Gerakan "Ayo Minum Air" Sasar Anak-Anak SD


Ilustrasi anak-anak SD (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Gerakan "Ayo Minum Air" (Amir) mengedukasi masyarakat untuk menyadari pentingnya kebutuhan air putih bagi tubuh dengan memulainya dari anak-anak SD dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Sebagai tahap awai pelaksanaan edukasi masyarakat melalui gerakan AMIR, IHWG dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah meluncurkan Komik Hidrasi dan modul pelatihan bagi para guru PAUD serta pelaku rawat sebagai media untuk menyebarkan pengetahuan akan pentingnya air putih bagi tubuh," kata Ketua IHWG Budi Wiweko di Jakarta, Kamis, (2/3).
Edukasi tentang pentingnya minum air putih diberikan kepada anak-anak sejak dini agar tertanam perilaku hidup sehat yang akan berubah menjadi kebiasaan. Selain itu juga membiasakan anak mengurangi minum minuman manis sejak dini.
IHWG memberikan pelatihan kepada 61 orang guru PAUD dan implementasi materi komik untuk 495 orang murid di 22 Iembaga PAUD.
Mengacu kepada data Kementerian Kesehatan RI mengenai penyakit katastropik, jumlah penderita penyakit ginjal di Indonesia menempati urutan kedua setelah penyakit jantung daiam jumiah penderita.
Pertumbuhan jumlah penderita penyakit ginjal hampir 100 persen dari tahun 2014 hingga 2015.
Salah satu kondisi yang berperan besar terhadap peningkatan penyakit katastropik, termasuk penyakit ginjai kronik, adalah obesitas atau kegemukan. Semakin gemuk seseorang, semakin besar risiko mengalami hipertensi maka semakin keras kerja ginjal yang berpotensi mengalami gangguan fungsi ginjal.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi penduduk dewasa (di atas 18 tahun) dengan kelebihan berat badan mencapai 28,9 persen, yaitu berat badan Iebih sebesar 13,5 persen dan obesitas sebesar 15,4 persen. Angka tersebut terus meningkat di tahun 2016 menjadi 33,5 persen, masing-masing berat badan Iebih sebesar 12,8 persen dan obesitas sebesar 20,7 persen. Salah satu faktor pemicu obesitas yang paling banyak ditemui ialah mengonsumsi makanan dan minuman manis berlebih.
"Konsumsi minuman manis menjadi sebuah realita yang sulit dielakkan karena relatif mudahnya ketersediaan dan akses mendapatkan produk-produk tersebut di sekitar rumah maupun sekolah. Pola hidrasi ini yang tidak baik terkait dengan konsumsi gula dalam minuman," kata Budi.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Air Kelapa Lebih dari Sekadar Segar! Ini Manfaatnya yang Vital untuk Ibu Hamil dan Pembentukan Air Ketuban

Resolusi Kesehatan Zodiak di 2025: Sagitarius Rutin Olahraga, Capricorn Perlu Banyak Meditasi, dan Aquarius Perbaiki Pola Tidur

Tanda Skin Barrier Kamu Rusak dan Cara Memperbaikinya

Cara Mengukur Kadar pH Air yang Aman untuk Dikonsumsi

Mengapa IShowSpeed Selalu Energik saat Streaming? ini Jawabannya

Mencuci Buah tak Selalu Efektif Kurangi Pestisida

Industri Minuman Indonesia Didominasi Penjualan Air Mineral Dalam Kemasan

Akses Air Minum Layak Hanya Meningkat 1 Persen Per Tahun

Takaran Konsumsi Air yang Tepat Berdasarkan Usia

Sering Terbangun saat Tidur Malam? Atasi dengan Cara Ini
