Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Melahirkan


Waspadai penyakit yang mengintai ibu pasca-persalinan. (Foto: Pixabay/Cparks)
PERJUANGAN ibu saat melahirkan sang buah hati tidak berhenti setelah bayi berhasil keluar. Justru fase setelah melahirkan merupakan masa krusial yang menentukan apakah ibu selamat tanpa membawa penyakit apa pun. Apalagi selama masa kehamilan, tubuh seketika beradaptasi karena perubahan hormon yang sangat drastis. Begitu pun dengan proses melahirkan dan pasca-persalinan.
Melansir dari marchofdimes.org, umumnya gejala dari berbagai penyakit yang terjadi setelah melahirkan sangat ringan dan sering diabaikan begitu saja. Seorang ibu yang baru melahirkan wajib melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memastikan tidak ada komplikasi. Pemeriksaan rutin ini juga bertujuan agar dokter bisa segera mengobati jika ternyata ditemukan penyakit komplikasi pasca-persalinan.
Baca Juga:
1. Pendarahan

Setelah melahirkan, umumnya ibu akan mengeluarkan darah seperti menstruasi. Tetapi jika pendarahan sudah terjadi secara berlebihan dan membuatmu merasa pusing sampai mual, sebaiknya cepat-cepat periksa ke dokter kandungan. Pendarahan setelah melahirkan bisa menjadi indikasi penyakit pada dinding rahim atau tertinggalnya sisa plasenta di dalam rahim.
2. Demam tinggi

Ruang persalinan harus selalu dalam keadaan bersih dan steril. Namun, masalah kebersihan juga kerap terjadi di beberapa kasus melahirkan. Akibatnya ibu setelah melahirkan mengalami infeksi bakteri atau virus yang terbawa dari ruang persalinan dan alat-alat yang tidak higienis. Infeksi rahim memiliki gejala berupa demam tinggi selama berhari-hari, miss V mengeluarkan bau tak sedap, dan sensasi sakit di perut bagian bawah.
Baca Juga:
3. Sesak napas

Salah satu ketakutan terbesar para ibu yang sedang hamil adalah penyakit emboli paru-paru. Penyakit ini biasa menyerang ibu yang sedang dalam proses melahirkan. Emboli paru-paru adalah penyumbatan pembuluh darah di dalam paru-paru. Dalam kasus ibu hamil, penyumbatan pembuluh darah bisa saja disebabkan oleh air ketuban yang masuk ke dalam pembuluh darah dan akhirnya menempel pada paru-paru. Jika terlambat terdeteksi, emboli
paru-paru bisa menyebabkan kematian mendadak.
4. Baby blues

Masa ketika masih berdua dengan suami jauh berbeda ketika sang buah hati sudah lahir. Berbagai perubahan yang memaksa seorang ibu harus cepat beradaptasi dapat menyebabkan sindrom baby blues. Merasa depresi karena kelelahan akibat harus mengurus rumah sekaligus bayi baru lahir adalah hal yang wajar. Suami harus selalu ada ketika istri membutuhkannya di fase pasca-persalinan agar istri terhindari dari sindrom baby blues. (Mar)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
