Hadapi Tuduhan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Hadir di Ruang Sidang Den Haag lewat Tautan Video, Ngaku Punya Masalah Medis

Dwi AstariniDwi Astarini - Sabtu, 15 Maret 2025
Hadapi Tuduhan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Hadir di Ruang Sidang Den Haag lewat Tautan Video, Ngaku Punya Masalah Medis

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.(foto: Instagram @rodyduterteofficial)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - MANTAN Presiden Filipina Rodrigo Duterte tampil perdana melalui tautan video di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Belanda. Dalam pengadilan itu, ia menghadapi tuduhan pembunuhan terkait dengan perang melawan narkoba yang ia lancarkan.

Seperti dilansir CNN, Duterte tampil sekitar pukul 14.30 waktu setempat dan diberi informasi mengenai tuduhan terhadapnya serta hak-haknya. Pemimpin otoriter berusia 79 tahun itu tiba di Den Haag setelah penangkapannya yang dramatis di Manila awal pekan ini. Duterte menghadapi tuduhan pembunuhan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan kampanye brutalnya yang berlangsung bertahun-tahun, dengan ribuan orang tewas.

Hakim memberikan izin kepada Duterte untuk hadir di pengadilan melalui konferensi video, mengingat ia telah menempuh perjalanan panjang. "Karena Duterte menempuh perjalanan panjang dengan perbedaan waktu yang cukup besar, pengadilan memberikan izin kepada Duterte untuk mengikuti sidang dari jarak jauh," kata Hakim Ketua Iulia Antoanella Motoc.

Duterte diberangkatkan dengan penerbangan dari Manila pada Selasa malam, kata pemerintah Filipina. Ia tiba di Belanda pada Rabu setelah melakukan pemberhentian panjang di Dubai, tempat ia menerima perawatan medis selama singgahannya.

Pengacara Duterte, Salvador Medialdea, yang hadir di pengadilan pada Kamis, mengatakan Duterte telah mendarat di Den Haag setelah menjalani penyerahan ekstrayudisial yang disebutnya sebagai penculikan murni dan sederhana. Medialdea menambahkan bahwa Duterte memiliki ‘masalah medis yang melemahkan’, termasuk kesulitan mendengar dan penglihatan yang buruk yang akan menghalanginya untuk berkontribusi dalam sidang.

Baca juga:

ICC Tahan Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte atas Tuduhan Kejahatan terhadap Kemanusiaan, Ancaman Hukumannya enggak Main-Main, Bisa Maksimal Seumur Hidup



Hakim Motoc membantah usul itu, mengatakan dokter pengadilan telah menyatakan bahwa Duterte sepenuhnya sadar mental dan dalam kondisi sehat.

Duterte diduga melakukan pembunuhan yang dikualifikasikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. “Tindakan itu diduga dilakukan di Filipina pada 1 November 2011 hingga 16 Maret 2019. Selama periode itu, Duterte pada berbagai waktu menjabat presiden Filipina, wali Kota Davao, dan, diduga, Kepala Davao Death Squad,” kata ICC.

Pengadilan mengatakan ada alasan yang wajar untuk meyakini Duterte bertanggung jawab atas pembunuhan setidaknya 19 orang, yang diduga pengedar narkoba atau pencuri yang dibunuh anggota Davao Death Squad antara 2011 dan 2016, dan pembunuhan setidaknya 24 orang lainnya di bawah pengawasan anggota penegak hukum Filipina (dan) terkadang dengan bantuan orang-orang yang bukan bagian dari kepolisian pada 2016 hingga 2019.

Duterte memerintah Filipina dengan tangan besi dari 2016 hingga 2022. Pemerintahannya ditandai perang melawan narkoba yang brutal. Data polisi mengatakan 6.000 orang tewas. Beberapa kelompok hak asasi manusia mengatakan jumlah korban bisa mencapai 30 ribu, dengan banyak orang tak bersalah dan orang yang tidak terlibat sering kali tertembak dalam tembak-menembak yang terjadi dalam kampanye ‘death squad’ ala Duterte. Banyak korban dalam kampanye Duterte ialah pria muda dari permukiman kumuh yang miskin, yang ditembak oleh polisi dan penembak liar sebagai bagian dari kampanye untuk menargetkan para pengedar narkoba.

Sejak Duterte meninggalkan jabatannya pada 2022, hanya delapan polisi yang dihukum atas lima korban tewas dalam perang melawan narkoba.(dwi)

Baca juga:

Rodrigo Duterte ‘The Punisher’ yang kini Menghadapi Persidangan atas Kejahatan terhadap Kemanusiaan

#Rodrigo Duterte #Filipina #Mahkamah Pidana Internasional (ICC)
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
259 Orang Tewas, 114 Hilang Akibat Topan Fung-wong dan Kalmaegi di Filipina
Korban terbanyak berjatuhan setelah Topan Kalmaegi menghantam Provinsi Cebu dan beberapa wilayah di kawasan Visayas Tengah.
Frengky Aruan - Rabu, 12 November 2025
259 Orang Tewas, 114 Hilang Akibat Topan Fung-wong dan Kalmaegi di Filipina
Dunia
Filipina Dihantam Topan Super Fung-wong di Tengah Status Darurat Nasional, 1,4 Juta Rakyat Terdampak
Topan Fung-wong menyebabkan banjir parah dan tanah longsor yang mengakibatkan aliran listrik di seluruh provinsi terdampak padam di Filipina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
Filipina Dihantam Topan Super Fung-wong di Tengah Status Darurat Nasional, 1,4 Juta Rakyat Terdampak
Dunia
Topan Kalmaegi Bergerak ke Kamboja, Tewaskan 193 Orang di Filipina dan Vietnam
Badai ini kini bergerak ke arah barat menuju Kamboja dan Laos setelah melanda Vietnam bagian tengah pada Kamis dengan kecepatan angin mencapai 149 km/jam.
Dwi Astarini - Jumat, 07 November 2025
Topan Kalmaegi Bergerak ke Kamboja, Tewaskan 193 Orang di Filipina dan Vietnam
Dunia
Topan Kalmaegi Tewaskan 142 Orang, Presiden Filipina Tetapkan Status Darurat Nasional
Data terakhir hingga Kamis (6/11) kemarin, Topan Kalmaegi menewaskan sedikitnya 142 orang dan berdampak pada lebih dari 1,9 juta warga di berbagai wilayah Filipina.
Wisnu Cipto - Jumat, 07 November 2025
Topan Kalmaegi Tewaskan 142 Orang, Presiden Filipina Tetapkan Status Darurat Nasional
Dunia
Topan Kalmaegi Akibatkan 114 Orang Meninggal dan 127 Orang Hilang di Filipina
Topan ini diperkirakan akan menguat kembali di Laut Cina Selatan sebelum bergerak menuju Vietnam, di mana pihak berwenang sedang mempersiapkan kedatangannya pada Jumat (7/11).
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 06 November 2025
Topan Kalmaegi Akibatkan 114 Orang Meninggal dan 127 Orang Hilang di Filipina
Dunia
Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
Mayoritas korban berasal dari provinsi yang baru saja pulih dari gempa mematikan.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
  Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
Indonesia
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Perusahaan BUMN sektor konstruksi, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), resmi ditunjuk sebagai kontraktor utama internasional dalam proyek Malolos–Clark Railway Contract Package S-01 (CP S01) di Filipina.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Dunia
8 Orang Tewas, 22 Ribu Penduduk Terpaksa Mengungsi Menyusul Badai Tropis Fengshen yang Terjang Filipina
Badai Fengshen juga menyebabkan banjir dan tanah longsor di Filipina bagian tengah dan selatan.
Frengky Aruan - Senin, 20 Oktober 2025
8 Orang Tewas, 22 Ribu Penduduk Terpaksa Mengungsi Menyusul Badai Tropis Fengshen yang Terjang Filipina
Indonesia
Gempa Filipina Ibarat ‘Bom Waktu’, Kemenlu RI Peringatkan WNI Waspada
Saat ini, terdapat sekitar 8.700 WNI yang menetap di Filipina bagian selatan, atau di daerah dekat pusat gempa.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
Gempa Filipina Ibarat ‘Bom Waktu’, Kemenlu RI Peringatkan WNI Waspada
Indonesia
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Guncangan gempa sempat memicu peringatan dini tsunami di sembilan kabupaten dan kota di wilayah Sulut, Malut, hingga Papua.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Bagikan