Hati-Hati, Cahaya Lampu Jalanan Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Tiroid


Studi baru menemukan bahwa lampu cahaya buatan dapat menyebabkan risiko kanker tiroid. (Foto: Pixabay/@neelam279)
ADA bahaya yang mengintai di balik lampu jalanan. Siapa sangka lampu buatan yang kelihatan tidak berbahaya, nyatanya bisa jadi ancaman kesehatan yang menyeramkan. Sebuah studi baru menemukan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan tingkat cahaya buatan dapat meningkatkan kemungkinan risiko terkena kanker tiroid.
Seperti dilansir dari laman Daily Mail UK, temuan baru ini diteliti oleh para ilmuwan dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas. Penelitian melibatkan 464.371 responden yang dilakukan selama kurang lebih 13 tahun. Analisis dilakukan dengan mengamati citra satelit untuk memperkirakan tingkat cahaya di area tempat partisipan tinggal.
Baca juga:

Data menunjukkan bahwa peserta yang tinggal di area dengan tingkat polusi cahaya malam tinggi memiliki risiko 55 persen lebih besar terkena kanker tiroid dibandingkan lokasi dengan cahaya rendah.
Hal ini bisa terjadi karena cahaya buatan dapat menekan melatonin, sebuah modulator aktivitas estrogen yang memiliki efek anti tumor.
Lebih lanjut, lampu ini dapat menyebabkan gangguan pada jam internal tubuh, atau bahasa resminya ritme sirkadian. Ketika terganggu, hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor penyebab berbagai jenis kanker.
Sebenarnya ini bukan penelitian pertama yang mencari tahu dampak buruk dari cahaya buatan. Selama satu abad terakhir, dunia berubah dratis berkat pertumbuhan lampu buatan.
Meskipun memudahkan manusia, ada impak negatif yang dihasilkannya yaitu polusi cahaya. Penemuan sebelumnya menunjukkan bahwa polusi cahaya berdampak pada gangguan tidur, cedera mata, obesitas, depresi, dan peningkatan risiko kanker payudara.
Baca juga:

Pada beberapa kasus, ada kesamaan antara kanker payudara dan kanker tiroid. Oleh sebab itu, penulis utama penelitian, Qian Xiao memutuskan untuk mencari hubungan antara cahaya malam dengan kanker tiroid.
Tim menggunakan Studi Diet dan Kesehatan NIH-QAARP yang berisi data ratusan ribu orang berusia 50 hingga 71 tahun yang tercatat pada tahun 1995 dan 1996. Kemudian Xiao melihat citra satelit dari masing-masing rumah mereka untuk melihat apakah mereka tinggal di daerah dengan cahaya terang atau tidak.
Selanjutnya temuan tersebut dibandingkan dengan database diagnosis kanker tiroid yang terjadi hingga tahun 2011. Mereka menemukan 856 kasus dari 464.371 relawan. Sehingga mereka mengetahui bahwa partisipan yang areanya memiliki banyak cahaya buatan lebih berisiko terkena kanker tiroid.
Sayangnya, studi ini tidak dirancang untuk menetapkan kausalitas. "Kami tidak tahu apakah tingkat cahaya luar ruangan yang lebih tinggi juga akan menyebabkan peningkatan risiko kanker tiroid yang lebih tinggi," jelas Xiao.
Sampat saat ini temuan tersebut hanya mengetahui bahwa paparan cahaya buatan di malam hari akan memengaruhi ritme sikardian yang dapat memicu kanker. Ke depannya, mereka berharap ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara cahaya malam hari dan kanker. (sam)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
