Hati-hati dengan Pola Semangat di Malam, Lesu di Pagi


Pola tidur yang cenderung ingin begadang ini akan merusak metabolisme tubuh. (123RF/kwanchaichaiudom)
ADA beberapa orang yang merasa bersemangat di malam hari namun mager di pagi-siang hari. Ini merupakan ciri khas dari night owl atau burung hantu. Kasus ini biasanya dianggap remeh untuk beberapa orang. Padahal menurut para peneliti, pola tidur 'larut malam dan bangun pagi' berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
“Ketika melihat hubungan antara kronotipe dan diabetes, menemukan bahwa burung hantu malam memiliki 72% peningkatan risiko terkena diabetes. Ini merupakan penelitian kami selama delapan tahun,” jelas seorang peneliti pasca doktoral, Sina Kianersi.
Baca Juga:

Dari penelitian lebih lanjut kemudian ditemukan bahwa data mengenai kebiasaan night owl, ternyata turun menjadi 19% terkena diabetes tipe 2.
"Kesimpulan utamanya adalah bahwa orang yang memiliki preferensi malam hari harus menyadari risiko-risiko ini, mengonsumsi alkohol lebih sedikit, menghentikan kebiasaan merokok, meningkatkan aktivitas fisik dan lebih banyak tidur. Kemudian mengelola beberapa risiko ini sebaik mungkin," kata spesialis obat tidur, Dr. Bhanu Prakash Kolla.
Dikutip dari CNN, begadang termasuk penyebab diabetes di usia muda. Sebab, begadang mengganggu ritme jam biologis tubuh sehingga menimbulkan perubahan hormon yang dapat mengganggu kerja insulin. Biasanya mereka yang suka begadang atau kurang tidur mengalami prediabetes yang dapat mengarah pada diabetes.
Dilansir dari laman Kalbar Online, yang disebut kronotipe dapat mengacu pada ilmu zoologi atau ilmu hewan, kronotipe adalah waktu tidur dan aktivitas rutin hewan. Namun istilah ini dapat diaplikasikan pada manusia.
Sebagai info kronotipe tidur menunjukkan waktu tidur berdasarkan jam biologis tubuh. Juga menunjukkan informasi tentang aktivitas utama sehari-hari, seperti makan, bekerja, olahraga, dan bersosialisasi.
Baca Juga:

Apa Kronotipe tidur kamu?
Setiap tubuh manusia mempunyai irama kehidupan yang disebut proses internal dalam tubuh yang mengatur waktu bangun-tidur selama 24 jam, proses ini disebut dengan ritme sirkadian. Kronotipe tidur biasanya dialami karena faktor keturunan dari orang tua. Kamu tidak perlu khawatir karena jika kamu berusaha dengan giat, kebiasaan buruk ini dapat diubah.
Jika kamu sering bangun pagi, ritme sirkadian akan melepaskan melatonin atau hormon yang diproduksi secara alami untuk membuat tubuh kamu merasa terlelap lebih awal dari biasanya. Sementara night owl menunjukkan hal sebaliknya. Jam tubuh internal kamu akan mengeluarkan melatonin yang lebih lambat sehingga membuat keadaan kamu pada pagi hari menjadi lebih lambat dan lebih aktif saat sore dan malam hari.
Pola tidur yang cenderung ingin begadang ini akan merusak metabolisme tubuh. Karena setiap sel dalam tubuh kita memiliki ritme sirkadiannya sendiri yang membuat kamu merasa lapar, dapat juga membuat kamu terasa mulas.
“Sekresi hormon dapat berubah karena begadang, pengaturan suhu tubuh kita bisa berubah, dan metabolisme bisa berubah dengan cara yang negatif. Kita mendapatkan semacam efek domino, yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis lainnya,” jelas Kianersi.
Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa seseorang yang bangun pagi dan jarang begadang akan beraktivitas dan berprestasi lebih baik daripada night owl. Ini menjelaskan pula bahwa mereka memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular atau gangguan jantung dan pembuluh darah.
Atur jadwal
Sebaiknya kamu harus kembali mengatur jadwal kegiatan dan mengutamakan waktu istirahat. Karena hasil penelitian dari hampir 64 ribu perawat menyatakan bahwa faktor risiko penyakit kronis utama akibat kebiasaan buruk ini adalah pada perempuan. Pola tidur yang tidak teratur akan menyebabkan tubuh kamu menjadi tidak sinkron, walaupun kamu sudah mengatasinya dengan berolahraga dan aktivitas baik lainnya.
Hasil penelitian ini telah dikorelasikan melalui rekam medis untuk menentukan risiko terkena diabetes dari tahun 2009 sampai 2017. Termasuk keluhan kronotipe dari individu, kualitas diet, berat badan dan BMI, pola tidur, kegiatan merokok, penggunaan alkohol, aktivitas fisik, dan riwayat diabetes dalam keluarga. Para peneliti menemukan terdapat hubungan antara pengembangan diabetes pada night owl yang bekerja di siang hari.
“Itu adalah temuan lain yang sangat menarik yang menunjukkan bahwa penjadwalan kerja yang lebih personal dapat bermanfaat,” kata peneliti dan asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School Tianyi Huang. Sehingga, untuk menghindari dampak ini salah satunya ialah dengan mengatur pola tidur dengan baik. (nda)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
