Kesehatan Mental

Hobi Menunda Pekerjaan Indikasi Gangguan Mental

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 30 April 2021
Hobi Menunda Pekerjaan Indikasi Gangguan Mental

Hobi menunda bisa jadi tanda gangguan mental. (foto: Unsplash/magnet me)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

"KERJAIN besok,ah," ucap si mageran yang hobinya menunda-nunda pekerjaan. Secara sekilas, kebiasaan menunda pekerjaan terlihat sepele. Padahal, itu bisa menjadi bumerang bagi kita di kemudian hari. Kita akan menjadi sulit untuk mewujudkan cita-cita di masa depan karena kebiasaan buruk ini. Selain itu, psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, Founder Rumah Berdaya, dan pegiat kesehatan jiwa dr I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ menyebut kebiasaan menunda-nunda pekerjaan bisa jadi mengindikasi masalah pada psikologis seseorang.

BACA JUGA:

Nongkrong Itu Enggak Melulu Negatif

1. Perfeksionisme

Faktor pertama yang menyebabkan seseorang menunda pekerjaan adalah perfeksionisme. "Mereka yang perfeksionisme membatasi definisi sukses ke standar yang tidak realistis," ucapnya.

2. Ketakutan Pada Hal Yang Tidak Diketahui

Beberapa orang juga menunda pekerjaan karena ketakutan akan sesuatu yang tidak mereka ketahui. "Kalau mengetahui apa yang kita hadapi bisa membantu kita mengambil atau mengubah strategi jika diperlukan," sarannya.

3. Penganut "Aku Akan Kerjakan Nanti"

Mereka tidak punya kesibukan apapun hanya senang saja menunda pekerjaan. Alih-alih langsung mengerjakan tugas mereka lebih senang mengulur-ulur waktu.

"Mereka cenderung membuat perbedaan untuk apa yang akan berdampak dalam waktu dekat daripada yang akan berdampak pada mereka di kemudian hari," tuturnya.

4. Mengerjakan pekerjaan yang terlihat lebih mudah

Mereka enggan merasa repot saat ini untuk sesuatu yang hasilnya belum terlihat. "Padahal ada keuntungan besar di depan mata yang tidak mereka ketahui," ujarnya.

5. Kekurangan Motivasi

Kadangkala, seseorang males-malesan mengerjakan sesuatu karena tidak adanya motivasi. "Kalau kita melihat dengan jelas kontribusi pekerjaan terhadap tujuan atau cita-cita, kita cenderung lebih menghargai apa yang sedang dikerjakan," katanya. Dengan menemukan motivasi yang tepat, kita juga siap investasi energi dan waktu di sana.

6. Tak tahu cara memulai

"Mulai dari mana dulu ya. Bingung ih!" akhirnya pekerjaan pun terbengkalai. Untuk mensiasatinya, coba bedah menjadi beberapa bagian terkecil. Selanjutnya, kita bisa mengerjakan dari yang paling mudah ke bagian yang paling sulit.(Avia)

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan