Hadapi Tuduhan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Hadir di Ruang Sidang Den Haag lewat Tautan Video, Ngaku Punya Masalah Medis


Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.(foto: Instagram @rodyduterteofficial)
MERAHPUTIH.COM - MANTAN Presiden Filipina Rodrigo Duterte tampil perdana melalui tautan video di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Belanda. Dalam pengadilan itu, ia menghadapi tuduhan pembunuhan terkait dengan perang melawan narkoba yang ia lancarkan.
Seperti dilansir CNN, Duterte tampil sekitar pukul 14.30 waktu setempat dan diberi informasi mengenai tuduhan terhadapnya serta hak-haknya. Pemimpin otoriter berusia 79 tahun itu tiba di Den Haag setelah penangkapannya yang dramatis di Manila awal pekan ini. Duterte menghadapi tuduhan pembunuhan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan kampanye brutalnya yang berlangsung bertahun-tahun, dengan ribuan orang tewas.
Hakim memberikan izin kepada Duterte untuk hadir di pengadilan melalui konferensi video, mengingat ia telah menempuh perjalanan panjang. "Karena Duterte menempuh perjalanan panjang dengan perbedaan waktu yang cukup besar, pengadilan memberikan izin kepada Duterte untuk mengikuti sidang dari jarak jauh," kata Hakim Ketua Iulia Antoanella Motoc.
Duterte diberangkatkan dengan penerbangan dari Manila pada Selasa malam, kata pemerintah Filipina. Ia tiba di Belanda pada Rabu setelah melakukan pemberhentian panjang di Dubai, tempat ia menerima perawatan medis selama singgahannya.
Pengacara Duterte, Salvador Medialdea, yang hadir di pengadilan pada Kamis, mengatakan Duterte telah mendarat di Den Haag setelah menjalani penyerahan ekstrayudisial yang disebutnya sebagai penculikan murni dan sederhana. Medialdea menambahkan bahwa Duterte memiliki ‘masalah medis yang melemahkan’, termasuk kesulitan mendengar dan penglihatan yang buruk yang akan menghalanginya untuk berkontribusi dalam sidang.
Baca juga:
Hakim Motoc membantah usul itu, mengatakan dokter pengadilan telah menyatakan bahwa Duterte sepenuhnya sadar mental dan dalam kondisi sehat.
Duterte diduga melakukan pembunuhan yang dikualifikasikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. “Tindakan itu diduga dilakukan di Filipina pada 1 November 2011 hingga 16 Maret 2019. Selama periode itu, Duterte pada berbagai waktu menjabat presiden Filipina, wali Kota Davao, dan, diduga, Kepala Davao Death Squad,” kata ICC.
Pengadilan mengatakan ada alasan yang wajar untuk meyakini Duterte bertanggung jawab atas pembunuhan setidaknya 19 orang, yang diduga pengedar narkoba atau pencuri yang dibunuh anggota Davao Death Squad antara 2011 dan 2016, dan pembunuhan setidaknya 24 orang lainnya di bawah pengawasan anggota penegak hukum Filipina (dan) terkadang dengan bantuan orang-orang yang bukan bagian dari kepolisian pada 2016 hingga 2019.
Duterte memerintah Filipina dengan tangan besi dari 2016 hingga 2022. Pemerintahannya ditandai perang melawan narkoba yang brutal. Data polisi mengatakan 6.000 orang tewas. Beberapa kelompok hak asasi manusia mengatakan jumlah korban bisa mencapai 30 ribu, dengan banyak orang tak bersalah dan orang yang tidak terlibat sering kali tertembak dalam tembak-menembak yang terjadi dalam kampanye ‘death squad’ ala Duterte. Banyak korban dalam kampanye Duterte ialah pria muda dari permukiman kumuh yang miskin, yang ditembak oleh polisi dan penembak liar sebagai bagian dari kampanye untuk menargetkan para pengedar narkoba.
Sejak Duterte meninggalkan jabatannya pada 2022, hanya delapan polisi yang dihukum atas lima korban tewas dalam perang melawan narkoba.(dwi)
Baca juga:
Rodrigo Duterte ‘The Punisher’ yang kini Menghadapi Persidangan atas Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Bagikan
Berita Terkait
Filipina Juga Berhasil Nego Tarif Impor AS, Sama Kaya Indonesia Besarnya 19%

ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional

Film Horor Filipina 'Scarecrow' Ceritakan Dampak Ketamakan Manusia akan Kekayaan

Denise Julia akan Jalani Tur di Jakarta & Bangkok pada 2025
PM Kanada Terpukul Belasan Orang Tewas saat Festival Filipina di Vancouver

Serangan Mobil Saat Festival Filipina di Vancouver Kanada, 11 Orang Tewas Ada Balita Hingga Lansia
Filipina Pulangkan 29 WNI, Polri Pisahkan Antara Korban dan Pelaku Judol dan Online Scam

Pejabat Filipina Bantah Cawe-Cawe dalam Penangkapan Duterte dengan ICC

Tersangkut Kasus Judi di Filipina, Juru Bicara Duterte Ajukan Suaka di Belanda

Pendukung Rodrigo Duterte Berunjuk Rasa Tuntut Pembebasan dan Pemulangan
