Farwiza Farhan, Perempuan Tangguh asal Indonesia Terdaftar dalam Time 100 Next 2022


Farwiza Farhan, pemimpin HAkA yang pemberani. (Foto: Instagram/@wiiiiza)
JATUH cinta dengan alam. Itulah kekuatan yang mendasari Farwiza Farhan untuk melindungi kawasan hutan belantara Leuser, Aceh, dari serangan pemburu liar, industri, dan pembangunan sembrono. Cinta perempuan berambut pendek ini pada alam tak pernah pudar. Malah makin membara tiap waktu dan terwujud dalam banyak tindakan. Berkat upaya kerasnya, tak sedikit orang mengapresiasinya.
Banyak perempuan sering dianggap remeh. Perannya hanya sekadar konco wingking atau teman di belakang. Terbatas pada urusan dapur, sumur, dan kasur. Ini tak pernah berlaku pada Farwiza. Dia tak mau hanya berada di belakang. Karena itulah, dia mewakafkan hidupnya memimpin sebuah LSM di Aceh untuk pelestarian lingkungan, yaitu Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA).
Sepak terjang Farwiza melindungi alam pun terjaring radar Majalah Time. Redaksi Time memasukkannya dalam daftar Time 100 Next 2022 untuk kategori Leaders. Tak hanya itu, majalah Time bulan Oktober bahkan menjadikannya sebagai cover.
"Hal pertama yang orang tanyakan kepada saya: bagaimana rasanya dinobatkan sebagai salah satu dari TIME 100 selanjutnya? Lalu bagaimana rasanya berada di sampul TIME? Surealis kurasa," kata Farwiza dalam unggahannya di Instagram.
Farwiza tak pernah menyangka kecintaannya pada alam akan membawanya sejauh ini. "Sebagai seorang gadis yang tumbuh di lingkungan universitas, saya melihat diri saya sebagai seseorang yang akan berkutat di jalur akademis dan menjadi seorang peneliti. Saya adalah seorang kutu buku yang penuh harapan, yang membayangkan kehidupan di laboratorium biologi kelautan, bukan di depan kamera," tambah Farwiza.
Baca juga:
Teknik Ramah Lingkungan dalam Persiapan Koleksi 'LANGKAH' Denny Wirawan
View this post on Instagram
Nyatanya Farwiza hidup bersama alam. Dan kemudian mendapat ganjaran penghargaan atas khidmatnya pada alam. Atas capaian tersebut, Bill Gates selaku pendiri Microsoft memberikan selamat kepada Farwiza yang juga pernah masuk ke film dokumenter Leonardo Dicaprio. Gates sempat bertemu dengan Farwiza pada awal 2022.
Farwiza berhasil membuat Gates terkesan karena hal-hal yang dilakukannya. Seperti melindungi kawasan hutan belantara terakhir ekosistem Leuser. Ini adalah sesuatu masih diperjuangkannya hingga saat ini. Melalui HAkA, Farwiza menjadi juru bicara para pemimpin dan organisasi lokal dalam memerangi eksploitasi dan ekspansi pihak-pihak yang serakah dan mengancam ekosistem Leuser.
Pada 2011, Farwiza mulai bekerja di sebuah instansi pemerintah yang mengelola Ekosistem Leuser di Aceh. Dia ngotot mempertahanan ekosistem Leuser lantaran wilayah ini terbilang unik. Leuser merupakan tempat terakhir di Bumi di mana harimau, orangutan, gajah, dan badak masih hidup berdampingan satu sama lain.
Dikenal sebagai perempuan yang pemberani dan tidak kenal takut untuk melindungi daerah-daerah dari eksploitasi, Farwiza memulai LSM HAkA pada 2012. Tak hanya membersamai alam, dia juga hidup dengan buku. Dia menuntaskan studi sarjananya di bidang Biologi Kelautan, kemudian meraih gelar MSc dalam manajemen Lingkungan. Pada 2014, Farwiza mengikuti program PhD dalam Antropologi Budaya dan Studi Pembangunan.
Baca juga:
View this post on Instagram
Farwiza juga membangun gerakan akar rumput dan berhasil mengadvokasi penegakan hukum terhadap perusahaan yang beroperasi secara ilegal. Selain itu, Farwiza berhasil meluncurkan gugatan warga yang memberdayakan masyarakat lokal untuk memiliki keterlibatan yang berarti dalam pembuatan kebijakan.
Aksi Farwiza terus bergulir. Baru-baru ini Farwiza juga telah memobilisasi tokoh masyarakat untuk melakukan gugatan perdata untuk mencabut Tata Ruang Aceh yang melegitimasi pembangunan jalan, skema pembangkit listrik tenaga air, konsesi kelapa sawit, dan pemukiman baru di dalam Ekosistem Leuser.
Farwiza juga berhasil memenangkan penghargaan Pritzker Genius Lingkungan UCLA sebagai inovator lingkungan pada 18 November 2021. Penghargaan diberikan lantaran upaya Farwiza melestarikan satwa liar. Dia memperoleh hadiah sebesar $ 100.000. Penghargaan ini diumumkan oleh Tony Pritzker yang mendirikan penghargaan Pritzker.
Meski telah bertindak banyak untuk alam, Farwiza mengaku ada banyak hal yang belum dicapai. Salah satunya kemenangan hukum melawan pemegang konsesi perkebunan kelapa sawit. Dia juga merasa semua capainnya bukan karena dirinya seorang.
"Saya tidak pernah melupakan titik di mana saya memulai, dan itu membuat saya rendah hati untuk menyadari bahwa begitu banyak dari ini, tidak pernah menjadi milik saya sendiri. Saya ingat perjuangan saya dan itu membuat saya ingin mengatakan bahwa jika kamu berjuang hari ini, untuk alasan apa pun, ingat itu bukan akhir," tegas Farwiza. (yos)
Baca juga:
Papelwrap, Alternatif Bubble Wrap yang Lebih Ramah Lingkungan
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau

Budidaya Larva Black Soldier Fly Antarkan Nasabah PNM Mekaar ke Penghargaan Mata Lokal Award 2025

Kisah Chaim Joel Fetter Sediakan Pusat Kesejahteraan Anak di Sumbawa, Menunggu Uluran Bantuan Tempat Tidur

Khatib Salat Jumat Hari ini Diminta Sampaikan Pesan Pelestarian Lingkungan, Jemaah juga Ikut Tanam Pohon

Udara Jakarta tidak Sehat Buat Kelompok Sensitif, Pemprov Mau Tiru Cara Paris dan Bangkok

Kampanye #pilahdariSekarang ajak Masyarakat Kelola Sampah Demi Kelestarian Lingkungan

Libatkan 15 Musisi dalam Negeri Album Kompilasi 'sonic/panic Vol. 2' Resmi Mengudara
WWF Indonesia: Pohon Menjadi Salah Satu Elemen Penting Bagi Bumi
