Hati-hati Sindrom Mythomania, Kebohongan Berlebih
Sindrom mythomania adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kecenderungan seseorang untuk berbohong secara berlebihan. (freepik/pch.vector)
BOHONG adalah salah satu sikap tidak baik yang perlu dihindari. Ini adalah sikap di mana kamu tidak berkata atau bertindak secara jujur sesuai dengan apa yang terjadi. Semakin sering berbohong, tentu ini akan mempengaruhi bagaimana orang lain menilai kamu secara personal.
Meskipun termasuk hal umum yang dapat dilakukan oleh siapa saja, namun terdapat beberapa orang yang cenderung melakukan hal ini sebagai kebiasaan. Bahkan, seseorang bisa berbohong secara kompulsif atau terus menerus, atau yang sering disebut dengan sindrom mythomania.
Baca Juga:
Sindrom mythomania adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kecenderungan seseorang berbohong berlebihan. Seseorang dengan mythomania mungkin mengubah atau membuat fakta-fakta untuk mendapatkan perhatian atau keuntungan pribadi. Sindrom ini juga dikenal dengan istilah sindrom pembohong.
Melansir the Prisma UK, istilah mythomania pertama kali digunakan pada tahun 1905 oleh seorang dokter psikiatri bermana Ferdinand Dupre. Ia menjelaskan mythomania merupakan penyakit psikologis yang dimana penderita menjadi suka untuk berbohong yang tujuannya bukan untuk menipu tapi untuk mendapat pujian.
Dikutip dari WebMD, para peneliti telah menemukan bahwa penderita mythomania berbohong tanpa alasan yang baik dan tanpa mengkhawatirkan konsekuensinya. Beberapa perilaku utama ketika mencoba untuk mencari tahu apakah seseorang adalah mythomania, yaitu:
Berbohong berlebihan
Penderita mythomania berbohong lebih sering dari kebanyakan orang. Mereka mungkin mengarang cerita yang terdengar cukup nyata sehingga orang lain mempercayainya.
Mereka kemudian harus menambahkan lebih banyak kebohongan untuk mendukung kebohongan sebelumnya. Kebohongan yang mereka katakan juga bisa aneh dan mudah dibantah.
Mereka mungkin salah mengklaim telah menerima penghargaan atau mengatakan bahwa anggota keluarga yang masih hidup dikatakan meninggal.
Tanpa alasan yang jelas
Kebohongan yang dikatakan para mythomania berbeda dari kebohongan kebanyakan orang, karena tidak ada alasan mendasar yang jelas untuk kebohongan itu.
Kebanyakan orang melakukan kebohongan kecil untuk menghindari konsekuensi yang tidak menyenangkan. Misalnya, beralasan terlambat karena lalu lintas padat, daripada mengakui bahwa ketiduran. Bedanya, mythomania tidak memiliki motif yang jelas. Mereka menceritakan kisah yang tidak menguntungkan mereka dan mungkin benar-benar menyakiti mereka ketika kebenaran terungkap.
Baca Juga:
Jangka panjang
Kondisi mythomania dapat terjadi selama bertahun-tahun. Biasanya dimulai ketika seseorang masih muda dan berlanjut tanpa batas dan di semua bidang kehidupan. Ketidakjujuran mereka mungkin adalah hal yang paling diingat orang tentang mereka.
Kondisi mental
Mythomania mungkin bisa memiliki kondisi mental lain seperti depresi atau kecemasan. Tapi itu bukan alasan utama dan penyebab kebohongan mereka. Ini karena mythomania adalah suatu kondisi, bukan gejala dari sesuatu penyakit yang lain.
Pahlawan atau korban
Selain dijadikan pahlawan atau korban dalam cerita mereka, penderita mythomania cenderung berbohong yang tampaknya ditujukan untuk mendapatkan:
- Kekaguman
- Simpati
- Penerimaan oleh orang lain
Mythomania juga sangat mudah membuat alur cerita. Mereka fasih dan tahu bagaimana berinteraksi dengan orang lain saat berbicara. Mereka kreatif dan orisinal, dan pemikir cepat yang biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda kebohongan yang umum, seperti jeda yang lama atau menghindari kontak mata.
Sadar dan delusi
Mythomania dapat menceritakan kebohongan dan cerita yang berada di antara kebohongan sadar dan delusi. Bahkan, mereka terkadang mempercayai kebohongan mereka sendiri. Sulit untuk mengetahui bagaimana menghadapi seorang mythomania, yang mungkin tidak selalu sadar akan kebohongan mereka. Beberapa melakukannya begitu sering sehingga para ahli percaya bahwa mereka mungkin tidak mengetahui perbedaan antara fakta dan delusi.
Baca Juga:
Penderita mythomania umumnya memerlukan pengobatan dengan pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan tertentu. Seorang terapis, seperti psikolog atau psikiater, dapat membantu penderita kondisi ini karena terbiasa memahami mereka.
Melalui terapis pun, seseorang yang sering berbohong akan diidentifikasi apakah ia memiliki gangguan mental tertentu yang mendasarinya. Jika ya, terapis akan berupaya untuk mengatasi seluruh masalah kesehatan mental yang dimilikinya.
Meski demikian, melakukan perawatan melalui psikoterapi pun bisa sangat sulit dilakukan. Pasalnya, penderita mythomania bisa saja berkata tidak jujur selama perawatan berlangsung.
Oleh karena itu, jenis perawatan ini akan berjalan dengan efektif jika penderitanya sadar akan kondisinya dan mau menghentikan kebiasaan bohong yang dilakukannya. Jika dipaksa, penderita kondisi ini mungkin tidak akan bekerja sama.
Melansir International Neurpsychiatric Disease Journal, metode psikoterapi yang dapat dilakukan bisa bermacam-macam. Penderita mythomania mungkin akan melakukan konseling secara individual atau dilakukan dalam berkelompok. Penderita mythomania pun mungkin saja perlu mendapatkan terapi tambahan, seperti konseling pernikahan, jika kebohongan yang dilakukan telah mengganggu hubungannya dengan pasangan.(dgs)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan