Hank Green Edukasi Pengikutnya Tentang Penyakit Kankernya

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 26 Juni 2023
Hank Green Edukasi Pengikutnya Tentang Penyakit Kankernya

Hank Green menjadikan diagnosisnya sebagai media edukasi dan pembelajaran untuk para pengikutnya. (Foto: Youtube/thevlogbrothers)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SETELAH baru-baru ini didiagnosis terkena kanker Limfoma Hodgkins, Kreator Konten Hank Green menjadikan diagnosisnya sebagai media edukasi dan pembelajaran untuk para pengikutnya.

Green memang mendapatkan popularitasnya karena kerap berbagi konten sains dengan cara yang sederhana dan mudah diakses oleh siapa saja. Dia dan saudaranya John telah berbagi konten pendidikan gratis selama hampir satu dekade melalui berbagai media seperti Crash Course dan Scishow. Konten edukasinya juga telah berkembang ke TikTok dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga:

YouTuber Hank Green Mengidap Kanker Limfoma Hodgkin

Ketika membagikan diagnosisnya, Green langsung dihujani dengan banyak cinta dan dukungan dari para pengikutnya serta figur publik dan selebritas lainnya seperti Lizzo dan Finneas, dan bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Sejak diagnosis itu, Green mengambil cuti sambil berbagi vlog tentang janji temu dan sesi kemoterapi serta jawaban atas pertanyaan apa pun yang mungkin dimiliki pengikutnya tentang kemoterapi, kanker, dan hal lainnya.



Di bawah tagar #AskHank, Green telah meluangkan waktu untuk menjelaskan mengapa dia tidak dapat memberikan darah sebagai pasien kanker, dari mana nama 'Hodgkins' berasal, dan apakah kemoterapinya dapat membunuh kanker lain yang mungkin tidak dia ketahui.

Green juga sedang mengguncang gaya rambut mohawk yang ia dapatkan setelah mengalami kerontokan rambut akibat kemoterapi yang ia jalani. Hal tersebut ia lakukan setelah menjelaskan mengapa kemoterapi dapat membuat seseorang kehilangan rambut dan mengapa dia tidak dapat menggunakan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh pasien dengan jenis kanker lain.

Baca Juga:

Hari Kanker Sedunia 2023, Skrining Dini Gratis di Faskes Umum

Namun beruntung bagi Green, seperti yang ia jelaskan dalam salah satu videonya bahwa jenis kanker yang ia miliki tidak begitu berbahaya, “[Hodgkins Lymphona] adalah Cadillac limfoma. Itu yang kamu inginkan jika kamu akan terkena limfoma,” ungkapnya dalam video tersebut.

Adik dari penulis The Fault in Our Stars itu berbagi bahwa jenis kanker yang ia miliki sangat dapat diobati dan bahkan baru-baru ini memberi tahu audiensnya bahwa kankernya merespons pengobatan dengan baik.

Kini audiens dapat mengikuti perjalanan kankernya melalui seluruh akun sosial medianya, mengikuti kontennya dan saudaranya melalui YouTube, buletin, dan siniar. (dsh)

Baca Juga:

Penanganan Kanker Libatkan Sejumlah Dokter Spesialis

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Disya Shaliha

Average internet voyager, surrendering to the whims of my feline rulers.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan