Pemanasan Global Naikkan Potensi Terjangan Badai Intens


Badai Milton menghantam Florida pada Rabu (9/10/2024), menyebabkan jutaan orang tanpa listrik dan menelan korban jiwa di pesisir timur negara bagian tersebut, menurut laporan media lokal. /ANTARA/Anad
MERAHPUTIH.COM - BADAI teramat intens dan berbahaya menerjang beberapa belahan dunia. Bencana terkini terjadi di Spanyol bagian timur dan tenggara. Para ahli menyebut pemanasan global menaikkan potensi terjadinya badai intens.
"Fenomena ini selalu ada. Namun, dengan adanya pemanasan global, peningkatan kuantitas uap air yang mengalami evaporasi dari Mediterania dapat menyebabkan peristiwa-peristiwa yang sangat intens dan berbahaya di masa mendatang," ujar Javier Martin-Vide, seorang ahli iklim sekaligus profesor geografi fisik di Universitas Barcelona, Spanyol, dikutip ANTARA.
Banjir dahsyat baru-baru ini di daerah Valencia, Castilla-La Mancha, dan Andalusia telah merenggut nyawa lebih dari 200 orang, dengan ratusan lainnya masih berstatus hilang. Badai itu dipicu fenomena badai yang dikenal sebagai depresi terisolasi pada level tinggi (DANA).
"Badai-badai DANA tidak seperti topan yang memiliki lintasan yang dapat diprediksi," papar Martin-Vide. Ia menjelaskan badai DANA memiliki tingkat ketidakpastian atau ketidakteraturan dalam hal lokasi badai akan menerjang dengan intensitas maksimum.
Baca juga:
Badai-badai ini terjadi saat cold front melintasi perairan Mediterania yang hangat. Hal itu menyebabkan udara yang lebih panas naik dengan cepat dan membentuk awan yang pekat dan persisten. Ia memperingatkan bahwa pemanasan global dapat mengintensifkan proses ini. “Seolah-olah sistem iklim itu memiliki lebih banyak energi,” imbuhnya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan sangat penting untuk beradaptasi dengan realitas iklim baru ini, seraya menekankan perlunya menyesuaikan diri dengan frekuensi dan intensitas yang lebih tinggi terkait dengan peristiwa cuaca ekstrem tersebut demi melindungi nyawa.
Martin-Vide mengatakan tingginya korban jiwa dan kerusakan yang meluas itu sebagian disebabkan kurangnya kesiapan penduduk dan otoritas lokal untuk menangani cuaca ekstrem.
"Kita perlu mengurangi kerentanan penduduk dengan memberikan edukasi kepada warga tentang cara merespons fenomena tersebut. Kita juga membutuhkan perencanaan wilayah yang matang, yang merupakan cara yang paling efisien dan hemat biaya untuk memangkas kerugian ekonomi dan korban jiwa," saran ahli iklim itu.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Bumi makin Panas, Penduduk Dunia Hanya Punya 3 Tahun sebelum Kenaikan Suhu Melebihi 1,5 Derajat Celsius

Apa Itu Pemanasan Global? Ini Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Bumi makin Panas, Gletser China Menyusut 26 Persen Mengancam Sumber Air Dunia

Suhu Global Naik 1,5 Derajat Sepanjang 2024, Peringatan untuk Risiko Lebih Besar bagi Kehidupan di Planet Ini

Memahami Efek Rumah Kaca, Apa Dampaknya bagi Lingkungan?

Pemanasan Global Naikkan Potensi Terjangan Badai Intens

Gelombang Panas Sebabkan Ratusan Ribu Ikan Mati di Vietnam

Asia Tenggara dan Tengah Dilanda Gelombang Panas Sampai 45 Derajat Celcius
