Greenland Kehilangan 600 Miliar Ton Es Dalam 2 Bulan

Leonard Leonard - Rabu, 29 April 2020
Greenland Kehilangan 600 Miliar Ton Es Dalam 2 Bulan

wilayah Greenland yang berada di Arktik kehilangan 600 miliar ton es (Foto: Kristina Gain)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SELAMA musim panas tahun 2019, suhu di Arktik sangat hangat. Hal ini membuat wilayah Greenland yang berada di Arktik kehilangan 600 miliar ton es dalam dua bulan. Hal ini membuat permukaan air laut naik.

Di kutub yang berlawanan, Antartika di Laut Amundsen dan Semenanjung Antartika juga kehilangan jumlah massa es yang sangat banyak. Namun terjadi peningkatan salju di Queen Maud Land, di bagian timur benua.

Baca juga:

Sejarah Menarik Dibalik Hari Bumi, Sudah Tahu Belum?

1
Setiap sudut lapisan es mencair dengan jumlah besar (Foto: globalnews)

"Kami tahu, suhu di Greenland sangat hangat musim panas lalu. Mencairkan setiap sudut lapisan es dengan jumlah yang sangat besar," kata Isabella Velicogna, profesor ilmu sistem bumi UCI dan ilmuwan senior JPL sebagaimana dilansir dari laman SciTechDaily.

Antara 2002 dan 2019, Greenland kehilangan 4.550 miliar ton es, rata-rata 268 miliar ton per tahun. Singkatnya, penduduk wilayah Los Angeles, AS mengonsumsi 1 miliar ton air per tahun.

"Di bagian barat Antartika, hilangannya massa es terjadi tanpa henti yang merupakan berita buruk bagi kenaikan permukaan laut," kata Velicogna. Velicogna dan timnya juga mengamati peningkatan massa di sektor Atlantik di Antartika Timur yang disebabkan oleh peningkatan salju.

Dia dan rekan-rekannya memang dalam proses membangun kesinambungan data antara misi pemulihan Gravitasi dan Eksperimen Iklim yang baru saja dinonaktifkan. Kini Velocigna mengandalkan satelit GRACE, yang merupakan proyek milik NASA dan Pusat Dirgantara Jerman.

Satelit tersebut dirancang untuk membuat pengukuran perubahan gravitasi Bumi yang sangat tepat. Wahana antariksa ini terbukti sangat efektif untuk memantau cadangan air planet ini, termasuk es di kutub, permukaan laut global, dan air tanah.

Baca juga:

Menakjubkan, Inilah Peta Terbaru Bulan

2
Satelit GRACE sangat efektif memantau cadangan air Bumi (Foto: newsbreak)

Misi GRACE pertama dikeluarkan pada tahun 2002 dan mengumpulkan data selama lebih dari 15 tahun, satu dekade lebih lama dari yang diharapkan. Menjelang akhir periode ini, satelit GRACE mulai kehilangan daya baterai, yang mengarah menuju akhir misi pada Oktober 2017.

"Sangat menyenangkan melihat seberapa baik data yang berasal dari Greenland dan Antartika, bahkan di tingkat regional. Ini merupakan penghargaan atas upaya selama berbulan-bulan oleh tim proyek, teknik, dan sains untuk membuat upaya ini berhasil," pungkasnya. (lgi)

Baca juga:

Stasiun Ruang Angkasa Komersial Pertama NASA Akan Terealisasi

#Pemanasan Global #Laut Dunia
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Dunia
Bumi makin Panas, Penduduk Dunia Hanya Punya 3 Tahun sebelum Kenaikan Suhu Melebihi 1,5 Derajat Celsius
Demikian terungkap dalam studi yang dilakukan lebih dari 60 ilmuwan internasional yang dipublikasikan pada Kamis (19/6).
Dwi Astarini - Jumat, 20 Juni 2025
Bumi makin Panas, Penduduk Dunia Hanya Punya 3 Tahun sebelum Kenaikan Suhu Melebihi 1,5 Derajat Celsius
Lifestyle
Apa Itu Pemanasan Global? Ini Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Pemanasan Global secara sederhana merupakan kondisi di mana suhu rata-rata permukaan bumi mengalami peningkatan secara bertahap.
ImanK - Kamis, 24 April 2025
Apa Itu Pemanasan Global? Ini Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Dunia
Ilmuwan Berhasil Rekam Video Cumi Raksasa di Laut Dalam, Bentuknya Transparan dan saat Masih Kecil Berukuran 30 Sentimeter
Ilmuwan berhasil merekam video pertama cumi raksasa di habitat laut dalam. Temukan lebih lanjut tentang makhluk misterius ini!
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 17 April 2025
Ilmuwan Berhasil Rekam Video Cumi Raksasa di Laut Dalam, Bentuknya Transparan dan saat Masih Kecil Berukuran 30 Sentimeter
Dunia
Bumi makin Panas, Gletser China Menyusut 26 Persen Mengancam Sumber Air Dunia
UNESCO dalam laporannya menyebut gletser di seluruh dunia menghilang lebih cepat daripada sebelumnya.
Dwi Astarini - Kamis, 27 Maret 2025
Bumi makin Panas, Gletser China Menyusut 26 Persen Mengancam Sumber Air Dunia
Lifestyle
Suhu Global Naik 1,5 Derajat Sepanjang 2024, Peringatan untuk Risiko Lebih Besar bagi Kehidupan di Planet Ini
Bagian beku dari permukaan Bumi, yang dikenal sebagai kriosfer, mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Dwi Astarini - Kamis, 20 Maret 2025
Suhu Global Naik 1,5 Derajat Sepanjang 2024, Peringatan untuk Risiko Lebih Besar bagi Kehidupan di Planet Ini
Lifestyle
Memahami Efek Rumah Kaca, Apa Dampaknya bagi Lingkungan?
Memahami efek rumah kaca sangat penting. Bahkan, efek rumah kaca bisa menimbulkan dampak bagi lingkungan.
Soffi Amira - Kamis, 21 November 2024
Memahami Efek Rumah Kaca, Apa Dampaknya bagi Lingkungan?
Dunia
Pemanasan Global Naikkan Potensi Terjangan Badai Intens
Dengan pemanasan global, sistem iklim seolah memiliki lebih banyak energi.
Dwi Astarini - Selasa, 05 November 2024
Pemanasan Global Naikkan Potensi Terjangan Badai Intens
Lifestyle
Ribuan Hiu Ditemukan Tidur di Dasar Laut Australia
Ribuan hiu ditemukan tidur di dasar laut Australia bagian selatan. Hiu Port Jacksons itu semuanya berjenis kelamin betina.
Soffi Amira - Kamis, 22 Agustus 2024
Ribuan Hiu Ditemukan Tidur di Dasar Laut Australia
Dunia
Gelombang Panas Sebabkan Ratusan Ribu Ikan Mati di Vietnam
Gelombang panas di Asia Tenggara membuat air di Waduk Song May Vietnam hampir habis.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 08 Mei 2024
Gelombang Panas Sebabkan Ratusan Ribu Ikan Mati di Vietnam
Dunia
Asia Tenggara dan Tengah Dilanda Gelombang Panas Sampai 45 Derajat Celcius
Gelombang panas ini terjadi ketika angin kencang yang disebut aliran jet mengalir lebih lambat melalui atmosfer bumi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 29 April 2024
Asia Tenggara dan Tengah Dilanda Gelombang Panas Sampai 45 Derajat Celcius
Bagikan