Hardiknas Belajar dari COVID-19 dan Strategi Kemendikbud Tegakkan KBM


Konferensi pers BNPB terkait pembelajaran daring di Jakarta, Sabtu (2/5) (ANTARA/Indriani)
MerahPutih.com - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di tengah Pandemi COVID-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengajak seluruh tenaga pengajar, pegiat pendidikan, para siswa dan masyarakat pada umumnya di tanah air untuk menyikapi makna dari tema yang diusung "Hari Pendidikan Nasional Belajar dari COVID-19", sebagai bentuk konsistensi kegiatan belajar mengajar dari apa yang sedang dialami bangsa.
Demikian disampaikan Plt Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud Hamid Muhammad dalam telekonferensi bersama para guru dan pegiat pendidikan yang mengambil tema "Inspirasi Para Pejuang Pendidikan pada Masa Pandemi COVID-19" di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Sabtu (2/5).
Baca Juga:
"Tema 'Hardiknas Belajar dari COVID-19' memberikan makna kepada kita bahwa kita harus belajar dari apa yang kita alami selama ini, termasuk juga kita belajar bersama-sama dalam era pandemi COVID-19 ini," kata Hamid.
Sebagai upaya untuk menegakkan Kegiatan Belajar Bengajar (KBM) di tengah Pandemi COVID-19, Kemendikbud telah mengatur kebijakan melalui Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 Kementerian Pendidikan yang di dalamnya membahas empat hal.
Adapun yang pertama adalah pembelajaran secara daring, baik secara interaktif maupun non interaktif. Hal ini perlu dilakukan meskipun tidak semua anak-anak dapat melakukan itu karena faktor infrastruktur.
"Dalam hal ini yang paling penting adalah pembelajaran harus terjadi meski di rumah. Tanpa para guru harus memiliki target bahwa kurikulum harus tercapai. Bukan memindahkan sekolah di rumah, namun pilihlah materi-materi esensial yang perlu dilakukan oleh anak-anak di rumah," jelas Hamid.

Kemudian yang kedua, tenaga pengajar atau guru harus memberikan pendidikan kepada anak-anak tentang kecakapan hidup, yakni pendidikan yang bersifat kontekstual sesuai kondisi rumah masing-masing, terutama pengertian tentang COVID-19, mengenai karakteristik, cara menghindarinya dan bagaimana cara agar seseorang tidak terjangkit.
Selanjutnya yang ketiga, pembelajaran di rumah harus disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing anak.
"Jadi jangan disama-ratakan untuk semua anak, harus memperhatikan semua kondisi lingkungan anak-anak, termasuk akses terhadap internet," ujar Hamid.
Baca Juga:
Update COVID-19 DKI Sabtu (2/5): 4.355 Orang Positif dan 562 Pasien Sembuh
Keempat adalah bagi para tenaga pengajar atau guru, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa tidak harus dinilai seperti biasanya di sekolah, akan tetapi penilaian lebih banyak kualitatif yang sifatnya memberi motivasi kepada anak-anak.
Hamid juga menjelaskan terdapat beberapa kelompok pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah selama pandemi COVID-19, yakni sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara penuh dan memanfaatkan berbagai platform pendidikan daring, sekolah yang masih menerapkan semidaring, yang mana tugas dikirim melalui aplikasi pesan dan tidak ada interaksi langsung, dan yang tidak memiliki akses internet, listrik, maupun televisi. (Pon)
Baca Juga:
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

Dugaan Korupsi Rp 9,9 Triliun, Kemendikbudristek Ganti Kajian Agar Rekomendasi Jadi Gunakan Sistem Chrome

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
