Fakta Milenial Membunuh Banyak Usaha Besar

LAHIR diantara tahun 1981 sampai dengan 1996, para milenial yang dianggap sebagai "orang-orang muda" yang memiliki pola pikir dan gaya hidup yang sangat berbeda.

Generasi milenial menjadi generasi pengubah dalam berbagai sektor. Baik perekonomian, politik, sampai pendidikan. Jika kamu adalah salah satunya, apakah kamu tahu fakta-fakta mengejutkan seputar generasi milenial?

1. Suka baca

Menurut penelitian yang dilakukan oleh mentalfloss.com, milenial merupakan generasi yang lebih suka membaca ketimbang generasi lain. Pada tahun 2016, rata-rata milenial membaca lima buku per tahun, sedangkan generasi lain membaca sekitar empat buku per tahun. Milenial juga cenderung lebih sering mengunjungi perpustakaan dibandingkan generasi lain. Meskipun sangat terobsesi dengan teknologi, nyatanya milenial lebih menyukai membaca buku cetak daripada e-book.

2. Memiliki kekayaan lebih sedikit dibanding generasi lainnya di usia yang sama

Laman mentalfloss menuliskan rata-rata kekayaan rumah tangga yang dikepalai generasi milenial pada tahun 2016 hanya berjumlah sekitar USD12.500 atau Rp176 juta. Sementara rumah tangga yang dikepala oleh generasi X dalam jangka usia 20-35 tahun memiliki rata-rata kekayaan kira-kira sebesar USD15.100 atau Rp212 juta.

Baca juga: Jangan Kerja Terus! Ambil Waktu Libur Supaya Jantung Kamu Sehat!

3. Membunuh berbagai usaha besar

Sering dianggap sebagai generasi paling “miskin”, mungkin ini menjadi alasan mengapa milenial seringkali disalahkan sebagai pembunuh dari berbagai usaha. Milenial menjadi pelaku dibalik penurunan minat tisu kering, mayones, serta tutupnya mall-mall di Amerika Serikat. Tidak hanya itu, hadirnya generasi milenial mempengaruhi penurunan permintaan salah satu produsen cepat saji terbesar di dunia, McDonalds, terutama untuk produk Big Mac.

Perkembangan gawai dan teknologi digital yang digemari generasi milenial dianggap menjadi alasan beberapa perusahaan berbagai bidang gulung tikar. Toys "R" Us yang telah lama menjadi toko penjual mainan sejak tahun 1948 harus menutup lebih dari 800 gerainya di Amerika Serikat pada 2018 lalu. Anak-anak yang sudah mendapatkan rekreasi dari tablet membuat permintaan akan mainan semakin menurun.

Kemudian produsen-produsen pakaian besar seperti Topshop nyaris gulung tikar. Namun harus menutup hampir 40 gerainya dan 19 ribu karyawan di Amerika Serikat dan Inggris, kehilangan pekerjaan mereka.

4. Masih menerima dukungan finansial dari orangtua

Menurut survei dari Merrill Lynch/Age Wave di tahun 2019, tujuh dari sepuluh orang dewasa antara usia 18 sampai 34 tahun masih bergantung pada orangtuanya dalam urusan finansial. Generasi milenial cenderung tinggal di rumah orang tuanya daripada generasi sebelum-sebelumnya di usia yang sama.

5. Milenial cenderung lebih sering cemas

Menurut survei yang dilakukan Quartz di tahun 2018, para karyawan milenial yang berusia 18 sampai 34 tahun mengalami kecemasan atau depresi hampir dua kali lipat daripada para pekerja yang lebih tua. Kecemasan yang mereka rasakan ini jelas mengganggu pekerjaaan

Menurutmu, apa alasan cemas menyerang generasi milenial? Menurut para peneliti dari Institut Berkeley, bahwa sebagai generasi pertama yang dibesarkan oleh internet dan media sosial, sebagai generasi yang lahir setelah generasi terburuk dalam sejarah modern, dan sebagai generasi yang masih bergulat dengan peningkatan ketidakpastian ekonomi serta memburuknya prospek keuangan, tidak heran mengapa milenial mengalami kecemasan yang tidak dirasakan generasi-generasi sebelumnya. (shn)

Artikel lainnya: Millennial Jadi Penyebab Meningkatnya Harga Bitcoin