Headline

Guru Besar UIN Ar-Raniry: Kalau Kita Berkonflik, Kita Tidak Ada Harga di Mata Dunia

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 21 Desember 2017
Guru Besar UIN Ar-Raniry:  Kalau Kita Berkonflik, Kita Tidak Ada Harga di Mata Dunia

Guru besar UIN Ar-Raniry Prof Yusny Saby (Foto: FISIP UNIMAL)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.Com - Profesor Yusny Saby Guru Besar Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh menyerukan agar segenap rakyat Indonesia untuk tidak membuat bangsa ini lemah dan tidak berharga di mata dunia.

"Sebuah bangsa yang kocar-kacir, yang lemah dan berkonflik satu sama lain tentunya tidak ada harganya di mata dunia. Kalau tidak dihargai di mata dunia kita akan menjadi permainan orang lain," kata Profesor Yusny Saby di Jakarta, Kamis (21/12).

Yusny mengungkapkan ketika bangsa itu lemah maka hukum dan pemerintahannya juga akan menjadi lemah, dan itu akan mudah dimanfaatkan pihak lain mengeruk potensi Indonesia, baik secara ekonomi, budaya, maupun sosial dan politik.

Untuk itu, kata Yusny sebagaimana dilansir Antara, rakyat Indonesia harus dapat menjaga kerukunan dan kesetiakawanan sehingga tidak mudah terprovokasi upaya pecah belah.

Dikatakannya, masyarakat Indonesia hendaknya membudayakan berkompetisi demi kebaikan agar dapat menciptakan kebaikan untuk diri sendiri, keluarga, dan manusia lain.

"Di situlah kita ini berkompetisi. Bukan berkompetisi untuk saling menghilangkan, bukan saling menghancurkan, saling melecehkan orang lain atau saling meniadakan," ucapnya.

Jika kompetisi dalam menciptakan kebaikan itu bisa diwujudkan maka akan menghasilkan masyarakat yang baik dari segi agama, budaya, ekonomi, sosial. Dengan demikian bangsa Indonesia pasti akan semakin kuat dan terbina suatu solidaritas nasional.

"Solidaritas itu adalah saling percaya, saling menghormati, saling menghargai, saling menguatkan. Dari situ akan tumbuh satu kekuatan nasional, yakni satu solidaritas yang kuat di antara masyarakat Indonesia. Ini menjadikan bangsa kita ini sebagai bangsa yang kuat yang akan dihormati dan dihargai oleh bangsa-bangsa yang lain di dunia," katanya.

Menurut Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Aceh ini, pengamalan nilai-nilai Pancasila adalah cara terbaik untuk mewujudkan kerukunan dan kesetiakawanan tersebut.(*)

#Konflik SARA #Guru Besar #Kerukunan Umat Beragama
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Polri Harus Menjadi Sahabat Umat Beragama, Tanda Negara Hadir Melalui Sentuhan Kemanusiaan
Polri bukan hanya menjadi penjaga keamanan, namun juga sahabat umat dalam keseharian.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 14 Juli 2025
Polri Harus Menjadi Sahabat Umat Beragama, Tanda Negara Hadir Melalui Sentuhan Kemanusiaan
Indonesia
Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap
Warga yang melakukan pembubaran beralasan rumah itu dijadikan tempat ibadah tanpa izin.
Wisnu Cipto - Selasa, 01 Juli 2025
Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap
Indonesia
Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia
Ekonomi Indonesia akan terdampak secara signifikan jika eskalasi di kawasan Timur Tengah terus berlanjut.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 26 Juni 2025
Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia
Indonesia
Pramono Tegaskan Jakarta Inklusif bagi Semua Umat
Jakarta sebagai kota majemuk, baik dari segi identitas, suku, maupun budaya, sudah sepantasnya bersama-sama menciptakan suasana yang mendukung keberagaman antarumat beragama.
Dwi Astarini - Minggu, 04 Mei 2025
Pramono Tegaskan Jakarta Inklusif bagi Semua Umat
Indonesia
Guru Besar Unnes Pamer Ijazah S1 UGM, Beda dengan Punya Jokowi
Guru Besar Universitas Negeri Semarang (Unnes), Saratri Wilonoyudho, menunjukkan ijazah S1 UGM miliknya. Ijazah tersebut berbeda dengan milik Jokowi.
Soffi Amira - Kamis, 17 April 2025
Guru Besar Unnes Pamer Ijazah S1 UGM, Beda dengan Punya Jokowi
Indonesia
Pemerintah Didesak Cabut Gelar Guru Besar UGM Pelaku Kekerasan Seksual
Kemendikti Saintek juga harus memastikan adanya mekanisme pelaporan yang aman, responsif, dan berpihak kepada korban, serta memberikan sanksi administratif terhadap perguruan tinggi yang terbukti lalai dalam mencegah dan menangani kekerasan seksual
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Pemerintah Didesak Cabut Gelar Guru Besar UGM Pelaku Kekerasan Seksual
Indonesia
UI Kukuhkan Tiga Guru Besar, Sampaikan Pidato tentang Sejarah MTQ Era Orde Baru Hingga Penggunaan AI
Universitas Indonesia mengukuhkan tiga Guru Besar pada Rabu (26/2).
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 26 Februari 2025
UI Kukuhkan Tiga Guru Besar, Sampaikan Pidato tentang Sejarah MTQ Era Orde Baru Hingga Penggunaan AI
Indonesia
Paus Fransiskus Teken Deklarasi Istiqlal Bersama para Tokoh Agama, ini 4 Poinnya
Deklarasi Bersama ini dilatari adanya krisis global.
Dwi Astarini - Kamis, 05 September 2024
Paus Fransiskus Teken Deklarasi Istiqlal Bersama para Tokoh Agama, ini 4 Poinnya
Indonesia
Kunjungan Paus ke Indonesia, DPR Sebut sebagai Bukti Indonesia Tempat Terbaik Toleransi Beragama
Kunjungan Paus Fransiskus mencerminkan Indonesia sebagai tempat yang harmonis antarumat beragama.
Dwi Astarini - Rabu, 04 September 2024
Kunjungan Paus ke Indonesia, DPR Sebut sebagai Bukti Indonesia Tempat Terbaik Toleransi Beragama
Indonesia
Kondisi Genting, Dewan Guru Besar UI Nilai DPR Pertontonkan Pembangkangan Hukum
Guru Besar sangat prihatin dan cemas akan masa depan demokrasi yang akan menghancurkan bangsa ini.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 22 Agustus 2024
Kondisi Genting, Dewan Guru Besar UI Nilai DPR Pertontonkan Pembangkangan Hukum
Bagikan