Bumi makin Panas, Gletser China Menyusut 26 Persen Mengancam Sumber Air Dunia

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 27 Maret 2025
Bumi makin Panas, Gletser China Menyusut 26 Persen Mengancam Sumber Air Dunia

Gletser di dataran tinggi Tibet d China mencair lebih cepat.(foto: pexels-julia-volk)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPTUIH.COM - LUAS gletser di China telah menyusut sebesar 26 persen sejak 1960. Pencairan gletser itu terjadi akibat pemanasan global yang cepat. Bedasar data resmi yang dirilis Maret 2025, dikutip CNN, sebanyak 7.000 gletser kecil menghilang sepenuhnya dan pencairan gletser semakin intensif dalam beberapa tahun terakhir.

UNESCO dalam laporannya menyebut gletser di seluruh dunia menghilang lebih cepat daripada sebelumnya. Kehilangan massa gletser terbesar tercatat terjadi dalam tiga tahun terakhir. Kelompok pencinta lingkungan memperingatka penyusutan ‘menara air’ penting ini akan mengurangi ketersediaan air tawar. Hal itu diperkirakan akan menyebabkan kompetisi yang lebih besar untuk sumber daya air. Pencairan gletser juga menimbulkan risiko bencana baru.

Gletser-gletser di China terletak terutama di barat dan utara negara itu, di daerah Tibet dan Xinjiang, serta provinsi-provinsi Sichuan, Yunnan, Gansu, dan Qinghai. Data yang dipublikasikan pada 21 Maret di situs web Institut Sumber Daya dan Ekologi Lingkungan Barat Laut dari Akademi Ilmu Pengetahuan China menunjukkan total luas gletser di China pada 2020 sekitar 46.000 kilometer persegi yang berisi 69.000 gletser. Angka itu menyusut jika dibandingkan dengan sekitar 59.000 kilometer persegi dan sekitar 46.000 gletser di China antara 1960 dan 1980.

Untuk menyelamatkan gletser-gletser nan mencair, China telah menggunakan teknologi seperti selimut salju dan sistem salju buatan untuk menunda proses pencairan.

Baca juga:

Gletser Gunung Everest Mencair, Kamp Pendakian Direlokasi



Di China, dataran tinggi Tibet dikenal sebagai ‘kutub ketiga’ dunia karena jumlah es yang lama terperangkap di wilayah tinggi tersebut. Namun, kehilangan es yang dramatis, dari Kutub Utara hingga Alpen, dari Amerika Selatan hingga Dataran Tinggi Tibet, diperkirakan akan semakin cepat seiring dengan perubahan iklim, yang disebabkan pembakaran bahan bakar fosil yang mendorong suhu global semakin tinggi.

UNESCO menyatakan kondisi ini mungkin akan memperburuk masalah ekonomi, lingkungan, dan sosial di seluruh dunia seiring dengan naiknya permukaan laut dan menyusutnya sumber air utama.(dwi)

Baca juga:

Pemanasan Global di 2024 Terus Berlanjut

#China #Kerusakan Lingkungan #Pemanasan Global
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
China dan AS Capai Kesepakatan Dagang di KTT ASEAN, Tensi Mulai Mereda?
China dan Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan dasar dalam pembicaraan perdagangan dan ekonomi di Malaysia, meski kedua pihak tetap berpegang pada posisinya.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Oktober 2025
China dan AS Capai Kesepakatan Dagang di KTT ASEAN, Tensi Mulai Mereda?
Fun
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Untuk pertama kalinya, nyamuk ditemukan di Islandia. Rekor panas dan perubahan iklim diduga jadi penyebab utama munculnya spesies ini di negeri es.
ImanK - Jumat, 24 Oktober 2025
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Indonesia
Menhan Pastikan Indonesia Beli Pesawat Tempur Chengdu J-10 Buatan China
Berdasarkan media Prancis Intelligenceonline yang dikutip oleh akun instagram ISDS dijelaskan kontrak pembelian J-10 sempat tertunda karena masalah pendanaan. Kini, kontrak tersebut akan dilanjutkan melalui skema pembayaran dari China.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Menhan Pastikan Indonesia Beli Pesawat Tempur Chengdu J-10 Buatan China
Indonesia
Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih
Kebijakan Trump terkait dengan tarif impor baru juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan Neraca Perdagangan AS dengan para mitra dagang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih
Indonesia
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Presiden AS Donald Trump baru saja menetapkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap produk asal China mulai 1 November 2025
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Dunia
Rayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China, Xo Jinping Tegaskan Satu Negara, Dua Sistem
"Dengan tegas menentang tindakan separatis 'kemerdekaan Taiwan' serta campur tangan kekuatan luar, dan dengan tegas membela kedaulatan negara serta keutuhan wilayah," tambah Presiden Xi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Rayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China, Xo Jinping Tegaskan Satu Negara, Dua Sistem
Dunia
Melemah, Topan Ragasa masih Jadi Ancaman Besar di Guangdong
Badan Meteorologi China melaporkan kecepatan angin maksimum mencapai 176 km/jam dengan embusan hingga 268 km/jam.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Melemah, Topan Ragasa masih Jadi Ancaman Besar di Guangdong
ShowBiz
1 Kalimat dari K-Drama ‘Tempest’ Bikin Marah Warganet China, Jun Ji-hyun Langsung Kena Cancel
Banyak dari warganet China menyeru kepada berbagai merek agar memutuskan kerja sama dengan aktris Korea tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
1 Kalimat dari K-Drama ‘Tempest’ Bikin Marah Warganet China, Jun Ji-hyun Langsung Kena Cancel
Indonesia
Warga Sukabumi Jadi Korban Sindikat Pengantin Pesanan Warga China
Meski investigasi kasus tersebut masih berlanjut, Reni menjadi korban dari sindikat pengantin pesanan yang memang sudah beberapa kali terjadi di Tiongkok.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Warga Sukabumi Jadi Korban Sindikat Pengantin Pesanan Warga China
Dunia
China Tahan Kapal Milik Filipina, Bakal Bangun Cagar Alam 3.500 Hektare di Laut China Selatan
Kapal-kapal China kerap berpatroli dan terkadang bersitegang dengan kapal Filipina di dekat beting yang disengketakan di kawasan itu.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
China Tahan Kapal Milik Filipina, Bakal Bangun Cagar Alam 3.500 Hektare di Laut China Selatan
Bagikan