Ikut Tangkap Maria Lumowa, Disebut Cara Yasonna Amankan Jabatan Menteri


Pembobol Bank BNI Maria Pauline Lumowa (rompi oranye) di dalam pesawat setelaj mendarat di Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (9/7). Foto: Kemenkumham
MerahPutih.com - Pengamat politik Ujang Komarudin menduga langkah yang dilakukan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam mengekstradisi tersangka kasus pembobolan Bank BNI, Maria Pauline Lumowa ada hubungannya dengan ancaman Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle kabinet.
Dia mengatakan, semenjak adanya desas-desus reshuffle yang didengungkan Jokowi beberapa waktu lalu membuat para pembantunya lebih bersemangat dalam membangun pencitraan. Melakukan ekstradisi pembobol BNI itu merupakan salah satu cara untuk memperbaiki citra dan kinerjanya
Baca Juga
Ekstradisi Maria Pauline Lumowa Upaya Tutupi Malu Yasonna atas Bobolnya Djoko Tjandra
"Ada banyak cara untuk membangun pencitraan dan meningkatkan kinerja. Salah satunya bisa saja soal ekstradisi tersebut," katanya kepada wartawan, Jumat (10/7).
Dia berpandangan, ketika isu reshuffle banyak mengarah kepada Yasonna, maka langkah yang dilakukan adalah membangun citra positif di hadapan masyarakat, salah satunya mengekstradisi pembobolan Bank BNI yang menjadi buron selama 17 tahun itu.
"Ketika isu reshuffle kencang menerpa Yasonna. Maka tentu sang menteri perlu perbaikan citra dan kinerja. Nah melakukan ekstradisi pembobol BNI itu merupakan salah satu cara untuk memperbaiki citra dan kinerjanya," kata dia.

Ujang menyebut, segala sesuatu akan dilakukan menteri di pemerintahan Jokowi agar tidak masuk dalam daftar calon-calon yang hendak direshuffle. Semua menteri tentu ingin aman jabatannya.
"Karena menjadi (menteri) itu nikmat. Ketika isu reshuffle bergema, para menteri tak bisa tidur. Karena takut kehilangan jabatan," sebut Ujang.
"Nah untuk mempertahankan diri dalam posisinya masing-masing, tentu sang menteri perlu mengangkat pamor dan kinerjanya. Apapun akan dilakukan untuk mengamankan jabatan. Langkah Yasona tersebut positif. Namun bisa saja langkah tersebut juga untuk mengamankan posisinya yang rawan direshuffle oleh Jokowi," tambahnya.
Kendati mengekstradisi Maria Pauline Lumowa, posisi Yasonna masih saja terancam di Kabinet Indonesia Maju. Namun, dia tidak akan direshuffle jika PDI Perjuangan menginginkannya tetap ada di pemerintahan Jokowi.
"Jika PDIP mempertahankan Yasonna, dia akan aman. Karena dia jadi menteri atas rekomendasi PDIP. Namun jika PDIP meminta diganti kader lain. Ya jika ada reshuffle dia akan kena. Masih 50:50 lah," ucap Ujang Komarudin.
Baca Juga
Isu reshuffle mengemuka setelah Presiden Jokowi secara terbuka melontarkan ancaman bakal mengganti menteri-menteri yang performanya kurang memuaskan. Ancaman itu Jokowi sampaikan saat membuka rapat kabinet paripurna di Istana beberapa waktu lalu.
Survei Indonesia Political Opinion (IPO), misalnya, menempatkan Yasonna paling layak untuk di-reshuffle. Sebanyak 64,1 persen responden menginginkannya. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Yasonna Bantah Ada Perbedaan Sikap soal Mundurnya Kongres PDIP

Dipecat dari Dirjen Imigrasi Terkait Informasi Harun Masiku, Ronny Sompie: Tanya Yasonna

KPK Minta Yasonna Laoly Proaktif Beri Informasi Buronan Harun Masiku

KPK Cecar Eks Menkumham Yasonna soal Surat ke MA Minta Fatwa PAW Harun Masiku

Eks Menkumham Yasonna Laoly Penuhi Panggilan KPK

KPK Periksa Eks Menkumham Yasonna Laoly pada Hari Ini

Eks Menkumham Yasonna tidak Jadi Diperiksa Hari Ini, KPK Setuju Penjadwalan Ulang

KPK Panggil Politikus PDIP Eks Menkumham Yasonna Laoly

PDIP Duga Yasonna Dicopot Agar Jokowi Bisa Kendalikan Golkar dan PKB

Geser Posisi Yasonna, Menkumham Supratman Jawab Isu Pengurangan Menteri PDIP
