Empat Kasus COVID-19 Varian Baru dari Inggris Kembali Ditemukan di Indonesia

Varian Baru Corona B117 memberikan dampak pada masker dan vaksin (foto: pixabay/alexandra_koch)
Merahputih.com - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengaku kembali menemukan lagi kasus baru dari mutasi virus B117 asal Inggris.
Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan atas kerja sama laboratorium Kementerian Kesehatan (Kemkes) dengan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN).
Baca Juga:
“Sudah menemukan 4 lagi yang terkonfirmasi,” kata Budi saat konferensi pers daring tentang "Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro, Senin (8/3).
Masing-masing kasus tersebar di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada 11 Januari. Lalu, Kalimantan Selatan pada 6 Januari, dan Balikpapan, Kalimantan Timur dari 12 Februari, dan terakhir di Medan pada 28 Januari.
“Keempatnya ini sudah dites positif, GWS juga positif, dan strain baru dari UK, mereka sudah sembuh dan keluar,” ucap Menkes.
Ia menyebutkan, untuk tindak lanjutnya, Kemkes sedang melakukan surveilans terhadap kontak eratnya kasus, yakni sedang ditelusuri untuk dites dengan GWS.
Pada kesempatan sama, Budi menyebutkan, untuk 2 kasus pertama yang datang dari Arab Saudi, yakni kasus di Karawang, Jawa Barat (Jabar) semua kontak erat sudah dites dan semua negatif.
Ia mengatakan akan menjaga laju penyuntikan vaksin COVID-19 karena jumlah vaksin yang masih terbatas dan baru akan meningkatkan vaksinasi pada semester kedua 2021.
"Kita mesti sadari bahwa sampai bulan Juni hanya sekitar 80 sampai 90 juta dosis vaksin yang akan kita terima," jelas Budi.

Ia menegaskan bahwa saat ini proses vaksinasi tidak bisa dilakukan kepada terlalu banyak orang karena keterbatasan pasokan vaksin.
Indonesia baru memiliki sekitar 24 persen dari sekitar 400 juta dosis vaksin yang dibutuhkan untuk mencapai target vaksinasi 181.554.465 penduduk Indonesia demi mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
"Laju penyuntikan kita jaga, kita tidak akan buru-buru naik ke satu juta karena nanti habis vaksinnya dalam dua minggu padahal kita masih punya dua bulan," tambah Budi.
Sisa dosis vaksin yang dibutuhkan untuk mencapai target vaksinasi akan tiba pada semester kedua 2021, yang dapat memastikan suntikan vaksin COVID-19 akan naik signifikan dalam periode tersebut.
Sambil menunggu pasokan dosis tersebut tiba, Budi mengatakan saat ini pemerintah terus berlatih. Tujuannya agar mampu meningkatkan ritme penyuntikan vaksin COVID-19 dengan memastikan tercukupinya jumlah petugas vaksin dan tempat vaksinasi.
Baca Juga:
Konyol, Dua Perempuan Muda Menyamar jadi Nenek agar dapat Vaksin COVID-19
"Nanti pada saat semester kedua akan naik malah harus di atas satu juta, mungkin sampai satu setengah juta suntikan per day," tegas Budi.
Dalam kesempatan itu dia menegaskan bahwa Indonesia telah mendapatkan akses vaksin COVID-19 jauh lebih baik dari banyak negara-negara lain. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
