Ekskavasi Situs Yomokho Ungkap Kehidupan Danau Sentani Ribuan Tahun Lalu

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 15 Oktober 2019
Ekskavasi Situs Yomokho Ungkap Kehidupan Danau Sentani Ribuan Tahun Lalu

Ilustrasi. (Antara/HO)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Ekskavasi Balai Arkeologi Papua berhasil menemukan obsidian, di Situs Yomokho, Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua.

"Obsidian yang ditemukan dalam bentuk pecahan. Pecahan obsidian ini dihasilkan lewat pemangkasan dari batu inti dalam proses pembuatan alat serpih," kata Hari Suroto, salah satu arkeolog senior dari Balai Arkeologi Papua di Kota Jayapura, Senin (14/10), dikutip Antara.

Baca Juga:

Arkeolog Papua Hari Suroto Sarankan Mumi Yamen Silok Dikonservasi

Obsidian, kata dia, menjadi komoditas utama yang diperdagangkan oleh warga yang mempunyai budaya Lapita.

"Orang-orang Lapita berasal dari Pulau Manus, Britania Baru, sebelah utara Papua Nugini. Mereka melakukan serangkaian perdagangan jarah jauh dengan menggunakan perahu layar bercadik pada 3500 tahun yang lalu," katanya.

  Hari Suroto, salah satu arkeolog senior Papua saat melakukan ekskavasi di Situs Yomokho, Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua (ANTARA /HO-Balai Arkeologi Papua)
Hari Suroto, salah satu arkeolog senior Papua saat melakukan ekskavasi di Situs Yomokho, Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua (ANTARA /HO-Balai Arkeologi Papua)


Jaringan perdagangan orang Lapita. lanjut dia, termasuk salah satu jaringan dagang yang paling mula-mula sekaligus paling luas jangkauannya pada zaman prasejarah, hingga mencapai Sabah dan Fiji.

Secara geologis, ungkap Hari yang merupakan alumnus Universitas Udayana Bali itu, obsidian tidak didapatkan di kawasan Danau Sentani dan Pegunungan Cyclops, tapi temuan obsidian di Situs Yomokho, membuktikan bahwa pada masa prasejarah, telah terjadi kontak antara manusia penghuni Danau Sentani dan luar.

Baca Juga:

Melacak Peradaban Masyarakat Minangkabau Tempo Dulu

"Obsidian yang ditemukan di Situs Yomokho, menunjukkan bahwa kawasan Danau Sentani pada masa prasejarah, menjadi bagian dalam jaringan perdagangan Lapita," ungkapnya.

 Kapak perunggu yang didapatkan oleh warga Dondai ketika sedang berkebun di daerah Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. (ANTARA/HO-Balai Arkeologi Papua) /media/ee/e7/76/eee7764ad0e9b744f137a804f07a10e7.jpg  Kapak perunggu yang didapatkan oleh warga Dondai ketika sedang berkebun di daerah Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. (ANTARA/HO-Balai Arkeologi Papua)
Kapak perunggu yang didapatkan oleh warga Dondai ketika sedang berkebun di daerah Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. (ANTARA/HO-Balai Arkeologi Papua)


Hal ini, kata dia, didukung oleh hutan sekitar Danau Sentani dan kawasan Pegunungan Cyclops yang menghasilkan komoditas khas berupa burung cenderawasih, untuk dipertukarkan dengan obsidian-obsidian dari Britania Baru.

Menurut dia, budaya Lapita telah sangat maju sehingga memungkinkan orang Lapita mampu mengadakan perjalanan laut yang sangat jauh sampai bisa mencapai pulau-pulau di Pasifik hingga pesisir utara Papua dan pulau-pulau di lepas pantai Papua.

"Sekitar 2500 tahun yang lalu, jaringan dagang Lapita mengalami kemunduran. Tapi jejaknya ada di sekitar Danau Sentani," katanya. (*)

Baca Juga:

Bersihkan Ladang Jagung, Petani Temukan Arca Dewa

#Penelitian #Jayapura #Danau Sentani
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan Temukan Sampel Asteroid Ryugu, Apa Artinya?
Ilmuwan temukan sampel asteroid Ryugu. Lalu, apa arti dari penemuan sampel tersebut?
Soffi Amira - Minggu, 01 Desember 2024
Ilmuwan Temukan Sampel Asteroid Ryugu, Apa Artinya?
Dunia
China Ingin Buat Senjata 'Death Star', Terinspirasi dari Star Wars
Tiongkok mengklaim, ingin membuat senjata Death Star. Senjata tersebut terinspirasi dari film Star Wars.
Soffi Amira - Rabu, 20 November 2024
China Ingin Buat Senjata 'Death Star', Terinspirasi dari Star Wars
Lifestyle
Mau Skripsian, Cari Tahu nih Perbedaan Penelitian Kuantitatif vs Kualitatif
Meski sering dibahas, banyak yang masih bingung memahami perbedaan keduanya.
Dwi Astarini - Jumat, 15 November 2024
Mau Skripsian, Cari Tahu nih Perbedaan Penelitian Kuantitatif vs Kualitatif
Fun
Tidak Semua Pengamatan Disebut Observasi, Begini Ciri dan Contohnya
Observasi dilakukan dengan memperhatikan detail dari objek yang diamati tanpa mengubah atau memengaruhinya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 08 November 2024
Tidak Semua Pengamatan Disebut Observasi, Begini Ciri dan Contohnya
Dunia
NASA Temukan Titik Hijau Misterius di Mars, Ada Sisa Kehidupan Alien Purba?
NASA menemukan titik hijau misterius di Mars. Lalu, apakah ada sisa kehidupan alien purba di sana?
Soffi Amira - Selasa, 29 Oktober 2024
NASA Temukan Titik Hijau Misterius di Mars, Ada Sisa Kehidupan Alien Purba?
Lifestyle
Penelitian Ungkap Bermain Video Game seperti Olahraga di Gym
Penelitian ungkap jika bermain video game seperti olahraga di gym. Bahkan, game juga bisa meningkatkan daya ingat hingga pemikiran lainnya.
Soffi Amira - Kamis, 24 Oktober 2024
Penelitian Ungkap Bermain Video Game seperti Olahraga di Gym
Dunia
Apakah Alien Bersembunyi di Mars? Ilmuwan Ungkap Hal ini
Apakah alien bersembunyi di Mars? Ilmuwan NASA pun mengungkapkan adanya beberapa tempat yang bisa ditelusuri sebagai petunjuk.
Soffi Amira - Selasa, 22 Oktober 2024
Apakah Alien Bersembunyi di Mars? Ilmuwan Ungkap Hal ini
Lifestyle
Rajin Menulis Jurnal Bisa Bermanfaat untuk Melatih Daya Ingat
Rajin menulis jurnal bisa bermanfaat untuk melatih daya ingat. Bahkan, bisa merangsang bagian otak yang berkaitan dengan memori jangka panjang.
Soffi Amira - Kamis, 17 Oktober 2024
Rajin Menulis Jurnal Bisa Bermanfaat untuk Melatih Daya Ingat
Dunia
Gantikan ISS, Vast Siapkan Desain Stasiun Luar Angkasa Baru
Vast siapkan desain Stasiun Luar Angkasa baru. Menurut laporan, NASA berencana untuk mengganti Stasiun Luar Angkasa (ISS) yang beroperasi sejak 1998.
Soffi Amira - Rabu, 16 Oktober 2024
Gantikan ISS, Vast Siapkan Desain Stasiun Luar Angkasa Baru
Dunia
Ilmuwan Temukan Kaki Seribu Raksasa yang Hidup 340 Juta Tahun Lalu
Ilmuwan menemukan kaki seribu raksasa yang hidup 340 juta tahun lalu. Hal itu berkat dua fosil yang terpelihara dengan baik.
Soffi Amira - Senin, 14 Oktober 2024
Ilmuwan Temukan Kaki Seribu Raksasa yang Hidup 340 Juta Tahun Lalu
Bagikan