Hampir Satu Bulan, Pusat Data Nasional Sementara Masih Belum Pulih


DPR minta BSSN untuk lindungi data dari serangan siber. (Foto: Unsplash/Christin Hume)
MerahPutih.com - Pemerintah mengklaim sebanyak 86 layanan yang berasal dari 16 pemilik layanan telah aktif selama pemulihan layanan pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 pada 12 Juli pukul 17.30 WIB, setelah serangan siber pada pertengahan bulan Juni lalu.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian memastikan sistem pelayanan masyarakat di seluruh instansi akan sepenuhnya pulih akhir Juli ini.
"Harapkan bulan ini tuntaskan. Sampai saat ini masih berada di tahap pemulihan," kata Hinsa saat ditemui di Jakarta Utara, Rabu (17/7).
Selama proses tersebut, pihaknya mendahulukan membenahi sistem yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
Baca juga:
5 Pilar Bangun Pusat Data Andal Versi Pakar IT
Hinsa menyebut salah satu sistem yang telah pihaknya benahi yakni Keimigrasian yang saat ini telah berfungsi seperti semula.
Saat ditanya kendala yang dialami BSSN dalam membenahi PDNS 2, Hinsa enggan menjawab dan langsung meninggalkan wartawan.
Upaya pemulihan layanan PDNS 2 dilakukan oleh tim yang terdiri dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), PT Telkom Tbk, serta partisipasi aktif dari semua pemilik layanan. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Google Cloud Bikin Pusat Operasi Keamanan di Indonesia, Didukug AI dan Berbasis Intelijen

Komisi III Tanggapi Serangan Siber Draf RUU KUHAP di Situs Web Resmi DPR

Konflik Merambah Ranah Digital, Peretas Pro-Israel Klaim Curi Rp 1,44 Triliun dari Bursa Kripto Terbesar Iran

5 Amunisi Hukum Menkomdigi Berantas Kejahatan Siber dan Judol, Ada 1 Sasar Anak-Anak

Password Bos Pentagon Bocor Dibobol Hacker, Diduga Inisial Tanggal Lahir

Asia Tenggara Jadi Titik Panas Bagi Penjahat Dunia Maya

Elon Musk Klaim X (Twitter) Down karena Jadi Target Serangan Siber Besar-Besaran, Pelakunya dari Ukraina

Terlambat Jelaskan Respons terhadap Konten Teror dan Pelecehan, Telegram Kena Denda Rp 9 M di Australia atas
