke sampel darah. Jika tidak ada reaksi sel T dalam 24 jam, tesnya negatif. Jika peptida memicu sel T, tes dapat mengukur kekuatan respon imun.

Para peneliti memvalidasi tes baru terhadap pengujian laboratorium tradisional pada 91 orang, sekitar setengahnya tidak pernah memiliki COVID-19 dan setengah lainnya terinfeksi dan pulih. Hasilnya cocok dengan baik.

Mereka juga menemukan tes tersebut memprediksi kekuatan kekebalan hingga delapan bulan setelah dosis kedua vaksin COVID-19. Lebih lanjut, respons sel T lebih besar di antara orang yang menerima dua dosis vaksin dibandingkan dengan orang lain yang hanya menerima satu kali vaksinasi.

Studi terhadap tes baru ini sedang berlangsung dan dirancang untuk memenuhi persyaratan otorisasi sebagai bagian dari pengajuan perizinan penggunaan. (aru)

Baca juga:

Jaga Kebersihan Jauhkan Diri dari Infeksi COVID-19, Hepatitis, dan Cacar Monyet

#Kesehatan #COVID-19 #Test Covid 19
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan