Eijkman Temukan Penyebab COVID-19 Lebih Menular di Indonesia


Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.)
MerahPutih.com - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menemukan indikasi ada strain virus corona penyebab COVID-19 yang lebih menular (infectious), D614G, di Indonesia sebagai hasil mutasi dari varian asli virus sebelumnya. Strain mutasi virus SARS-CoV-2, D614G, juga sudah dideteksi di sejumlah negara lain termasuk Malaysia.
"Yang mungkin menjadi perhatian utama saat ini adalah pertanyaan apakah ada di antara virus-virus yang 'whole genom sequencing'-nya (pengurutan keseluruhan genom) sudah di dilaporkan ke GISAID, apakah ada yang mengandung mutasi yang menunjukkan virus itu memiliki potensi bisa menular lebih cepat yaitu disebut D614G. Dapat kami sampaikan saat ini memang sudah diidentifikasi dan sudah dilaporkan," kata Kepala Eijkman Amin Soebandrio, dalam konferensi pers virtual LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX, Jakarta, Jumat (28/8).
Baca Juga:
Mutasi COVID-19 Mulai Masuk Asia Tenggara, Diduga 10 Kali Lebih Menular
Hasil identifikasi tentang keberadaan strain virus penyebab COVID-19 yang jauh lebih mudah menular tersebut akan disampaikan Menteri Riset dan Teknologi kepada Menteri Kesehatan karena informasi itu sangat berkaitan dengan upaya pengendalian COVID-19 secara keseluruhan.
Menurut Amin, Indonesia terus melakukan kegiatan "whole genom sequencing" atau pengurutan keseluruhan genom dari virus SARS-CoV-2 untuk mendapatkan lebih banyak informasi genetik tentang virus itu sehingga bisa memahami karakteristik virus dan mutasi yang terjadi.

Data urutan genom juga akan sangat berguna terutama untuk melacak transmisi atau penyebaran virus di Indonesia, mengidentifikasi target untuk terapi dan vaksin, serta memprediksi ancaman pandemi berikutnya.
Dikutip Antara, Ilmuwan Biologi Molekuler Prof Herawati Supolo Sudoyo juga mengatakan perubahan atau mutasi pada virus SARS-CoV-2 itu menyebabkan virus menjadi lebih infeksius, tapi transisi itu berbeda di setiap wilayah di dunia mulai dari Eropa, Amerika Utara, Oceania dan Asia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menjadi tujuh tipe atau clade yakni S, V, L, G, GH, GR dan O (lainnya), yang mana GH adalah yang paling agresif.
Herawati menuturkan distribusi clade yang ada di Asia sangat beragam termasuk yang ada di Indonesia. Menurut dia, data urutan keseluruhan genom virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 berguna untuk bisa melihat mutasi yang terjadi dan mencari perubahan protein spike dari virus itu.
"Ini juga mengundang pertanyaan apa penyebab variasi tersebut apakah ada kemungkinan lingkungan berpengaruh ataupun inang juga berperan? Betul-betul banyak yang belum diketahui tentang virus ini yang layak untuk diteliti lebih lanjut," tutup Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bidang Penelitian Fundamental itu. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
