Gurihnya Pempek Palembang "Keliling" Muhamad Tahir di Serang

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Jumat, 10 Februari 2017
Gurihnya Pempek Palembang

Ukuran:
14
Audio:

Muhamad Tahir (73), adalah seorang pedagang pempek (empek-empek) Palembang, yang hampir setiap hari berkeliling menjajakan pempeknya di walayah Serang. Kamis (9/2), pria gaek, necis, bertubuh tambun dan beruban ini berbincang dengan merahputih.com di Kawasan Taman Budaya Banten di Jalan Brigjen KH Syam'un Kota Serang.

Dengan melempar senyum, tutur ramahnya sedikit mengungkap tentang sisi kehidupannya. Anaknya 6 dan cucunya 16. Berjualan pempek Palembang, buatnya tidak sekadar untuk mencari keuntungan secara ekonomi. Namun, lebih jauh, Muhamad Tahir ingin memaknai kehidupan bahwa hidup itu harus tetap bekerja. Apapun pekerjaannya, yang penting bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Itulah yang membuatnya tidak bisa tinggal diam di rumah, ongkang-ongkang kaki.

Dulunya, ia adalah seorang pegawai salah satu perusahaan pupuk ternama di Palembang, yaitu PT Pupuk Sriwijaya (Pusri). Jabatan terakhirnya di perusahaan itu sebagai kepala seksi. Semenjak pensiun, ia tinggal bersama putrinya di Perumahan Taman Krisan Blok J 6 No 19 Jl Syeikh Nawawi Al Bantani Kota Serang. Dari hasil karya putrinya itu pula, setiap hari Muhamad Tahir menjajakan pempek Palembang.

Pempek Palembang Muhamad Tahir siap dijajakan. (MP/Sucitra)

Bumbu racikan pempek Muhamad Tahir ini menggunakan resep asli Palembang, yang ia bawa dari kota asalnya. Yaitu resep turun-temurun yang dimiliki tradisi masyarakat Palembang.

"Tadi pagi masih lengkap, ada kapal selam, ada lenjer," ujar MUhamad Tahir kepada beberapa orang yang berada di tempat ia berhenti menjajakan pempeknya.

Pempek Palembang yang dijajakan Muhamad Tahir tergolong laris. Karena, selain memiliki rasa khas pempek tradisional Pelembang, keramahan serta kesantunannya membuat pembeli selalu merindukan pempeknya.

Sama halnya dengan pempek lainnya, pempek Palembang Muhamad Tahir terbuat dari ikan yang dihaluskan, dicampur dengan sagu serta beberapa komposisi lain seperti telur, bawang putih halus, penyedap rasa dan garam. Namun, dengan bumbu khas Palembang yang juga dibuat oleh tangan orang Palemabang, pemek Muhamad Tahir ini menjadi pempek Palembang yang tidak kalah mantap dengan pempek alsi yang ada di Palembang.

Saus atau cuko (dalam bahasa Palembang) untuk menyajikan pempek Palembang Muhamad Tahir ini juga memiliki rasa dan aroma yang khas. Cuko pempek Palembang Muhamad Tahir tersedia dengan rasa sedang, pedas dan sangat pedas.

Artikel ini ditulis berdasarkan liputan Sucitra De, kontributor dan reporter merahputih.com untuk wilayah Banten dan sekitarnya. Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga: Banyak Tiruan, Ini Ciri-Ciri Golok Ciomas Asli

#Makanan Khas Pandeglang #Kuliner Palembang #Kebudayaan Indonesia #Makanan Tradisional
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Indonesia
Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata
Simfoni delapan dekade ini mengajak kita merasakan dentuman semangat proklamasi dan keragaman budaya
Angga Yudha Pratama - Minggu, 10 Agustus 2025
Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata
Lifestyle
IdeaFest 2025 Usung Tema '(Cult)ivate The Culture', Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya
Dengan bekal budaya yang melimpah itu, tentu Indonesia bisa jadi negara berdaya lewat penguatan ekonomi kreatifnya.
Dwi Astarini - Kamis, 24 Juli 2025
IdeaFest 2025 Usung Tema '(Cult)ivate The Culture', Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya
Indonesia
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Hasil kajian tersebut menghasilkan 17 Oktober dipilih sebagai momentum yang tepat sebagai tanggal peringatan Hari Kebudayaan yang bertepatan dengan lahirnya satu dari empat pilar yaitu Pancasila, NKRI, UUD 945 dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 18 Juli 2025
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Indonesia
Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Bertepatan dengan Ultah Prabowo, PDIP: Tak Perlu Tendensius
Surat keputusan tersebut dikeluarkan pada 7 Juli 2025 dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 15 Juli 2025
Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Bertepatan dengan Ultah Prabowo, PDIP: Tak Perlu Tendensius
Kuliner
Menikmati Segarnya Daging Ikan dalam Menu Lawar khas NTT
Lawar Ikan adalah masakan khas dari Rote Ndao yang berbahan dasar ikan laut kecil-kecil.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 Februari 2025
Menikmati Segarnya Daging Ikan dalam Menu Lawar khas NTT
Kuliner
Segar dan Menyehatkan, Nikmatnya Wedang Kobbhu Khas Madura
Wedang Kobbhu khas Madura dibuat dengan bahan dan rempah alami.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 15 Januari 2025
Segar dan Menyehatkan, Nikmatnya Wedang Kobbhu Khas Madura
Kuliner
Kue Macho, Kudapan Manis Legit nan Renyah khas Madura
Kue Macho sepintas mirip dengan rangginang.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 14 Januari 2025
Kue Macho, Kudapan Manis Legit nan Renyah khas Madura
Tradisi
Menbud: Indonesia Pegang Peran Penting Narasi Besar Evolusi Manusia
Zon mengungkapkan kebanggaan atas penemuan fosil Pithecanthropus erectus oleh Eugène Dubois di tepian Bengawan Solo pada tahun 1894.
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 27 Desember 2024
Menbud: Indonesia Pegang Peran Penting Narasi Besar Evolusi Manusia
Kuliner
Mengicip Itak Pohul-Pohul khas Sumatra Utara, Kehangatannya Bawa Ingatan akan Rumah
Itak Pohul-Pohul sering disajikan dalam acara adat Batak, Marhusip.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 19 Desember 2024
Mengicip Itak Pohul-Pohul khas Sumatra Utara, Kehangatannya Bawa Ingatan akan Rumah
Kuliner
Mencicipi Putu Cangkir, Camilan Manis nan Mengenyangkan khas Sulawesi Selatan
Putu cangkir biasanya dinikmati bersama dengan teh dan kopi.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 29 November 2024
Mencicipi Putu Cangkir, Camilan Manis nan Mengenyangkan khas Sulawesi Selatan
Bagikan