Google Pecat Karyawan yang Protes Hubungannya dengan Israel

Soffi AmiraSoffi Amira - Kamis, 18 April 2024
Google Pecat Karyawan yang Protes Hubungannya dengan Israel

Google pecat 28 karyawan yang protes hubungannya dengan Israel. Foto: Unsplash/Pawel Czerwinski

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Google telah memecat 28 karyawannya usai diprotes soal hubungannya dengan Israel. Bentuk protes tersebut dilakukan dalam aksi duduk selama 10 jam di dua kantor Google di California dan New York.

Aksi protes itu dipimpin oleh kelompok No Tech For Apartheid pada Selasa (16/4) lalu. Mereka menentang Proyek Nimbus, yakni sebuah kontrak penyimpanan cloud senilai 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19,4 triliun dengan Israel.

Baca juga:

Pemerintah Jaga Aset Investasi Hindari Dampak Konflik Iran-Israel

Lalu, pihak Google memutuskan untuk memecat 28 karyawannya yang dituduh ikut berpartisipasi dalam aksi itu, pada Rabu (17/4).

“Malam ini, Google tanpa pandang bulu memecat lebih dari dua lusin pekerja, termasuk mereka di antara kami yang tidak berpartisipasi langsung dalam protes bersejarah yang berlangsung selama 10 jam di dua wilayah pesisir kemarin,” menurut unggahan No Tech For Apartheid di X.

Kepala Keamanan Global Google, Chris Rackow, menekankan kebijakan nol toleransi perusahaan terhadap perilaku pengunjuk rasa dalam memo yang dikirimkan kepada seluruh karyawan yang juga beredar di media sosial.

“Perilaku seperti ini tidak mendapat tempat di tempat kerja kami dan kami tidak akan membiarkannya,” ujarnya.

Setelah dilakukan penyelidikan, Google akhirnya memutuskan hubungan kerja terhadap 28 karyawan yang diketahui ikut terlibat.

"Kami akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan jika diperlukan,” tambah Chris.

Baca juga:

Sering Kecelakaan, 2 Tanjakan Ekstrem Gunungkidul Mau Dihapus dari Google Maps

Menanggapi hal tersebut, No Tech For Apartheid mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai "tindakan pembalasan yang mencolok".

"Tindakan pembalasan yang mencolok ini adalah indikasi nyata bahwa Google lebih menghargai kontrak senilai 1,2 miliar dolar dengan pemerintah dan militer Israel yang melakukan genosida dibandingkan pekerjanya sendiri,” kata kelompok tersebut.

Pemecatan tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah polisi menahan sembilan karyawan selama protes duduk di Sunnyvale, California, dan kantor di New York. Aksi itu juga menimbulkan gelombang kontroversi di dalam dan luar perusahaan.

Apa itu Proyek Nimbus?

Israel, Google, dan Amazon telah menandatangani Proyek Nimbus
Israel, Google, dan Amazon telah menandatangani Proyek Nimbus. Foto: Unsplash/Mitchell Luo

Proyek Nimbus meliputi sistem cloud dan pembelajaran mesin yang memungkinkan penyimpanan data, pengumpulan, analisis, identifikasi motif dan fitur data, serta prediksi potensi data dan motif.

Berdasarkan informasi, ada kontrak senilai 1,2 miliar dolar yang disiapkan untuk proyek ini. Kemudian, sudah ditandatangani pada April 2021 lalu oleh Israel, Google, dan Amazon.

Pada April 2021 lalu, Israel telah mengumumkan, bahwa Google dan Amazon telah memenangkan tender negara secara besar-besaran. Hal itu tentunya memungkinkan Israel untuk membangun pusat server penyimpanan cloud lokal.

Bahkan, sistem ini diklaim bisa mengumpulkan semua sumber data yang disediakan oleh Israel dan militernya, termasuk basis data, sumber daya, dan sumber observasi langsung, seperti kamera jalanan dan drone.

Kritikus berpendapat, bahwa proyek ini dapat membantu Israel untuk melanjutkan sistem penindasan, dominasi, dan segregasi terhadap rakyat Palestina yang mirip dengan apartheid. (*)

Baca juga:

Konflik Iran-Israel Berpotensi Picu Inflasi dan Krisis Energi di Indonesia

#Google #Israel #Perusahaan
Bagikan
Ditulis Oleh

Soffi Amira

Berita Terkait

Indonesia
Israel Terus Gempur Gedung Tempat Pengungsian, Dalam Sehari 70 Warga Gaza Tewas
Pada 25 Agustus, pemerintah Gaza memperingatkan bahwa krisis tempat tinggal bagi para pengungsi mencapai lebih dari 96 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 06 September 2025
Israel Terus Gempur Gedung Tempat Pengungsian, Dalam Sehari 70 Warga Gaza Tewas
Indonesia
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
Ketua Partai Nasional Inisiatif Palestina, Mustafa Barghouti, mengecam sikap PBNU yang mengundang tokoh akademisi Israel, Peter Berkowitz. Hal itu tak bisa dibenarkan.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
Fun
Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing
Google baru-baru ini mengeluarkan peringatan penting bagi sekitar 2,5 miliar pengguna Gmail di seluruh dunia terkait serangan siber
ImanK - Sabtu, 30 Agustus 2025
Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing
Indonesia
Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan
Hingga saat ini, Freddy memastikan seluruh proses pengantaran bantuan logistik berjalan dengan aman dan kondusif.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 28 Agustus 2025
Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan
Dunia
Israel Tewaskan 5 Jurnalis dalam Serangan di Rumah Sakit, Menjadikan Konflik ini Paling Mematikan bagi Insan Pers
Kematian terbaru ini membuat jumlah jurnalis yang terbunuh di Gaza sejak awal perang pada Oktober 2023 mendekati 200 orang.
Dwi Astarini - Selasa, 26 Agustus 2025
Israel Tewaskan 5 Jurnalis dalam Serangan di Rumah Sakit, Menjadikan Konflik ini Paling Mematikan bagi Insan Pers
Dunia
Israel Hancurkan Rumah Sakit di Gaza dalam Serangan Ganda
WHO menyatakan departemen gawat darurat, ruang rawat inap, dan unit bedah rumah sakit terkena dampak.
Dwi Astarini - Selasa, 26 Agustus 2025
Israel Hancurkan Rumah Sakit di Gaza dalam Serangan Ganda
Indonesia
1,3 Juta Warga Gaza Bakal Dipaksa Berpindah ke Selatan, Perburuk Penderitaan
Kantor media Gaza juga menyatakan bahwa saat ini tidak ada tenda atau perlengkapan tempat tinggal yang tersedia di titik-titik perbatasan
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
1,3 Juta Warga Gaza Bakal Dipaksa Berpindah ke Selatan, Perburuk Penderitaan
Dunia
Israel Ancam Ratakan Gaza City jika Hamas tak Setujui Syarat yang Diajukan
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan Hamas diminta melucuti senjata dan membebaskan semua sandera.
Dwi Astarini - Jumat, 22 Agustus 2025
Israel Ancam Ratakan Gaza City jika Hamas tak Setujui Syarat yang Diajukan
Dunia
Israel Bakal Duduki Gaza, PBB Ingatkan Kematian dan Kehancuran Besar Bakal Terjadi kal Terjadi
Pada 8 Agustus, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana untuk menduduki Kota Gaza di bagian utara wilayah kantong tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 22 Agustus 2025
Israel Bakal Duduki Gaza, PBB Ingatkan Kematian dan Kehancuran Besar Bakal Terjadi kal Terjadi
Dunia
Israel Nyatakan Serangan Darat Dimulai, Warga Palestina Mengungsi Tinggalkan Gaza City
Israel ingin menunjukkan bahwa pihaknya tetap melanjutkan rencana merebut seluruh Gaza City meskipun mendapat kritik internasional.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Israel Nyatakan Serangan Darat Dimulai, Warga Palestina Mengungsi Tinggalkan Gaza City
Bagikan