Jangan Kerja Terus! Ambil Waktu Libur Supaya Jantung Kamu Sehat!


Jangan terlalu workaholic (Foto: Pexels/rawpixel.com)
SULIT lepas dari meja komputer, karena takut inbox email kamu menumpuk. Tandanya kamu workaholic banget kalau begitu. Duh, kebiasaan kamu ini enggak sehat lho. Sebab bisa bikin kesehatan jantung kamu terganggu.
Kenyataannya memang seperti itu. Banyak orang yang memiliki pekerjaan dobel bahkan ada juga yang kerja di hari libur tapi enggak mendapatkan lemburan.
Melansir Bustle, sebuah studi yang dilakukan peneliti di Universitas Syracuse Amerika Serikat, libur dari perkerjaan bagus untuk kesehatan jantung kamu.
Para peneliti memonitori 63 partisipan yang tengah libur bekerja dalam studi yang dipublikasikan di Jurnal Psychology and Health. Mereka juga menilai frekuensi, durasi, dan dampak finansial yang bisa mengatasi stres di waktu libur kerja.

Para partisipan juga ditanyai dengan siapa mereka berlibur, berapa jumlah anak yang mereka ajak berlibur, hingga apa yang mereka lakukan selama liburan itu. Termasuk apa saja yang mereka minum dan berapa lama waktu tidur mereka.
Gejala metabolisme mereka juga diukur, yang meliputi tekanan darah, tingkat kolestrol, dan gula darah. Bryce Hruska, asisten profesor di bidang kesehatan publik Universitas Syracuse mengatakan metabolisme tubuh merupakan salah satu faktor penyebab penyakit kardiovaskular.
"Jika tingkat metabolisme ini semakin tinggi. anda akan rentan terkena penyakit kardiovaskular," paparnya. Sebab kata Hruska, metabolisme tubuh sangat bervariasi, bisa berubah atau dihilangkan dalam tubuh.
Hasil temuan para peneliti, liburan memiliki kaitan terhadap risiko terkena sindrom metabolik. Yang pada kenyataannya, setiap hari libur yang diambil. Risiko terkena penyakit kardiovaskular berkurang sebanyak 24%.

Sementara itu, partisipan yang jarang berlibur rupanya memiliki risiko sebanyak 16% mengalami sindrom metabolik. Sementara mereka yang sama sekali enggak berlibur memiliki risiko sebanyak 46,7%.
Nah, bagi partisipan yang memanfaatkan waktu libur mereka. Hanya memiliki risiko mengalami sindrom metabolik sebanyak 1,3%. "Kami melihat adanya pengurangan risiko terkena penyakit kardiovaskular bagi partisipan yang sering berlibur," tegas Hruska.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut dalam temuan ini. Sebab, 63 partisipan sangat sedikit untuk sebuah sampel penelitian. Terlebih lagi, partisipan yang hadir rata-rata pria berkulit putih dan bergender perempuan. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Kurangi Angka Pengangguran, Penyandang Disabilitas di Jakarta Harus Diberi Kesempatan Bekerja

Pemprov Jakarta Gelar Festival Lowongan Kerja Jakarta 19 - 20 Agustus 2025, Ada 40 Perusahaan Buka Lowongan

Hari Pelaut Sedunia 2025 Ambil Tema My Harassment-Free Ship, Sudah Saatnya Kapal Jadi Ruang Kerja Bebas dari Pelecehan

Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk Pekerja dengan Gaji di Bawah Rp3,5 Juta Sebesar Rp150 Ribu

Sah! Menaker Hapus Syarat Batas Usia Rekrutmen Pekerja Swasta dan BUMN

3,59 Juta Penduduk Baru Terserap ke Dunia Kerja, Ini Sektor Paling Banyak Serap Pengangguran

Angka Pengangguran Tembus 13.000 Orang, Wali Kota Solo Gagas 'Rumah Siap Kerja'

Pengakuan Mantan Pemain Oriental Circus Indonesia, Sempat Dirantai dan Dipukuli

Jumlah Pendatang Diprediksi Menurun, Jakarta Sudah Tak Menarik Lagi?

Singapura Jadi Negara Pilihan WNI Bekerja di Sektor Formal, Tawaran Gaji Sangat Tinggi
