Facebook Berjanji akan Hapus Hoaks Soal Vaksin COVID-19


Facebook berjanji akan hapus hoaks tentang vaksin COVID-19 (Foto: pixabay/simon)
MENGIKUTI langkah yang dilakukan oleh YouTube dan TikTok, Facebook telah berjanji untuk menghapus informasi yang salah atau hoaks tentang vaksin COVID-19.
Ketika badan kesehatan di seluruh dunia mulai menyetujui vaksin, Facebook mengatakan klaim palsu tentang vaksi yang telah dibantah oleh ahli kesehatan masyarakat, akan dihapus dari Facebook dan Instagram.
Baca Juga:
Data Pribadi 16 Juta Pasien COVID-19 Terekspos Secara Online
Ini merupakan penegakan kebijakan yang lebih ketat soal hoaks tentang COVID-19, yang bisa menyebabkan kerusakan fisik dalam waktu dekat, seperti halnya mempromosikan pengobatan palsu.

Facebook memberikan contoh klaim yang salah akan dihapus, seperti yang menyarankan vaksin mengandung microchip, atau tentang keamanan, kemanjuran, kandungan dan efek samping dari vaksin. Facebook mengatakan, pihaknya tidak akan dapat segera menegakkan tindakan ini sepenuhnya.
"Karena ini masih awal dan fakta tentang vaksin COVID-19 akan terus berkembang, kami akan secara teratur memperbarui klaim yang kami hapus berdasarkan panduan dari otoritas kesehatan masyarakat saat mereka mempelajarinya lebih lanjut" tulis Facebook dalam blog resminya, seperti yang dikutip dari laman engadget, Kamis (12/4).
Facebook juga mencatat bahwa pihaknya memberikan rincian tentang vaksin dari sumber informasi resmi, melalui pusat informasi COVID-19.
Baca Juga:
Pentingnya Penuhi Standar Baru Air dan Udara Berkualitas di Masa Pandemi COVID-19
Sebelumnya Facebook melarang iklan anti-vaksin di tingkat yang lebih luas. Lalu, Facebook juga telah mengapus klaim palsu tentang vaksin polio di Pakistan dan vaksin campak di Samoa.

Sementara itu, Facebook juga mengembangkan praktik moderasi di sisi lain. Dokumen yang diperoleh oleh Washington Post menunjukkan, bahwa facebook tengah dalam tahap awal pengerjaan algoritma yang mendeteksi ujaran kebencian.
Facebook dilaporkan mencoba membuat sistemnya lebih baik, dalam mencari dan secara otomatis menghapus bahasa kebencian yang terburuk dari yang terburuk. Termasuk penghinaan yang ditujukan pada warna kulit, komunitas LGBT, serta orang Yahudi.
Selain Facebook, YouTube sebelumnya telah melarang informasi salah atau hoaks tentang vaksin COVID-19, tetapi mengatakan akan menolak untuk menghapus video mengungkapkan 'kekhawatiran luas'. Sementara Twitter juga sudah mengambil langkah-langkah mempromosikan informasi kredibel tentang vaksin dan pandemi, namun belum menindak teori konspirasi vaksin tertentu.(Ryn)
Baca juga:
Teknologi AI Bisa Deteksi COVID-19 Hanya dengan Mendengarkan Suara Batuk
Bagikan
Berita Terkait
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19

Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
