Enyahkan Overthinking dengan Meditasi

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 21 Juli 2022
Enyahkan Overthinking dengan Meditasi

Overthinking bisa menjadi kebiasaan buruk yang berakibat fatal. (Pexels/Ekaterina Bolovtsova)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

OVERTHINKING adalah berpikir secara berlebihan tentang satu atau banyak hal sampai menyebabkan kecemasan. Berpikir berlebihan ditandai ketika kita terus memikirkan tentang hal-hal negatif yang telah dan akan menimpa, mengingat kesalahan pada masa lalu, memikirkan pengalaman buruk, atau mengkhawatirkan masa depan.

Overthinking bisa menjadi kebiasaan buruk yang berakibat fatal, mengganggu hidup dan kesehatan kita. Seseorang mengalami overthinking ketika berkutat pada pikiran "seandainya" dan "seharusnya". Pikiran ini muncul ketika tidak puas dengan apa yang telah terjadi. Overthinking menyebabkan orang sulit menemukan ketenangan. Saat sendiri, seringkali ada pikiran yang mengganggu hingga berkembang jadi kekhawatiran.

Salah satu cara mengatasi overthinking adalah dengan meditasi. Heatline melansir orang sering mengeluh sudah bermeditasi tapi masih muncul overthinking. Jangan buru-buru memvonis. Coba cek lagi praktek meditasi kamu.

Orang sering melakukan meditasi secara tak menentu sehingga hasilnya kurang memuaskan. Tapi jangan khawatir, ada beberapa tips untuk menjalani meditasi sebagai solusi paten untuk enyahkan overthinking. Dimana ada kemauan di situ ada jalan. Yuk kita simak.

Baca juga:

Atasi Overthinking Sebelum Ganggu Kesehatan Mental

meditasi overthinking
orang sering melakukan meditasi secara tak menentu sehingga hasilnya kurang memuaskan. (Unsplash/Shashi Chaturvedula)

Buat Jadwal yang Konsisten


Membiasakan meditasi akan membuat overthinking berangsur sirna. Oleh karena itu, tips pertama adalah melakukannya secara konsisten. Dengan begitu, otak dapat dilatih untuk otomatis relaks pada waktu tersebut.

“Latihan harian yang konsisten adalah cara untuk memperoleh manfaat kesehatan mental terbesar dari meditasi," kata Haley Neidich, psikoterapis, seperti dikutip heatline.

Konsisten tak berarti harus saklek pada satu waktu tertentu. Misalnya kamu terus menerus meditasi tiap jam 21. Konsisten di sini, menurut Neidich, dilakukan berdasarkan intuisi dan suasana hati individu. Tapi jangan juga meditasi terlalu jauh intervalnya antara satu waktu dengan waktu lainnya.



Ciptakan ruangan untuk meditasi yang nyaman

Melakukan meditasi di ruangan yang penuh dengan tumpukan baju kotor atau lembar kertas kerja yang berceceran dimana-mana tak akan berdampak optimal. Karena itu, pertimbangkan mengatur ruangan di rumah sebelum bermeditasi. Ciptakan ruangan yang nyaman agar kamu lebih rileks saat bermeditasi.

Meditasi Bersama Teman

Baca juga:

Cara Mudah Enyahkan Overthinking

overthinking meditasi
Memilih waktu yang konsisten, agar otak dapat rileks (Pexels/Andrea Piacquadio)

Biasanya meditasi dilakukan sendiri. Tetapi tak ada salahnya pula jika kamu mengajak teman atau pasangan untuk bermeditasi. Meditasi kolektif dengan teman atau pasangan bisa memberikan energi tersendiri sehingga mendorong pikiran negatif keluar.

Meditasi Secara Virtual

Meditasi sebaiknya dilakukan dengan seorang guru atau instruktur langsung. Tapi jika kamu terlalu sibuk atau sedang berada jauh dari tempat meditasi, cobalah untuk meditasi menggunakan bantuan teknologi informasi. Saluran Youtube menyediakan banyak video praktek meditasi, teori, dan penjelasannya. Kamu bisa mengikuti tiap instruksi yang diberikan instruktur virtual.


Berlatih Yoga atau Taichi


Meski hanya duduk diam, bukan berarti meditasi mudah dilakukan. Banyak orang kesulitan berkonsentrasi saat meditasi. Taichi dan yoga mungkin dapat membantu kamu. Gerakan-gerakannya berguna untuk mengoordinasikan nafas dan pikiran. Ini nantinya akan berpengaruh pada upaya berkonsentrasi. Sehingga ketika kamu mulai meditasi, kamu lebih mudah menyelaraskan nafas dan pikiranmu. (Mrf)

Baca juga:

Tempat Tak Biasa yang Bisa Kamu Coba Untuk Meditasi

#Meditasi #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan