Kesehatan

Gangguan Mental Paling Banyak Menyerang Generasi Milenial, Apa Penyebabnya?

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 07 Oktober 2019
Gangguan Mental Paling Banyak Menyerang Generasi Milenial, Apa Penyebabnya?

Gangguan mental menyerang milenial. (Foto: Harvard Business Review)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

KESEHATAN mental telah menjadi masalah yang sering dialami oleh generasi milenial, dan kondisi tersebut tidak boleh dianggap remeh. Melansir dari laman Blue Cross Blue Shield Associaton (BCBSA), Dr. Vincent Nelson mengatakan bahwa milenial merupakan generasi yang paling banyak terkena gangguan kesehatan mental ketimbang gangguan fisik dibandingkan generasi baby boomers.

Menurut laman healthline.com, sepuluh kondisi yang paling mempengaruhi generasi milenial adalah depresi berat, kecanduan zat serta alkohol, hipertensi, hiperaktif, kondisi psikotik, penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, kolesterol tinggi, kecanduan tembakau, serta diabetes tipe 2.

Baca juga:

Fakta Milenial Membunuh Banyak Usaha Besar

Deborah Serani, PsyD Professor Adelphi University serta penulis buku Living With Depression menjelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab milenial menjadi generasi yang paling rentan terkena gangguan mental.

1. Kecanggihan teknologi

Kecanggihan Teknologi Gangguan Mental
Canggihnya teknologi yang hadir di kehidupan milenial sejak dini menjadi salah satu faktornya. (Foto: wsj.com)

Karena kehadiran teknologi yang semakin canggih, milenial menjadi generasi pertama yang dibesarkan tanpa memahami seberapa pentingnya bertatapan mata dalam berkomunikasi.

Ini yang menyebabkan generasi milenial mengalami kesulitan dalam membaca ekspresi wajah, serta memiliki kewaspadaan yang rendah terhadap emosi diri sendiri maupun orang lain.

2. Pemberitaan berlebihan yang diterima

Generasi Milenial
Pemberitaan online membuat milenial menerima berita menyeramkan dan menakutkan sejak dini. (Foto: Everyday Health)

Dr. Serani menjelaskan meledaknya jumlah pemberitaan semenjak hadirnya internet menciptakan perputaran pembaharuan berita 24 jam baru yang mana membuat generasi milenial sejak kecil telah mampu mengakses berita-berita yang menakutkan.

Mulai dari pemberitaan terorisme, bencana alam, sampai bencana-bencana yang tidak ada di generasi sebelumnya berhasil menghantarkan perasaan ketidakberdayaan, tanpa harapan, serta ketakutan apalagi dengan visualisasi media yang semakin canggih yaitu berupa gambar dan video beresolusi tinggi.

Baca juga:

Awas Gangguan Mental pada Remaja!

3. Pandangan orang terhadap mentalitas

Gangguan Mentalitas
Pandangan terhadap gangguan mental juga berpengaruh. (Foto: evolyst.com)

Dr. Serani mengatakan bahwa pandangan seseorang terhadap gangguan mentalitas adalah bukan tentang bagaimana cara belajar untuk menang atau kalah dari kondisi tersebut, melainkan lebih kepada "menerima" hal tersebut.

Pola pikir seperti mampu menghambat kurva belajar alami untuk menghadapi kegagalan, bertahan serta menjadi tahan banting.

Ini yang mengakibatkan para milenial mengalami kesulitan mentoleransi peristiwa yang membuat stres, frustasi, serta berusaha untuk menghindari tuntutan untuk tetap di zona nyaman dan tidak harus merasakan kewalahan.

4. Jam kerja yang tidak jelas

Jam Kerja Generasi Milenial
Milenial merupakan pekerja keras. (Foto: Harvard Business Review)

Meskipun generasi milenial memiliki kesempatan bekerja yang tidak memiliki jadwal tetap serta bisa mengakses pekerjaan dari jarak jauh berkat teknologi, namun sisi buruknya adalah para milenial terkadang masih harus bekerja pada hari libur serta akhir pekan.

Dr. Jonathan Avery, psikiater di New York-Presbyterian dan Weill Cornell Medicine mengatakan bahwa kesibukan kerja juga mengakibatkan para milenial lebih terisolasi dan juga lebih candu terhadap gadget. (Shn)

Baca juga:

Generasi Z: Pekerja Keras, Peka, dan Suka dengan Orisinalitas

#Lampu Kuning Oktober #Kesehatan Mental #Gangguan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Apabila depresi tidak ditangani dengan baik, dr. Adhi memperingatkan bahwa hal tersebut dapat berujung pada depresi resisten pengobatan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 11 Juli 2025
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Bagikan